Blatter Mundur, Tim Transisi: Saatnya Revolusi PSSI dan Sepak Bola Nasional
A
A
A
JAKARTA - Tim Transisi bentukan Kementrian Pemuda dan Olah raga (Kemenpora) menjadikan mundurnya Presiden FIFA Sepp Blatter sebagai momentum gerakan revolusi sepak bola dalam negeri. Dengan mundurnya Blatter, Tim Transisi mendapat jalan terang untuk segera membenahi PSSI dan karut marut sepak bola nasional.
Menurut anggota Tim Transisi, Zuhairi Miswari, mundurnya Blatter setelah empat hari terpilih kembali sebagai presiden FIFA, merupakan sinyal bahwa tidak hanya badan sepak bola internasional yang bermasalah, tetapi juga sepak bola nasional.
"Langkah yang diambil pemerintah dalam membenahi tata kelola sepak bola nasional menemukan momentumnya baik di tingkat nasional maupun internasional." Kata Zuhairi Misrawi saat berdialog di komplek DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/6/2015).
Terkait nasib PSSI yang tengah dijatuhkan sanksi oleh FIFA, Zuhairi menganggap keputusan itu tepat. Pasalnya, pemerintah memang tidak menganggap eksistensi PSSI hasil kongres 18 April 2015 di Surabaya, karena pembekuan yang dilakukan pemerintah terjadi sebelum kongres.
"Yang dibekukan adalah PSSI pimpinan Djohar Arifin, karena surat tersebut terbit sebelum kongres luar biasa (KLB)," tutup Zuhairi.
Seperti diketahui, Rabu (6/3/2015) dini hari Wib, Sepp Blatter memutuskan mundur dari jabatan presiden FIFA. Keputusan tersebut diambil Blatter setelah sejumlah pejabat badan sepak bola tertinggi dunia itu terjerat kasus suap. (Baca juga: Ini Detail Kasus Korupsi FIFA)
Menurut anggota Tim Transisi, Zuhairi Miswari, mundurnya Blatter setelah empat hari terpilih kembali sebagai presiden FIFA, merupakan sinyal bahwa tidak hanya badan sepak bola internasional yang bermasalah, tetapi juga sepak bola nasional.
"Langkah yang diambil pemerintah dalam membenahi tata kelola sepak bola nasional menemukan momentumnya baik di tingkat nasional maupun internasional." Kata Zuhairi Misrawi saat berdialog di komplek DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/6/2015).
Terkait nasib PSSI yang tengah dijatuhkan sanksi oleh FIFA, Zuhairi menganggap keputusan itu tepat. Pasalnya, pemerintah memang tidak menganggap eksistensi PSSI hasil kongres 18 April 2015 di Surabaya, karena pembekuan yang dilakukan pemerintah terjadi sebelum kongres.
"Yang dibekukan adalah PSSI pimpinan Djohar Arifin, karena surat tersebut terbit sebelum kongres luar biasa (KLB)," tutup Zuhairi.
Seperti diketahui, Rabu (6/3/2015) dini hari Wib, Sepp Blatter memutuskan mundur dari jabatan presiden FIFA. Keputusan tersebut diambil Blatter setelah sejumlah pejabat badan sepak bola tertinggi dunia itu terjerat kasus suap. (Baca juga: Ini Detail Kasus Korupsi FIFA)
(sha)