Bomber Maraton Boston Minta Maaf
A
A
A
BOSTON - Dzhokar Tsarnaev pelaku bom Maraton Boston Amerika Serikat yang terjadi pada tahun April 2013. Dzhokar mengaku sedih dan hancur melihat banyaknya orang yang menjadi korban dalam ledakan bom kembar tersebut. Ia meminta maaf kepada korban dan keluarganya.
Ledakan menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260 orang. Dzhokar secara khusus diberi kesempatan untuk berbicara karena ia secara resmi dijatuhi hukuman mati karena serangan tersebut keputusan tersebuh telah diputuskan pada 2013.
"Saya minta maaf untuk saya telah mengambil kehidupan mereka atas penderitaan keluarga mereka. Saya telah menyebabkan kerusakan yang mengerikan yang telah saya lakukan." tutur Dzhokar seperti dilansir Daily, Kamis 25/6.
"Saya Muslim. Aku berdoa kepada Allah melimpahkan rahmat pada saya. Saya berdoa untuk bantuan untuk penyembuhan dan kesejahteraan dan kekuatan pada keluarga korban.
"Saya meminta kepada Allah untuk kasihanilah aku, adikku dan keluarga saya .... Allah tahu yang terbaik ... Terima kasih." tandas Dzhokar.
Sementara istri dari Tamerlan Tsarnaev, Katherine Russell, mengatakan dirinya akan melakukan terbaik untuk membantu proses hukum suaminya.
"Laporan keterlibatan suami dan saudara iparnya sangat mengejutkan tidak hanya bagi dirinya juga keluarganya," seperti dikutip dari pernyataan pengacara Katherine.
Sementara ibu tersangka, Zubeidat Tsarnaev, masih meyakini bahwa anak-anaknya telah dijebak. Berbicara dari rumahnya di Dagestan, Rusia, Zubeidat mengatakan, anaknya yang lebih tua dituduh menjadi pelaku karena dia seorang Muslim, sementara anaknya yang termuda, telah dibungkam dan dihalang-halangi untuk membela diri.
Ledakan menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260 orang. Dzhokar secara khusus diberi kesempatan untuk berbicara karena ia secara resmi dijatuhi hukuman mati karena serangan tersebut keputusan tersebuh telah diputuskan pada 2013.
"Saya minta maaf untuk saya telah mengambil kehidupan mereka atas penderitaan keluarga mereka. Saya telah menyebabkan kerusakan yang mengerikan yang telah saya lakukan." tutur Dzhokar seperti dilansir Daily, Kamis 25/6.
"Saya Muslim. Aku berdoa kepada Allah melimpahkan rahmat pada saya. Saya berdoa untuk bantuan untuk penyembuhan dan kesejahteraan dan kekuatan pada keluarga korban.
"Saya meminta kepada Allah untuk kasihanilah aku, adikku dan keluarga saya .... Allah tahu yang terbaik ... Terima kasih." tandas Dzhokar.
Sementara istri dari Tamerlan Tsarnaev, Katherine Russell, mengatakan dirinya akan melakukan terbaik untuk membantu proses hukum suaminya.
"Laporan keterlibatan suami dan saudara iparnya sangat mengejutkan tidak hanya bagi dirinya juga keluarganya," seperti dikutip dari pernyataan pengacara Katherine.
Sementara ibu tersangka, Zubeidat Tsarnaev, masih meyakini bahwa anak-anaknya telah dijebak. Berbicara dari rumahnya di Dagestan, Rusia, Zubeidat mengatakan, anaknya yang lebih tua dituduh menjadi pelaku karena dia seorang Muslim, sementara anaknya yang termuda, telah dibungkam dan dihalang-halangi untuk membela diri.
(wbs)