Perkuat Disyanjak, Djadjang Jadi Penyerang di Liga Ngabuburit
A
A
A
BANDUNG - Pelatih Persib Bandung Djadjang 'Djanur' Nurjaman tak tahan juga ingin kembali menikmati atmosfer sepak bola. Mengisi hampa kompetisi sepak bola nasional, sekaligus menjaga kebugaran, pelatih kelahiran Majalengka, Jawa barat, 30 Maret 1964, itu akan tampil di Liga Ngabuburit. Djanur tergabung dengan klub Dinas Pelayanan Pajak (Disyanjak) Kota Bandung, bukan sebagai pelatih tapi sebagai pemain.
"Ya, saya akan bermain, dan bergabung dengan tim Disyanjak. Saya diajak untuk ambil bagian di Liga Ngabuburit. Saya terima, daripada ngabuburit (menunggu waktu berbuka puasa) di rumah, lebih baik ikutan main saja. Sambil ngabuburit bisa jaga kondisi tubuh juga," kata Djanur seperti dilansir laman resmi klub (persib.co.id).
Semasa aktif menjadi pemain pada era 1979 hingga 1996, Djanur kerap di posisi sebagai penyerang sayap. Meski sempat memperkuat klub Sari Bumi Raya Yogyakarta, Mercu Buana Medan, namun kebintangan Djanur bersinar saat membela Persib Bandung pada 1985 hingga 1995.
Tim yang dibela Djanur melawan Galados, Rabu (24/6/2015) sore ini, . Djanur akan tampil hati-hati, sebab dia tak ingin mengalami cedera. Dia juga mengingatkan kepada pemainnya untuk berhati-hati jika ambil bagian di liga amatir. "Selama belum ada kegiatan dan mereka ada kesempatan untuk main, silakan. Saya hanya ingatkan agar berhati-hati, jangan sampai cedera," ujarnya.
Sementara soal peluang menjadi pelatih klub luar negeri, Djadjang mengaku merasakan karier kepelatihannya terjegal akibat sanski FIFA. Saat ini Djadjang tidak dapat mengikuti kursus kepelatihan karena sanksi FIFA. "Saya belum memikirkan melatih klub luar negeri. Sebab, saya masih terkendala lisensi. Sementara untuk mengambil lisensi A AFC, juga terkendala sanksi FIFA. Memang sempat ada tawaran, tapi saya anggap itu cuma obrolan biasa, bukan sebuah tawaran," katanya.
Djadjang berharap kondisi sepak bola tanah air kembali bergairah, dengan selesainya semua kisruh sepak bola nasional, sehingga sanksi FIFA segera dicabut. "Saya optimistis masalah persepakbolaan nasional segera selesai."
"Ya, saya akan bermain, dan bergabung dengan tim Disyanjak. Saya diajak untuk ambil bagian di Liga Ngabuburit. Saya terima, daripada ngabuburit (menunggu waktu berbuka puasa) di rumah, lebih baik ikutan main saja. Sambil ngabuburit bisa jaga kondisi tubuh juga," kata Djanur seperti dilansir laman resmi klub (persib.co.id).
Semasa aktif menjadi pemain pada era 1979 hingga 1996, Djanur kerap di posisi sebagai penyerang sayap. Meski sempat memperkuat klub Sari Bumi Raya Yogyakarta, Mercu Buana Medan, namun kebintangan Djanur bersinar saat membela Persib Bandung pada 1985 hingga 1995.
Tim yang dibela Djanur melawan Galados, Rabu (24/6/2015) sore ini, . Djanur akan tampil hati-hati, sebab dia tak ingin mengalami cedera. Dia juga mengingatkan kepada pemainnya untuk berhati-hati jika ambil bagian di liga amatir. "Selama belum ada kegiatan dan mereka ada kesempatan untuk main, silakan. Saya hanya ingatkan agar berhati-hati, jangan sampai cedera," ujarnya.
Sementara soal peluang menjadi pelatih klub luar negeri, Djadjang mengaku merasakan karier kepelatihannya terjegal akibat sanski FIFA. Saat ini Djadjang tidak dapat mengikuti kursus kepelatihan karena sanksi FIFA. "Saya belum memikirkan melatih klub luar negeri. Sebab, saya masih terkendala lisensi. Sementara untuk mengambil lisensi A AFC, juga terkendala sanksi FIFA. Memang sempat ada tawaran, tapi saya anggap itu cuma obrolan biasa, bukan sebuah tawaran," katanya.
Djadjang berharap kondisi sepak bola tanah air kembali bergairah, dengan selesainya semua kisruh sepak bola nasional, sehingga sanksi FIFA segera dicabut. "Saya optimistis masalah persepakbolaan nasional segera selesai."
(sha)