Berpisah dengan Timnas Vietnam, Park Hang-seo: Saya Menangis
loading...
A
A
A
RANGSIT - Pelatih Park Hang-seo menyampaikan pesan perpisahan kepada Timnas Vietnam selepas leg kedua final Piala AFF 2022. Pikirannya terbelah antara mengingat kenangan indah dan penyesalan bersama The Golden Stars.
Itu disampaikan Park setelah gagal menjuarai Piala AFF 2022. Vietnam hanya jadi runner-up karena kalah agregat 2-3 dengan Thailand.
Kedua tim imbang 2-2 saat leg pertama di MyDinh Stadium, Hanoi, pada 13 Januari. Namun, Thailand menang 1-0 pada leg kedua di Thammasat Stadium, Rangsit, Senin (17/1/2023) malam WIB.
Itu menjadi laga terakhir Park setelah bertugas selama 5 tahun menangani Vietnam. Pelatih asal Korea Selatan itu meminta maaf karena tak bisa memberikan kado perpisahan.
“Saya ingin memenangkan kejuaraan untuk memberikan hadiah kepada para penggemar Vietnam, tetapi saya tidak bisa," ucap Park, dikutip laman Zing.
"Maaf. Saya pikir kemampuan saya masih kurang. para pemain telah bekerja sangat keras. Saya harap para penggemar bersorak dan menyemangati dari pada mengkritik mereka," lanjutnya.
Park melakukan debut sebagai pelatih Vietnam pada 2017. Dia membuat tim asuhannya berkembang signifikan. Sejumlah prestasi dapat diraihnya.
Pelatih berusia 65 tahun itu pernah menjuarai Piala AFF 2018. Itu setelah mengalahkan Malaysia dengan agregat 3-2 di final.
Setelah itu, dia bisa membawa Vietnam lolos ke perempat final Piala Asia 2019. Lalu tembus fase grup akhir Kualifikasi Piala Dunia 2022 untuk bersaing dengan Arab Saudi, Jepang, dan Australia.
Meski akhirnya kandas, tapi itu merupakan prestasi langka bagi tim Asia Tenggara. Ranking FIFA Vietnam saat ini berada di urutan 96, tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.
"Dalam lima tahun terakhir, saya sangat termotivasi. Saya pikir saya masih seorang pelatih dengan banyak kekurangan, selalu berjuang melalui setiap pertandingan," ujarnya.
"Penyesalannya adalah saya tidak lagi menemani para pemain. Kami telah mengalami banyak suka dan duka bersama. Tidak bersama para pemain membuat saya sangat sedih,” sambung Park.
Gagalnya Vietnam juara Piala AFF 2022 membuat Park sangat menyesal. Dia mengaku sedih tak bisa memberi hadiah terbaik. Hal itu juga yang menutupi kenangan indah selama ini.
"Di kepala saya, ada dua aliran pikiran: mengingat kenangan indah dan penyesalan. Saya menyalahkan diri saya sendiri karena tidak bisa memenangkan kejuaraan. Saya tidak tahu apa yang saya lewatkan,” jelasnya.
“Kegagalan adalah saat kita harus mengubah banyak hal. Ketika kita gagal, kita harus menahan rasa sakit. Saya ingin menghibur orang yang saya sakiti."
"Saya tahu saya kurang. Tapi, saya tahu apa yang harus dilakukan sekarang. Jika ada rasa sakit, saya harus menghadapinya. Saya menangis sendiri untuk itu. Bagaimanapun, saya masih harus melanjutkan," pungkas Park.
Itu disampaikan Park setelah gagal menjuarai Piala AFF 2022. Vietnam hanya jadi runner-up karena kalah agregat 2-3 dengan Thailand.
Kedua tim imbang 2-2 saat leg pertama di MyDinh Stadium, Hanoi, pada 13 Januari. Namun, Thailand menang 1-0 pada leg kedua di Thammasat Stadium, Rangsit, Senin (17/1/2023) malam WIB.
Itu menjadi laga terakhir Park setelah bertugas selama 5 tahun menangani Vietnam. Pelatih asal Korea Selatan itu meminta maaf karena tak bisa memberikan kado perpisahan.
“Saya ingin memenangkan kejuaraan untuk memberikan hadiah kepada para penggemar Vietnam, tetapi saya tidak bisa," ucap Park, dikutip laman Zing.
"Maaf. Saya pikir kemampuan saya masih kurang. para pemain telah bekerja sangat keras. Saya harap para penggemar bersorak dan menyemangati dari pada mengkritik mereka," lanjutnya.
Park melakukan debut sebagai pelatih Vietnam pada 2017. Dia membuat tim asuhannya berkembang signifikan. Sejumlah prestasi dapat diraihnya.
Pelatih berusia 65 tahun itu pernah menjuarai Piala AFF 2018. Itu setelah mengalahkan Malaysia dengan agregat 3-2 di final.
Setelah itu, dia bisa membawa Vietnam lolos ke perempat final Piala Asia 2019. Lalu tembus fase grup akhir Kualifikasi Piala Dunia 2022 untuk bersaing dengan Arab Saudi, Jepang, dan Australia.
Meski akhirnya kandas, tapi itu merupakan prestasi langka bagi tim Asia Tenggara. Ranking FIFA Vietnam saat ini berada di urutan 96, tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.
"Dalam lima tahun terakhir, saya sangat termotivasi. Saya pikir saya masih seorang pelatih dengan banyak kekurangan, selalu berjuang melalui setiap pertandingan," ujarnya.
"Penyesalannya adalah saya tidak lagi menemani para pemain. Kami telah mengalami banyak suka dan duka bersama. Tidak bersama para pemain membuat saya sangat sedih,” sambung Park.
Gagalnya Vietnam juara Piala AFF 2022 membuat Park sangat menyesal. Dia mengaku sedih tak bisa memberi hadiah terbaik. Hal itu juga yang menutupi kenangan indah selama ini.
"Di kepala saya, ada dua aliran pikiran: mengingat kenangan indah dan penyesalan. Saya menyalahkan diri saya sendiri karena tidak bisa memenangkan kejuaraan. Saya tidak tahu apa yang saya lewatkan,” jelasnya.
“Kegagalan adalah saat kita harus mengubah banyak hal. Ketika kita gagal, kita harus menahan rasa sakit. Saya ingin menghibur orang yang saya sakiti."
Baca Juga
"Saya tahu saya kurang. Tapi, saya tahu apa yang harus dilakukan sekarang. Jika ada rasa sakit, saya harus menghadapinya. Saya menangis sendiri untuk itu. Bagaimanapun, saya masih harus melanjutkan," pungkas Park.
(mirz)