Umuh Gunakan Persib Sebagai Kendaraan untuk Mencari Keuntungan?
A
A
A
BANDUNG - Komentar manajer Persib Bandung, umuh Muchtar yang mengusulkan agar PSSI menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) memang cukup mengejutkan banyak kalangan di Indonesia. Pasalnya, Umuh sebelumnya justru dikenal sebagai salah satu pihak yang memberikan dukungan paling besar terhadap apa yang telah disepakati para pelaku sepak bola yang berkumpul pada KLB PSSI yang berlangsung di Surabaya.
Kala itu, Umuh yang juga menjabat sebagai Komisaris PT Liga Indonesia, dengan tegas menyuarakan ikrarnya untuk terus memberikan dukungan kepada PSSI selaku otoritas sepak bola tertinggi di Indonesia. Namun begitu konflik antara PSSI dan Menpora menebal, Umuh justru kini mendustakan semua ucapannya dan balik menentang semua keputusan PSSI yang telah dirampungkan dalam KLB Surabaya.
''Adanya keinginan saudara Umuh Muchtar untuk mengadakan KLB ulang merupakan contoh manusia pendusta dan penghianat. Mengapa demikian? 18 Klub ISL, termasuk Persib yang dia managernya, pasca KLB Surabaya telah beberapa kali menyatakan kebulatan tekad dan dukungan penuh kepada PSSI hasil KLB Surabaya. Kok sekarang mbalelo lagi!!!,'' ujar La Siya yang merupakan Ketua Harian Persipura Jayapura.
Namun bagi sebagian pelaku sepak bola, inkonsistensi Umuh Muchtar dalam mengambil keputusan dan tindakan di ranah sepak bola sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Malahan, Umuh dianggap sengaja menggunakan Persib sebagai kendaraan dan menghalalkan segala cara hanya demi mencari keuntungan dari sepak bola.
Buktinya, pada saat Indonesia masih memiliki dualisme sepak bola, Umuh justru dengan sengaja berpindah dari satu kompetisi ke kompetisi lainnya hanya dengan mempertimbangkan besar-kecilnya keuntungan yang mungkin di dapat Persib sebagai klub yang dinaunginya. Hal inilah yang kemudian memunculkan wacana untuk segera mengasingkan Umuh Muchtar dari segala bentuk kegiatan sepak bola nasional.
''Urusan mbalelo sebenarnya tidak aneh bagi saudara Umuh Muchtar. Masih segar di ingatan kita pada saat dualisme kompetisi dahulu, awalnya mendukung IPL karena diuntungkan dengan ditunjuk sebagai tuan rumah laga perdana, yang seharusnya kalau mau jujur bukan haknya, tapi secara tradisi hak klub juara kompetisi tahun sebelumnya. Setelah melakoni pertandingan perdana IPL melawan Semen Padang, akhirnya lari ke ISL setelah tahu lebih menguntungkan karena mayoritas klub papan atas mendukung ISL,'' jelas La Siya.
''Diusulkan supaya PSSI harus bertindak tegas dengan mengucilkan penghianat seperti ini dari komunitas sepakbola Tanah Air, agar keinginan 'tidak ada dusta diantara kita' bukan hanya merupakan 'lip service' tapi dapat diwujudnyatakan,'' sambungnya.
Umuh sendiri sebelumnya telah menyatakan keinginannya untuk mundur dari persepak bolaan nasional dengan menanggalkan jabatannya sebagai manajer Persib Bandung dan Komisaris PT Liga Indonesia. Namun Umuh sendiri mengakui kalau keputusannya ini sempat ditentang oleh komisaris PT PBB (badan hukum yang menaungi Persib Bandung), lantaran menganggap kalau langkah yang diambil Umuh hanya sebagai jalan untuk cuci tangan dari kewajibannya untuk memenuhi hak-hak pemain, pelatih dan official.
''kata Komisaris (PT PBB) lainnya katanya langkah saya (mengundurkan diri sebagai Manajer Persib) terlalu dini. Karena kita harus tanggung jawab dulu dengan anak-anak. Kalau sudah selesai urusannya dengan pemain, ofisial, hingga pelatih, baru saya mengundurkan diri," jelas Umuh.
Kala itu, Umuh yang juga menjabat sebagai Komisaris PT Liga Indonesia, dengan tegas menyuarakan ikrarnya untuk terus memberikan dukungan kepada PSSI selaku otoritas sepak bola tertinggi di Indonesia. Namun begitu konflik antara PSSI dan Menpora menebal, Umuh justru kini mendustakan semua ucapannya dan balik menentang semua keputusan PSSI yang telah dirampungkan dalam KLB Surabaya.
''Adanya keinginan saudara Umuh Muchtar untuk mengadakan KLB ulang merupakan contoh manusia pendusta dan penghianat. Mengapa demikian? 18 Klub ISL, termasuk Persib yang dia managernya, pasca KLB Surabaya telah beberapa kali menyatakan kebulatan tekad dan dukungan penuh kepada PSSI hasil KLB Surabaya. Kok sekarang mbalelo lagi!!!,'' ujar La Siya yang merupakan Ketua Harian Persipura Jayapura.
Namun bagi sebagian pelaku sepak bola, inkonsistensi Umuh Muchtar dalam mengambil keputusan dan tindakan di ranah sepak bola sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Malahan, Umuh dianggap sengaja menggunakan Persib sebagai kendaraan dan menghalalkan segala cara hanya demi mencari keuntungan dari sepak bola.
Buktinya, pada saat Indonesia masih memiliki dualisme sepak bola, Umuh justru dengan sengaja berpindah dari satu kompetisi ke kompetisi lainnya hanya dengan mempertimbangkan besar-kecilnya keuntungan yang mungkin di dapat Persib sebagai klub yang dinaunginya. Hal inilah yang kemudian memunculkan wacana untuk segera mengasingkan Umuh Muchtar dari segala bentuk kegiatan sepak bola nasional.
''Urusan mbalelo sebenarnya tidak aneh bagi saudara Umuh Muchtar. Masih segar di ingatan kita pada saat dualisme kompetisi dahulu, awalnya mendukung IPL karena diuntungkan dengan ditunjuk sebagai tuan rumah laga perdana, yang seharusnya kalau mau jujur bukan haknya, tapi secara tradisi hak klub juara kompetisi tahun sebelumnya. Setelah melakoni pertandingan perdana IPL melawan Semen Padang, akhirnya lari ke ISL setelah tahu lebih menguntungkan karena mayoritas klub papan atas mendukung ISL,'' jelas La Siya.
''Diusulkan supaya PSSI harus bertindak tegas dengan mengucilkan penghianat seperti ini dari komunitas sepakbola Tanah Air, agar keinginan 'tidak ada dusta diantara kita' bukan hanya merupakan 'lip service' tapi dapat diwujudnyatakan,'' sambungnya.
Umuh sendiri sebelumnya telah menyatakan keinginannya untuk mundur dari persepak bolaan nasional dengan menanggalkan jabatannya sebagai manajer Persib Bandung dan Komisaris PT Liga Indonesia. Namun Umuh sendiri mengakui kalau keputusannya ini sempat ditentang oleh komisaris PT PBB (badan hukum yang menaungi Persib Bandung), lantaran menganggap kalau langkah yang diambil Umuh hanya sebagai jalan untuk cuci tangan dari kewajibannya untuk memenuhi hak-hak pemain, pelatih dan official.
''kata Komisaris (PT PBB) lainnya katanya langkah saya (mengundurkan diri sebagai Manajer Persib) terlalu dini. Karena kita harus tanggung jawab dulu dengan anak-anak. Kalau sudah selesai urusannya dengan pemain, ofisial, hingga pelatih, baru saya mengundurkan diri," jelas Umuh.
(rus)