Dituding La Siya Cari Untung di Persib, Ini Balasan Umuh Muchtar
A
A
A
BANDUNG - Manajer tim Persib Bandung, Umuh Muchtar ogah meladeni pernyataan pihak yang menyebut dirinya pembelot atau pengkhianat setelah meminta agar KLB PSSI diulang. Justru kata Umuh, keinginan untuk KLB ulang itu dilakukan agar kisruh yang melanda sepak bola tanah air selama ini dapat terselesaikan, hasilnya kompetisi yang dinantikan seluruh pihak dapat kembali berjalan.
"Ya, saya tahu banyak yang tidak setuju, bahkan saya juga terima puluhan sms (pesan singkat) dan telepon. Banyak yang mempertanyakan keinginan saya (KLB ulang). Tapi saya sudah jelaskan, pada intinya pernyataan saya ingin agar konflik ini dapat segera selesai, kompetisi juga bisa jalan lagi," jelas Umuh, Senin (8/6).
Namun, Umuh mempertanyakan komentar 'pedas' yang dilontarkanLa Siya. Ketua Harian Persipura Jayapura ini mengatakan jika Umuhdianggap sengaja menggunakan Persib sebagai kendaraan dan menghalalkan segala cara hanya demi mencari keuntungan dari sepak bola. Salah satunya melepas jabatannya sebagai Komisaris PT Liga Indonesia dan Manajer Persib di tengah kekisruhan.
(Baca juga: Umuh Gunakan Persib Sebagai Kendaraan untuk Mencari Keuntungan?)
Justru sebaliknya, selama menukangi Persib, Umuh kerap menemukan kerugian. Namun kerugian tersebut tak pernah dianggapnya sebuah permasalahan. "Kalau dikatakan mencari keuntungan, salah ya. Justru sebaliknya, berapa banyak uang saya yang dikeluarkan. Dari saku pribadi loh. Tapi biarlah orang berkata apa, karena yang tahu saya seperti apa, pelatih dan pemain. Mereka (pelatih dan pemain) yang tahu,"tegasnya.
Seperti diberitakan, komentar Umuhyang mengusulkan agar PSSI menggelar KLB memang cukup mengejutkan banyak kalangan di Indonesia. Seperti yang diungkapkan La Siya. Kata dia, keinginan Umuh untuk mengadakan KLB ulang merupakan contoh manusia 'pendusta' dan 'penghianat'.
"Mengapa demikian? 18 Klub ISL, termasuk Persib yang dia manajernya, pasca KLB Surabaya telah beberapa kali menyatakan kebulatan tekad dan dukungan penuh kepada PSSI hasil KLB Surabaya. Kok sekarang mbalela lagi!!!,''ujar La Siya.
Namun bagi sebagian pelaku sepak bola, inkonsistensi Umuh Muchtar dalam mengambil keputusan dan tindakan di ranah sepak bola sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Malahan, Umuh dianggap sengaja menggunakan Persib sebagai kendaraan dan menghalalkan segala cara hanya demi mencari keuntungan dari sepak bola.
Buktinya, pada saat Indonesia masih memiliki dualisme sepak bola, Umuh justru dengan sengaja berpindah dari satu kompetisi ke kompetisi lainnya hanya dengan mempertimbangkan besar-kecilnya keuntungan yang mungkin di dapat Persib sebagai klub yang dinaunginya. Hal inilah yang kemudian memunculkan wacana untuk segera mengasingkan Umuh Muchtar dari segala bentuk kegiatan sepak bola nasional.
"Urusan mbalela sebenarnya tidak aneh bagi saudara Umuh Muchtar. Masih segar diingatan kita pada saat dualisme kompetisi dahulu, awalnya mendukung IPL karena diuntungkan dengan ditunjuk sebagai tuan rumah laga perdana, yang seharusnya kalau mau jujur bukan haknya, tapi secara tradisi hak klub juara kompetisi tahun sebelumnya. Setelah melakoni pertandingan perdana IPL melawan Semen Padang, akhirnya lari ke ISL setelah tahu lebih menguntungkan karena mayoritas klub papan atas mendukung ISL," jelas La Siya.
"Diusulkan supaya PSSI harus bertindak tegas dengan mengucilkan penghianat seperti ini dari komunitas sepakbola Tanah Air, agar keinginan 'tidak ada dusta diantara kita' bukan hanya merupakan 'lip service' tapi dapat diwujudnyatakan," tandasnya.
"Ya, saya tahu banyak yang tidak setuju, bahkan saya juga terima puluhan sms (pesan singkat) dan telepon. Banyak yang mempertanyakan keinginan saya (KLB ulang). Tapi saya sudah jelaskan, pada intinya pernyataan saya ingin agar konflik ini dapat segera selesai, kompetisi juga bisa jalan lagi," jelas Umuh, Senin (8/6).
Namun, Umuh mempertanyakan komentar 'pedas' yang dilontarkanLa Siya. Ketua Harian Persipura Jayapura ini mengatakan jika Umuhdianggap sengaja menggunakan Persib sebagai kendaraan dan menghalalkan segala cara hanya demi mencari keuntungan dari sepak bola. Salah satunya melepas jabatannya sebagai Komisaris PT Liga Indonesia dan Manajer Persib di tengah kekisruhan.
(Baca juga: Umuh Gunakan Persib Sebagai Kendaraan untuk Mencari Keuntungan?)
Justru sebaliknya, selama menukangi Persib, Umuh kerap menemukan kerugian. Namun kerugian tersebut tak pernah dianggapnya sebuah permasalahan. "Kalau dikatakan mencari keuntungan, salah ya. Justru sebaliknya, berapa banyak uang saya yang dikeluarkan. Dari saku pribadi loh. Tapi biarlah orang berkata apa, karena yang tahu saya seperti apa, pelatih dan pemain. Mereka (pelatih dan pemain) yang tahu,"tegasnya.
Seperti diberitakan, komentar Umuhyang mengusulkan agar PSSI menggelar KLB memang cukup mengejutkan banyak kalangan di Indonesia. Seperti yang diungkapkan La Siya. Kata dia, keinginan Umuh untuk mengadakan KLB ulang merupakan contoh manusia 'pendusta' dan 'penghianat'.
"Mengapa demikian? 18 Klub ISL, termasuk Persib yang dia manajernya, pasca KLB Surabaya telah beberapa kali menyatakan kebulatan tekad dan dukungan penuh kepada PSSI hasil KLB Surabaya. Kok sekarang mbalela lagi!!!,''ujar La Siya.
Namun bagi sebagian pelaku sepak bola, inkonsistensi Umuh Muchtar dalam mengambil keputusan dan tindakan di ranah sepak bola sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Malahan, Umuh dianggap sengaja menggunakan Persib sebagai kendaraan dan menghalalkan segala cara hanya demi mencari keuntungan dari sepak bola.
Buktinya, pada saat Indonesia masih memiliki dualisme sepak bola, Umuh justru dengan sengaja berpindah dari satu kompetisi ke kompetisi lainnya hanya dengan mempertimbangkan besar-kecilnya keuntungan yang mungkin di dapat Persib sebagai klub yang dinaunginya. Hal inilah yang kemudian memunculkan wacana untuk segera mengasingkan Umuh Muchtar dari segala bentuk kegiatan sepak bola nasional.
"Urusan mbalela sebenarnya tidak aneh bagi saudara Umuh Muchtar. Masih segar diingatan kita pada saat dualisme kompetisi dahulu, awalnya mendukung IPL karena diuntungkan dengan ditunjuk sebagai tuan rumah laga perdana, yang seharusnya kalau mau jujur bukan haknya, tapi secara tradisi hak klub juara kompetisi tahun sebelumnya. Setelah melakoni pertandingan perdana IPL melawan Semen Padang, akhirnya lari ke ISL setelah tahu lebih menguntungkan karena mayoritas klub papan atas mendukung ISL," jelas La Siya.
"Diusulkan supaya PSSI harus bertindak tegas dengan mengucilkan penghianat seperti ini dari komunitas sepakbola Tanah Air, agar keinginan 'tidak ada dusta diantara kita' bukan hanya merupakan 'lip service' tapi dapat diwujudnyatakan," tandasnya.
(aww)