Dengan Protokol Kesehatan, Jepang Izinkan Suporter Datang ke Stadion
loading...
A
A
A
TOKYO - Jepang telah mengizinkan suporter datang ke sadion. Kebijakan ini mendandai babak baru dalam langkah mereka menghidupkan kembali gairah olahraga .
Sebelum ini Jepang membuka aktivitas olahraga seperti liga sepak bola (J-League) dan bisbol. Namun, semua itu baru sebatas memulai pertandingan tanpa penonton. (Lihat Grafis: Waspada Olahraga di Tengah Corona )
Semua berubah ketika seorang ahli pemerintahan di Jepang menyetujui langkah untuk mendatangkan kembali penonton ke stadion. Semula yang diperbolehkan hanya 1000 orang, tetapi kini jadi 5.000 orang yang boleh datang.
Sementara itu, soal jumlah, laporan Inside The Games menyebut hanya 50% dari kapasitas stadion yang boleh hadir . Adapun mereka semua diminta mematuhi protokol kesehatan seperti mengenakan masker, duduk berjarak, dan mencuci tangan.
“Penggemar diizinkan kembali ke stadion pada 1 Agustus,” tulis Inside The Games dalam laporannya.
Dalam kondisi seperti ini, keputusan dapat berubah sewaktu-waktu. Jepang sendiri masih sangat berhati-hati membuat pelonggaran aturan sambil melihat jumlah lonjakan kasus positif di negara itu. (Baca juga: Mayoritas Warga Jepang Pesimistis Olimpiade Terlaksana Tahun Depan )
Sebelum ini Jepang membuka aktivitas olahraga seperti liga sepak bola (J-League) dan bisbol. Namun, semua itu baru sebatas memulai pertandingan tanpa penonton. (Lihat Grafis: Waspada Olahraga di Tengah Corona )
Semua berubah ketika seorang ahli pemerintahan di Jepang menyetujui langkah untuk mendatangkan kembali penonton ke stadion. Semula yang diperbolehkan hanya 1000 orang, tetapi kini jadi 5.000 orang yang boleh datang.
Sementara itu, soal jumlah, laporan Inside The Games menyebut hanya 50% dari kapasitas stadion yang boleh hadir . Adapun mereka semua diminta mematuhi protokol kesehatan seperti mengenakan masker, duduk berjarak, dan mencuci tangan.
“Penggemar diizinkan kembali ke stadion pada 1 Agustus,” tulis Inside The Games dalam laporannya.
Dalam kondisi seperti ini, keputusan dapat berubah sewaktu-waktu. Jepang sendiri masih sangat berhati-hati membuat pelonggaran aturan sambil melihat jumlah lonjakan kasus positif di negara itu. (Baca juga: Mayoritas Warga Jepang Pesimistis Olimpiade Terlaksana Tahun Depan )
(bbk)