Petaka Selecao

Jum'at, 19 Juni 2015 - 09:36 WIB
Petaka Selecao
Petaka Selecao
A A A
SANTIAGO - Brasil harus belajar meraih kemenangan tanpa Neymar. Pemain berusia 23 tahun tersebut terancam dilarang mengikuti sisa Copa America 2015 setelah bertingkah pada partai emosional kontra Kolombia, kemarin pagi.

Selecaosudah dipastikan kehilangan sang bintang utama pada partai terakhir Grup C Copa America 2015 melawan Venezuela, Senin (22/6) dini hari WIB, karena menerima kartu kuning di Estadio Monumental. Dia terkena akumulasi seusai mendapat hukuman serupa pada duel pertama kontra Peru.

Namun, sanksi Neymar berpotensi bertambah menyusul perilakunya kala pertandingan kontra Kolombia selesai. Setelah wasit Enrique Osses meniup peluit penutup partai, Neymar justru menendang bola ke arah Pablo Armero. Punggawa Barcelona itu juga kemudian mencoba menanduk pencetak gol tunggal kemenangan Kolombia Jeison Murillo. Ulahnya tidak pelak memicu pertengkaran pemain kedua tim.

Striker Kolombia Carlos Bacca tidak terima dan mendorong Neymar. Osses kemudian mengeluarkan kartu merah bagi Neymar dan Bacca. Komisi disiplin akan mengumumkan keputusan final menyangkut status Neymar. Skenario terbaik dia hanya tidak diizinkan merumput pada perempat final asalkan Selecaomelangkah ke putaran berikut.

Tapi, tersiar isu, CONMEBOL siap bertindak lebih tegas dan memblok kehadiran Neymar sampai turnamen berakhir. Kemungkinan terburuk tersebut bakal diratapi Brasil. Pasalnya, Neymar merupakan bagian integral tim. Sejak menggantikan Luiz Felipe Scolari, Dunga selalu mengandalkannya pada 11 dari 12 laga.

Neymar cuma absen pada laga uji coba kontra Meksiko awal bulan ini karena masih memiliki komitmen bersama Barcelona. Dengan Neymar mencetak sembilan gol, Brasil meraih 11 kemenangan sebelum terpuruk di hadapan Kolombia. Kontribusinya jauh meninggalkan pemain produktif berikutnya, yakni Roberto Firmino dan Diego Tardelli yang masing-masing menciptakan tiga gol.

“Saya percaya kepada rekan. Kami akan mencoba terus melaju,” kata Neymar, dilansir O Globo. Brasil menunjuk Osses sebagai kambing hitam menyikapi insiden ini. Mereka mempertanyakan kepemimpinan pengadil asal Cile itu. “Wasit berpikir merekalah bintang di lapangan. Jelas mereka bukan. Tugas mereka adalah mengontrol pertandingan,” tandas bek Dani Alves.

Apa pun alasannya, inilah untuk kedua kali Neymar mendapat nasib buruk saat melawan Kolombia. Dia menderita patah tulang belakang pada perempat final Piala Dunia 2014 sehingga absen di sisa kompetisi. Tanpa Neymar, Selecaokemudian dipermalukan Jerman (1-7) dan Belanda (0-3). Dunga mengaku belum punya gambaran bagaimana skema Brasil ketika Neymar absen.

Sosok yang memimpin tim nasional di Piala Dunia 2006 itu berniat menyusun strategi pada sesi latihan yang dimilikinya. Namun, dia percaya anak asuhnya dapat mengatasi kehilangan. “Kami baru sekali bermain tanpa Neymar dan kami harus siap melakukannya lagi.

Kami akan mencari cara mengatasi masalah ini,” tuturnya. Brasil hanya membutuhkan satu poin atas Venezuela untuk masuk perempat final. Rintangan baru hadir di 8 besar. Tergantung posisi di klasemen akhir Grup C, Brasil berpotensi menghadapi Uruguay, Paraguay, Meksiko, Cile, Bolivia, atau bahkan Argentina.

Harley ikhsan
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6060 seconds (0.1#10.140)