Jokowi Didesak Stadion Kanjuruhan Jadi Monumen Tragedi Kelam Sepak Bola
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia Cinta Kamtibmas (ICK) mendesak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ( Jokowi ) menjadikan Stadion Kanjuruhan sebagai monumen. Stadion itu tidak perlu dipakai lagi untuk pertandingan, namun dijadikan tempat mengenang para korban tragedi Kanjuruhan sekaligus monumen titik balik kebangkitan sepak bola nasional.
Menurut Ketua Presidium ICK, Gardi Gazarin, tragedi Kanjuruhan menimbulkan luka mendalam bagi sepak bola di Indonesia. Oleh karena itu, Gardi beranggapan Stadion Kanjuruhan lebih baik tidak perlu dipakai lagi. ICK mendesak stadion kebanggaan Aremania -sebutan suporter Arema FC- dijadikan sebagai monumen.
"ICK mendesak Stadion Kanjuruhan Malang itu didirikan sebagai monumen," kata Gardi dilansir dari rilis resmi ICK, Selasa (11/10/2022).
"Stadion Kanjuruhan tidak perlu dipakai lagi untuk laga pertandingan, tapi dijadikan monumen sebagai momentum kebangkitan sepak bola di Tanah Air," sambungnya.
Seperti diketahui, sepak bola Indonesia masih berduka usai tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022). Kala itu, Arema FC menjamu Persebaya Surabaya dalam laga lanjutan Liga 1 2022/20232. Pertandingan berakhir dengan kekalahan Arema FC 2-3.
Usai pertandingan, para pendukung Arema FC turun ke lapangan. Tindakan ini dianggap sebagai ancaman menurut pihak keamanan. Akhirnya, pihak keamanan mengusir para pendukung yang turun ke lapangan. Selain itu, mereka juga menembakkan gas air mata, yang menyebabkan para pendukung Arema FC panik.
Dalam kondisi kacau itu, pihak keamanan juga menembakkan gas air mata ke tribun penonton. Alhasil, para pendukung yang panik berupaya keluar dari stadion dengan cepat. Mereka berdesak-desakkan dan terinjak-injak dalam insiden itu lantaran sejumlah pintu keluar masih tertutup.
Pemerintah mengonfirmasi kejadian ini menyebabkan 131 orang meninggal dunia, 583 orang luka-luka, dan 33 lainnya masih menjalani perawatan.
Lebih lanjut, Gardi mengatakan monumen ini nantinya dijadikan sebagai simbol mengenang korban Tragedi Kanjuruhan. Menurutnya, fungsi monumen ini seperti Ground Zero, yang digunakan sebagai tempat mengenang korban Bom Bali.
"Hal terpenting lagi, tentunya tercatatnya 131 nama yang meninggal di monumen Kanjuruhan untuk mengenang ratusan korban yang begitu cintanya pada sepak bola," ujar Gardi.
"Di Bali ada Ground Zero monumen Bom Bali, untuk itu pemerintah juga tepat dan terhormat mendirikan Monumen Kanjuruhan. Kedua peristiwa itu sama sama merenggut banyak nyawa dan ratusan keluarga kehilangan orang orang yang mereka sayangi," ungkapnya.
Menurut Ketua Presidium ICK, Gardi Gazarin, tragedi Kanjuruhan menimbulkan luka mendalam bagi sepak bola di Indonesia. Oleh karena itu, Gardi beranggapan Stadion Kanjuruhan lebih baik tidak perlu dipakai lagi. ICK mendesak stadion kebanggaan Aremania -sebutan suporter Arema FC- dijadikan sebagai monumen.
"ICK mendesak Stadion Kanjuruhan Malang itu didirikan sebagai monumen," kata Gardi dilansir dari rilis resmi ICK, Selasa (11/10/2022).
"Stadion Kanjuruhan tidak perlu dipakai lagi untuk laga pertandingan, tapi dijadikan monumen sebagai momentum kebangkitan sepak bola di Tanah Air," sambungnya.
Baca Juga
Seperti diketahui, sepak bola Indonesia masih berduka usai tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022). Kala itu, Arema FC menjamu Persebaya Surabaya dalam laga lanjutan Liga 1 2022/20232. Pertandingan berakhir dengan kekalahan Arema FC 2-3.
Usai pertandingan, para pendukung Arema FC turun ke lapangan. Tindakan ini dianggap sebagai ancaman menurut pihak keamanan. Akhirnya, pihak keamanan mengusir para pendukung yang turun ke lapangan. Selain itu, mereka juga menembakkan gas air mata, yang menyebabkan para pendukung Arema FC panik.
Dalam kondisi kacau itu, pihak keamanan juga menembakkan gas air mata ke tribun penonton. Alhasil, para pendukung yang panik berupaya keluar dari stadion dengan cepat. Mereka berdesak-desakkan dan terinjak-injak dalam insiden itu lantaran sejumlah pintu keluar masih tertutup.
Pemerintah mengonfirmasi kejadian ini menyebabkan 131 orang meninggal dunia, 583 orang luka-luka, dan 33 lainnya masih menjalani perawatan.
Lebih lanjut, Gardi mengatakan monumen ini nantinya dijadikan sebagai simbol mengenang korban Tragedi Kanjuruhan. Menurutnya, fungsi monumen ini seperti Ground Zero, yang digunakan sebagai tempat mengenang korban Bom Bali.
"Hal terpenting lagi, tentunya tercatatnya 131 nama yang meninggal di monumen Kanjuruhan untuk mengenang ratusan korban yang begitu cintanya pada sepak bola," ujar Gardi.
"Di Bali ada Ground Zero monumen Bom Bali, untuk itu pemerintah juga tepat dan terhormat mendirikan Monumen Kanjuruhan. Kedua peristiwa itu sama sama merenggut banyak nyawa dan ratusan keluarga kehilangan orang orang yang mereka sayangi," ungkapnya.
(sha)