Rusia Tak Peduli Gagal Tampil di Olimpiade
A
A
A
MOSKOW - Rusia rupanya tak peduli terancam gagal tampil di Olimpiade 2016 lantaran skandal doping. Kontingen negeri Beruang Merah hingga sampai saat ini tidak merasa terganggu berita di luaran dan terus melakukan persiapan.
Saat ini olah raga Rusia tengah mendapatkan sorotan tajam dari dunia. Skandal doping yang dilakukan secara masiv terkuak. Imbasnya, Komite Olimpiade Internasional (IOC) tengah mempertimbangkan keikutsertaan Rusia di pesta olah raga empat tahunan yang akan digelar di Rio de Janeiro, Agustus mendatang.
"Kami tetap mempersiapkan diri ke olimpiade. Kontingen Rusia jelas mempersiapkan diri. Kami adalah pendukung ide olimpiade, anggota keluarga olimpiade. Kami akan melawan situasi yang merugikan gerakan olimpiade," jelas juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov dilansir Sputnik, Selasa (19/7/2016).
Sementara itu, Komite Eksekutif IOC akan menggelar pertemuan guna membahas temuan
pengacara asal Kanada, Richard McLaren yang ditugaskan badan anti-doping (WADA). Secara resmi ia berhasil membuka laporan terkait kasus doping Rusia. Laporan tersebut menyebut praktek doping atlet Rusia selama Olimpade Sochi 2014 disponsori negara.
"Hasil mengejutkan dari Investigasi Sochi adalah peran pemerintah dalam mengatur laboratorium anti-doping di Moskow, dan menutupi semua sampel urin milik atlet Rusia dari hampir semua cabang olahraga sebelum dan sesudah Olimpiade Sochi," demikian laporan McLaren dalam konferensi pers Senin (18/7/2016) WIB lalu.
Dari hasil penelesuran diketahui ada 1.417 sampel di laboratorium anti-doping Rusia, sebanyak 139 sampel urin atlet dari cabang atletik dinyatakan positif doping. Artinya, sebanyak 139 atlet yang menggunakan doping bebas berkeliaran mengikuti olimpiade tersebut.
Saat ini olah raga Rusia tengah mendapatkan sorotan tajam dari dunia. Skandal doping yang dilakukan secara masiv terkuak. Imbasnya, Komite Olimpiade Internasional (IOC) tengah mempertimbangkan keikutsertaan Rusia di pesta olah raga empat tahunan yang akan digelar di Rio de Janeiro, Agustus mendatang.
"Kami tetap mempersiapkan diri ke olimpiade. Kontingen Rusia jelas mempersiapkan diri. Kami adalah pendukung ide olimpiade, anggota keluarga olimpiade. Kami akan melawan situasi yang merugikan gerakan olimpiade," jelas juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov dilansir Sputnik, Selasa (19/7/2016).
Sementara itu, Komite Eksekutif IOC akan menggelar pertemuan guna membahas temuan
pengacara asal Kanada, Richard McLaren yang ditugaskan badan anti-doping (WADA). Secara resmi ia berhasil membuka laporan terkait kasus doping Rusia. Laporan tersebut menyebut praktek doping atlet Rusia selama Olimpade Sochi 2014 disponsori negara.
"Hasil mengejutkan dari Investigasi Sochi adalah peran pemerintah dalam mengatur laboratorium anti-doping di Moskow, dan menutupi semua sampel urin milik atlet Rusia dari hampir semua cabang olahraga sebelum dan sesudah Olimpiade Sochi," demikian laporan McLaren dalam konferensi pers Senin (18/7/2016) WIB lalu.
Dari hasil penelesuran diketahui ada 1.417 sampel di laboratorium anti-doping Rusia, sebanyak 139 sampel urin atlet dari cabang atletik dinyatakan positif doping. Artinya, sebanyak 139 atlet yang menggunakan doping bebas berkeliaran mengikuti olimpiade tersebut.
(bbk)