Dedi Kusnandar, Antara Kecewa dan Beruntung

Minggu, 31 Mei 2015 - 17:58 WIB
Dedi Kusnandar, Antara Kecewa dan Beruntung
Dedi Kusnandar, Antara Kecewa dan Beruntung
A A A
BANDUNG - Gelandang Persib Bandung Dedi Kusnandar kecewa terhadap sanksi yang dijatuhkan FIFA untuk persepakbolaan Indonesia. Namun, pemain kelahiran Sumedang, Jawa Barat, 23 Juli 1991, itu mengaku senang dan beruntung menjadi bagian tim nasional (timnas) senior kendati keikutsertaan Indosesia di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2018 masih meragukan.

"Pasti kecewa dengan jatuhnya sanksi FIFA. Sebab, ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan sepak bola nasional," kata Dedi.

Awalnya, ada harapan Dedi tidak menganggur setelah Persib hanya bisa bertahan di 16 besar Piala AFC 2015, setelah disingkirkan Kitchee FC 0-2. Sebab, Dedi masuk dalam skuat yang disiapkan Pelatih Pieter Egge Huistra untuk laga kualifkasi Piala Dunia 2018 zona Asia. Namun, jatuhnya sanksi FIFA, kemungkinan laga timnas juga akan dibekukan.

Indonesia mendapat sanksi FIFA dalam rapat Komite Eksekutif di Zurich, Swiss, Sabtu (30/5/2015). Hukuman itu berupa isolasi terhadap aktivitas internasional dalam lingkup kompetisi FIFA dan AFC, untuk timnas dan klub. FIFA menyatakan PSSI telah melanggar pasal 13 dan 17 Statuta FIFA, soal campur tangan pihak pemerintah. (Baca juga: Inilah Bentuk Hukuman FIFA Terhadap Sepak Bola Indonesia)

Pada kualfikasi Piala Dunia 2018 Rusia zona Asia, Indonesia tergabung dalam Grup F bersama Thailand, Irak, Taiwan, dan Vietnam. Pada dua laga awal skuat Merah Putih menghadapi Taiwan, 11 Juni, disambung versus Irak pada 16 Juni. Jika sebelum tanggal tersebut Indonesia masih dalam kungkungan sanksi FIFA, maka timnas Merah Putih tak bisa melakoni laga tersebut.

Tim Maung Bandung diliburkan seusai kekalahan di Piala AFC. Namun, bagi Dedi hal itu bukan halangan untuk tetap menjaga performanya meskipun tidak bersama tim. Baginya, menjaga kondisi fisik adalah hal mutlak yang harus dilakoni. "Meskipun tidak latihan dengan tim, saya masih bisa futsal sama teman-teman untuk menjaga kondisi,"katanya.

Pelatih Persib Bandung Djadjang Nurdjaman sudah memperkirakan Indonesia bakal dijatuhi sanksi oleh federasi sepak bola tertinggi di Dunia itu. Pasalnya, Djanur melihat selama Menpora membekukan PSSI, tidak ada banyak perubahan, bahkan kondisinya semakin parah ketika kompetisi domestik akhirnya terhenti. Karena kisruh ini juga, Djanur pun akhirnya meliburkan skuat Maung Bandung. Programnya selama satu tahun ini dia hentikan, sambil menunggu kejelasan dari pihak PSSI mau pun Menpora soal masa depan sepak bola Indonesia.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6255 seconds (0.1#10.140)