DeGale Curi Gelar IBF Milik Cobra
A
A
A
BOSTON - James DeGale memenangkan duel perebutan gelar juara tinju kelas menengah super IBF yang ditinggalkan Carl Froch, setelah mencetak kemenangan bulat atas Andre Direll dengan skor 114-112, 117-109, 114-112. Berkat kemenangan ini ia masuk dalam daftar petinju pertama Inggris dengan mengawinkan medali emas Olimpiade dengan gelar juara dunia profesional.
Duel yang berlangsung di Agganis Arena, Boston, Sabtu (23/5/2015) malam waktu setempat atau Minggu (24/5/2015) WIB, kedua petinju tampil agresif sepanjang pertarungan ini berlangsung. Pada ronde kedua, mata kanan DeGale terpaksa dipermak Dirrell setelah kedua petinju saling berbenturan kepala.
Kendati demikian, DeGale akhirnya berhasil mengkanvaskan lawannya sebanyak dua kali di ronde kedua lewat hook kirinya. Dirrell berhasil bangkit di ronde ketiga dan keempat. Namun perjuangannya untuk merebut gelar IBF masih menemui hambatan, sebab Chunky - julukan - DeGale lagi-lagi tampil impresif di ronde keenam, 11, dan 12. (Baca juga: Kemenpora Kaget Soal Honor dan Nasib Petinju Indonesia)
Menurut rapor ketiga juri atau hakim pertarungan, petinju berusia 29 tahun itu unggul dalam akurasi pukulan di ronde kedua dan ketiga dengan 95-93 dan 97-91. Dengan kemenangan tersebut, DeGale mengambil sabuk juara tinju kelas menengah IBF yang ditinggalkan Froch. Sekaligus memperpanjang rekor 21-1 dengan 14 KO. Sementara Dirrell kembali ke Detroit dengan kerugian (24-2 dengan 16 KO).
Setelah pertarungan DeGale tidak percaya apa yang baru saja diraih. "Saya tidak bisa berkata-kata. Karena saya tidak pernah membayangkan karir saya bisa berjalan mulus seperti ini, terutama apa yang telah saya lakukan untuk memenangkan gelar juara dunia. Ini adalah perasaan yang luar biasa," terang DeGale seperti dikutip Boxingnews.
Ketika ditanya bagaimana rasanya sukses mencetak sejarah, DeGale menjawab: "Saya telah membuat sejarah. Saya peraih medali Olimpiade pertama yang memenangkan gelar juara dunia."
Duel yang berlangsung di Agganis Arena, Boston, Sabtu (23/5/2015) malam waktu setempat atau Minggu (24/5/2015) WIB, kedua petinju tampil agresif sepanjang pertarungan ini berlangsung. Pada ronde kedua, mata kanan DeGale terpaksa dipermak Dirrell setelah kedua petinju saling berbenturan kepala.
Kendati demikian, DeGale akhirnya berhasil mengkanvaskan lawannya sebanyak dua kali di ronde kedua lewat hook kirinya. Dirrell berhasil bangkit di ronde ketiga dan keempat. Namun perjuangannya untuk merebut gelar IBF masih menemui hambatan, sebab Chunky - julukan - DeGale lagi-lagi tampil impresif di ronde keenam, 11, dan 12. (Baca juga: Kemenpora Kaget Soal Honor dan Nasib Petinju Indonesia)
Menurut rapor ketiga juri atau hakim pertarungan, petinju berusia 29 tahun itu unggul dalam akurasi pukulan di ronde kedua dan ketiga dengan 95-93 dan 97-91. Dengan kemenangan tersebut, DeGale mengambil sabuk juara tinju kelas menengah IBF yang ditinggalkan Froch. Sekaligus memperpanjang rekor 21-1 dengan 14 KO. Sementara Dirrell kembali ke Detroit dengan kerugian (24-2 dengan 16 KO).
Setelah pertarungan DeGale tidak percaya apa yang baru saja diraih. "Saya tidak bisa berkata-kata. Karena saya tidak pernah membayangkan karir saya bisa berjalan mulus seperti ini, terutama apa yang telah saya lakukan untuk memenangkan gelar juara dunia. Ini adalah perasaan yang luar biasa," terang DeGale seperti dikutip Boxingnews.
Ketika ditanya bagaimana rasanya sukses mencetak sejarah, DeGale menjawab: "Saya telah membuat sejarah. Saya peraih medali Olimpiade pertama yang memenangkan gelar juara dunia."
(akr)