Iran Ngamuk AS Hapus Lambang di Bendera Jelang Duel Panas Grup B

Minggu, 27 November 2022 - 22:35 WIB
loading...
Iran Ngamuk AS Hapus Lambang di Bendera Jelang Duel Panas Grup B
Iran Ngamuk AS Hapus Lambang di Bendera Jelang Duel Panas Grup B/The Sun
A A A
Iran mengamuk saat Amerika Serikat menghapus lambang Republik Islam dari bendera mereka menjelang duel krusial Grup B Piala Dunia 2022. Iran dibuat marah setelah AS menghapus simbol Republik Islam dari bendera mereka.

Langkah itu dilakukan di tengah protes hak-hak perempuan nasional di Iran yang menantang pemerintah teokratis Teheran. Akun Twitter resmi AS memposting gambar klasemen Grup B Piala Dunia tetapi memutuskan untuk menghapus lambang "Allah" Republik Islam dan "takbir" dari bendera tiga warna Iran.



Timnas AS mengatakan gerakan itu untuk menunjukkan "dukungan bagi para wanita di Iran yang memperjuangkan hak asasi manusia" dan mereka menambahkan itu adalah tampilan satu kali dan itu akan mengembalikan simbol tersebut ke depan. Ini diduga melanggar pedoman FIFA, seperti yang ditunjukkan oleh media yang berafiliasi dengan negara Iran Tasnim News Agency.

Mereka bahkan meminta FIFA untuk mengeluarkan AS dari kompetisi. Mereka mencuit: "Menurut bagian 13 dari aturan #FIFA, siapa pun yang menyinggung martabat atau integritas suatu negara, seseorang atau sekelompok orang... akan dikenai sanksi skorsing yang berlangsung setidaknya sepuluh pertandingan atau periode tertentu, atau tindakan disipliner lain yang sesuai.”

Tweet selanjutnya menambahkan: "Dengan memposting gambar bendera Republik Islam #Iran yang terdistorsi di akun resminya, tim sepak bola #AS melanggar piagam @FIFAcom, di mana skorsing 10 pertandingan adalah hukuman yang sesuai. Tim #USA harus dikeluarkan dari #WorldCup2022.”



Iran akan melawan AS dalam pertandingan terakhir Grup B mereka dengan satu tempat di babak 16 besar untuk diperebutkan. Tim negara Timur Tengah itu memimpin grup Inggris dengan selisih satu poin.

Sorakan dan sorak sorai terdengar selama lagu kebangsaan Iran melawan Inggris dan Wales. Kerusuhan sipil berlanjut di Iran setelah kematian Mahsa Amini.

Wanita berusia 22 tahun itu meninggal dalam tahanan polisi karena ditangkap karena tidak mengenakan jilbabnya dengan benar. Ratusan pengunjuk rasa tewas di Teheran dan kota-kota lain.
(aww)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3642 seconds (0.1#10.140)