3 Dampak Buruk Akibat Dihentikannya Liga 2 dan Liga 3 di Indonesia oleh Exco PSSI

Jum'at, 13 Januari 2023 - 17:30 WIB
loading...
3 Dampak Buruk Akibat Dihentikannya Liga 2 dan Liga 3 di Indonesia oleh Exco PSSI
Efek buruk dari berhentinya Liga 2 dan Liga 3 di Indonesia akan dibahas di artikel ini. Imbas terparah diperkirakan akan menimpa para pemain / Foto: Wikipedia Kolase
A A A
JAKARTA - Efek buruk dari berhentinya Liga 2 dan Liga 3 di Indonesia akan dibahas di artikel ini. Imbas terparah diperkirakan akan menimpa para pemain.

Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) resmi menghentikan kompetisi Liga 2 dan Liga 3 musim 2022/2023. Hal ini lantas mendapat tanggapan beragam dari para pecinta sepak bola Indonesia.

Adapun keputusan penghentian liga ini didasarkan pada hasil rapat antara PSSI dan Exco pada Kamis, (12/1/2023). Dalam hal ini, mereka menyebut bahwa dihentikannya liga juga didasarkan atas permintaan beberapa klub pesertanya.

BACA JUGA: Liga 2 Disetop, Presiden Madura United: Hentikan Kompetisi Wajib Persetujuan Kongres!

Pada keberlanjutannya, keputusan kontroversial ini tentu akan memunculkan sejumlah dampak buruk ke depannya. Tak hanya bagi para klub, namun juga para pemain dan ofisial terkait.

Berikut 3 Dampak Buruk dari Berhentinya Liga 2 dan Liga 3 di Indonesia

1. Para Pemain dan Ofisial Klub Terancam Kehilangan Pekerjaan

Satu hal yang pasti dalam kaitannya dengan pemberhentian Liga 2 dan Liga 3 ini adalah terancam kehilangan pekerjaan. Tak hanya para pemain, namun juga ada para ofisial klub, serta elemen lain yang tentunya akan terkena imbasnya.

Lebih lanjut, di Indonesia sendiri cukup banyak orang yang menggantungkan hidupnya dari sepak bola. Bisa dibayangkan, apabila mereka tiba-tiba diputus kontrak, tentunya orang-orang akan kehilangan sumber penghidupan sehari-hari.

Selain itu, untuk pemilik klub sendiri juga bisa bangkrut. Tidak adanya kompetisi membuat mereka juga tak memiliki pemasukan. Dampak ini akan sangat terasa bagi klub-klub baru yang belum stabil keuangannya.

2. Terhambatnya Laju Bibit-Bibit Unggul

Berbeda dengan kasta Liga 1 yang banyak berisikan pemain senior dan pemain asing, Liga 2 dan 3 banyak dihuni pemain-pemain muda dari penjuru Indonesia. Tak jarang, nantinya apabila mereka bersinar, tim-tim kasta teratas di Liga Indonesia bisa saja langsung membelinya.

Akan tetapi, dengan diberhentikannya Liga 2 dan 3 oleh PSSI, potensi para bibit-bibit unggul ini tentu tak akan terlihat. Tidak ada kompetisi, maka mereka juga tidak punya kesempatan untuk menampilkan performa apiknya sebagai pemain.

3. Rawan Kecurangan

Dengan dihentikannya kompetisi Liga 2 di Indonesia, secara otomatis tak akan ada klub Liga 2 yang bisa promosi ke Liga 1 musim ini. Singkatnya, mau tidak mau Liga 1 juga menerapkan tidak ada sistem degradasi untuk musim ini.

Hal ini tentu bisa menimbulkan kecurigaan terkait kemungkinan kecurangan pada jalannya kompetisi Liga 1. Seperti yang diketahui, dengan tidak adanya degradasi, para klub bisa saja bermain kotor atau tidak bermain dengan sungguh-sungguh.

Mereka tidak akan khawatir berada di posisi terbawah, karena faktanya sistem telah berubah dan musim ini tak ada degradasi

(yov)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1054 seconds (0.1#10.140)