Kisah Bakhodir Jalolov: Usia 12 Tahun Ditipu Ayah Berlatih Tinju, Kini Petinju Raja KO

Jum'at, 09 Desember 2022 - 09:08 WIB
loading...
Kisah Bakhodir Jalolov: Usia 12 Tahun Ditipu Ayah Berlatih Tinju, Kini Petinju Raja KO
Kisah Bakhodir Jalolov: Usia 12 Tahun Ditipu Ayah Berlatih Tinju, Kini Petinju Raja KO/ShowTime
A A A
Kisah Bakhodir Jalolov saat usia 12 tahun ditipu ayahnya untuk berlatih tinju hingga menjelma menjadi petinju raja KO tak terkalahkan di kelas berat. Jalan hidup Bakhodir Jalolov yang awalnya ingin menjadi pemain sepak bola profesional malah menjadi petinju raja KO tak terkalahkan di kelas berat.

Bakhodir Jalolov yang berasal dari Uzbekistan digadang-gadang sebagai salah satu petinju kelas berat yang akan merusak peta kekuatan kelas berat di tengah dominasi raja WBC Tyson Fury dan juara WBA, WBO, IBF Oleksandr Usyk. Sebagai petinju kelas berat, Jalolov punya modal besar untuk merusak dominasi Fury dan Usyk.



Dengan tinggi 201 cm dan berat 112 kg, Bakhodir Jalolov yang dijuluki Big Uzbek diyakini bisa menjadi penantang juara dalam dua tahun ke depan. Munculnya Jalolov sudah diprediksi pengamat tinju seiring dominasinya di ring amatir yang dibuktikan dengan kesuksesannya menggondol medali emas Olimpiade Tokyo 2020. ''Tentu saja, malam terbaik saya adalah malam ketika saya memenangkan Olimpiade 2020,” kata Jalolov kepada The Ring melalui Alik Frolov.

Selain medali emas Olimpiade Tokyo, Jalolov juga meraih emas di Kejuaraan Dunia 2019. Masa depan Jalolov makin menjanjikan dengan prestasinya di jalur profesional dengan rekor 12 menang KO tanpa kalah. ''Tidak ada yang bisa dibandingkan dengannya. Mungkin hanya untuk menjadi juara kelas berat yang tak terbantahkan,''kata Jalolov.

Saat masa kanak-kanak, Jalolov adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Jalolov lahir dan besar di kota kecil Sariosiyo, hampir empat jam berkendara ke selatan ibu kota Uzbekistan, Tashkent. ''Saya tumbuh dalam keluarga biasa,'' katanya.

Jalolov boleh dibilang bongsor dengan tubuhnya yang tinggi bila dibandingkan anak seusianya ketika itu. Namun, fisiknya dianggap lemah sehingga dia memilih bermain sepak bola. ''Menjadi anak yang tinggi dan lemah, saya bermain sepak bola. Sebenarnya, saya cukup pandai dalam hal itu. Saya bermain untuk tim kota dan di liga remaja,''ungkapnya.

Di tahun-tahun awalnya, Jalolov tidak pernah tertarik dengan olahraga pertarungan tetapi ayahnya, seorang pegulat dan pria tangguh, yang bekerja sebagai polisi, ingin menguatkan putra satu-satunya. Selain tinju, dia suka bermain sepak bola, menghabiskan waktu bersama teman-temannya, dan bermain di PlayStation.

''Dia (ayah) ingin saya menjadi petarung, tetapi di kota kami hanya ada dua bagian olahraga: gulat gaya bebas dan sepak bola. Dan saya memilih sepak bola, karena saya (pikir) saya bagus dalam hal itu,''kata petinju muslim tersebut.

Jalolov kemudian mengisahkan awal mula sehingga dia menjadi petinju yang kelak diramal menjadi juara kelas berat. ''Pada usia 12 tahun, ayah saya memberi tahu saya bahwa dia akan mengirim saya ke sekolah olahraga bermain sepak bola. Tetapi dia menipu saya dan mengirim saya ke kelas tinju, dan berjanji kepada saya bahwa jika ada lowongan di kelas sepak bola, dia akan bawa aku ke sana,''tutur Jalolov mengenang.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2090 seconds (0.1#10.140)