Latinusa Bidik 80% Pasar Pelat Timah

Jum'at, 27 Maret 2015 - 09:13 WIB
Latinusa Bidik 80% Pasar Pelat Timah
Latinusa Bidik 80% Pasar Pelat Timah
A A A
JAKARTA - PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa berambisi menguasai pangsa pasar (market share) pelat timah (tinplate) nasional hingga mencapai 80%.

Pemain tunggal pelat timah di Tanah Air ini pada 2014 telah menguasai pangsa pasar (market share) sebesar 62,63% atau turun dibandingkan pada 2013 yang mencapai 63,36%. Direktur Utama Latinusa Ardhiman TA menuturkan, dengan pemberlakuan kebijakan penghapusan bea masuk (BM) untuk tinplate impor dalam beberapa tahun lalu, Indonesia dinilai sebagai salah satu pasar tinplateyang prospektif bagi produsen regional.

Akibatnya, produk tinplate asing dengan berbagai jenis masuk ke Indonesia. Kondisi tersebut pun menyebabkan kinerja Latinusa terus mengalami penurunan. Bertolak dari kondisi tersebut, Latinusa mengajukan petisi antidumping kepada pemerintah.

Merujuk hasil tinjauan yang telah dilakukan berdasarkan dugaan antidumping tersebut, maka sejak Februari 2014 pemerintah telah melakukan pemberlakuan pajak antidumping pada produsen tertentu asal Korea Selatan, China, dan Taiwan berkisar antara 4,4% hingga 7,9%.

”Persentase pajak antidumping yang lebih rendah dari ekspektasi pasar belum bisa menghalangi produsen tinplate asing yang masuk ke Tanah Air. Alhasil, pangsa pasar kita tetap tergerus,” kata Ardhiman dalam paparan publik perseroan di Jakarta, kemarin.

Meski demikian, kondisi industri yang menantang tidak menyurutkan semangat Latinusa untuk berbenah diri dan revitalisasi demi memperkuat kemampuan bersaing dengan kompetitor. ”Belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini, kami menganggarkan sebesar USD1,1 juta. Dana itu sengaja dicadangkan dalam rangka optimalisasi kemampuan produksi yang lebih efisien dan produktif di pabrik perseroan,” tegasnya.

Dia juga mengatakan, Latinusa bakal memperluas segmen pasar yang dilayani, terutama segmen konsumen premium seperti industri makanan dan minuman, produsen susu, serta konsumen yang menuntut karakteristik kemasan tinplate yang sangat khusus, termasuk industri baterai kering. ”Dengan demikian, bukan tidak mungkin kami akan kuasai pangsa pasar tinplate dalam negeri hingga 80%,” pungkasnya.

Sepanjang 2014 Latinusa mencatat penjualan sebanyak 141.031 ton, atau turun 2,96% dibandingkan 2013. Sedangkan, pangsa pasar sekitar 37,5% masih dikuasai produk impor, terutama produk China.

Direktur Keuangan Latinusa Slamet Gunawan menuturkan, sumber pendanaan capex tahun ini akan disumbang dari kas internal perseroan yang diperoleh dari hasil depresiasi rupiah. ”Adanya penurunan rupiah terhadap dolar AS belakangan ini justru menguntungkan perusahaan, karena penjualan Latinusa memakai dolar AS. Jadi, hasil depresiasi rupiah akan kami alokasikan untuk pendanaan capex tahun ini,” ujarnya.

Latinusa menjalankan seluruh kegiatan produksi dari pabrik yang berlokasi di Cilegon, Banten, dengan kapasitas produksi terpasang saat ini sebesar 160.000 ton per tahun. Tahun ini perseroan akan meningkatkan utilisasi pabrik tersebut dengan dana capex tersebut.

Direktur Komersial Latinusa R Suprapto Indroprayitno menambahkan, sebagian besar penjualan produk tinplate Latinusa masih tertuju untuk melayani kebutuhan kemasan pelanggan sektor industri makanan dan minuman nasional.

”Pada tahun ini, kami akan lebih fokus serta meningkatkan produksi untuk kebutuhan kemasan sektor industri makanan dan minuman,” pungkasnya.

Heru febrianto
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4894 seconds (0.1#10.140)