Suruh Klub Bikin Turnamen, Sriwijaya FC Sebut PT Liga Konyol
A
A
A
PALEMBANG - Manajemen Sriwijaya FC menyebut usulan PT. Liga Indonesia (Liga) agar klub menggelar turnamen sendiri di masa jeda kompetisi adalah konyol. ''Kita (klub dari Sriwijaya FC) tidak akan menggelar turnamen seperti tawaran LI. Bagi kami itu sangat konyol, pastinya hanya menambah permasalahan baru saja,''kata Sekretaris PT. Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Faisal Mursyid, Kamis (21/5).
Reaksi itu menyikapi pernyataan Corporate Secretary PT Liga Indonesia, Tigor Shalom Boboy bahwa Liga memberikan lampu hijau kepada tim-tim Indonesia Super League (ISL) untuk menggelar turnamen sendiri. Turnamen tersebut menjadi pengganti turnamen pramusim QNB Indonesia Champions Cup 2015 yang batal digelar.
''Memang benar kami (klub) sangat butuh turnamen untuk mengisi kekosongan jedah kompetisi agar tim bisa terjaga. Tetapi kerugian klub akan jauh lebih besar lagi belum gaji pemain dan sebagainya,''kritik Faisal.
Selain itu, Faisal menuturkan, kondisi sekarang pun banyak klub mengambil langkah aman membubarkan tim karena ketidak jelasan kompetisi. Tentunya membuat turnamen lagi, bukan solusi terbaik untuk menyelamatkan persepakbolaan Indonesia.
''Siapa pesertanya karena klub ada yang telah bubar! Lagian juga membuat turnamen bukan lagi solusi. Kepastian kompetisi menjadi pertanyaan klub, apakah QNB-League bisa bergulir. Bagaimana dengan sanksi FIFA, dan sebagainya itu yang menjadi pikiran kami bukan turnamen pra musim lagi,''ungkapnya.
Selain itu, manajemen SFC juga menuturkan telah mengalami kerugian sebesar Rp5 miliar dari tiga laga sia-sia QNB-League 2015. Malangnya Liga hanya mengganti kerugian pertandingan tandang (away) sesudah 17 April 2015.
Kompensasi dari Liga diberikan kepada klub sekitar 50 hingga 100 juta rupiah untuk setiap tim. Sedangkan Laskar Wong Kito hanya menjalani satu-satunya laga tandang kontra PSM Makassar pada tanggal 11 April 2015.
''Tentunya kita tidak mendapatkan ganti rugi itu hanya beberapa klub saja. Kami tidak mempersoalkan hal itu kami cukup mengerti saja. Walapun kita juga banyak sekali mengalami kerugian finansial,ā€¯pungkasnya.
Reaksi itu menyikapi pernyataan Corporate Secretary PT Liga Indonesia, Tigor Shalom Boboy bahwa Liga memberikan lampu hijau kepada tim-tim Indonesia Super League (ISL) untuk menggelar turnamen sendiri. Turnamen tersebut menjadi pengganti turnamen pramusim QNB Indonesia Champions Cup 2015 yang batal digelar.
''Memang benar kami (klub) sangat butuh turnamen untuk mengisi kekosongan jedah kompetisi agar tim bisa terjaga. Tetapi kerugian klub akan jauh lebih besar lagi belum gaji pemain dan sebagainya,''kritik Faisal.
Selain itu, Faisal menuturkan, kondisi sekarang pun banyak klub mengambil langkah aman membubarkan tim karena ketidak jelasan kompetisi. Tentunya membuat turnamen lagi, bukan solusi terbaik untuk menyelamatkan persepakbolaan Indonesia.
''Siapa pesertanya karena klub ada yang telah bubar! Lagian juga membuat turnamen bukan lagi solusi. Kepastian kompetisi menjadi pertanyaan klub, apakah QNB-League bisa bergulir. Bagaimana dengan sanksi FIFA, dan sebagainya itu yang menjadi pikiran kami bukan turnamen pra musim lagi,''ungkapnya.
Selain itu, manajemen SFC juga menuturkan telah mengalami kerugian sebesar Rp5 miliar dari tiga laga sia-sia QNB-League 2015. Malangnya Liga hanya mengganti kerugian pertandingan tandang (away) sesudah 17 April 2015.
Kompensasi dari Liga diberikan kepada klub sekitar 50 hingga 100 juta rupiah untuk setiap tim. Sedangkan Laskar Wong Kito hanya menjalani satu-satunya laga tandang kontra PSM Makassar pada tanggal 11 April 2015.
''Tentunya kita tidak mendapatkan ganti rugi itu hanya beberapa klub saja. Kami tidak mempersoalkan hal itu kami cukup mengerti saja. Walapun kita juga banyak sekali mengalami kerugian finansial,ā€¯pungkasnya.
(aww)