Azzurri andalkan duet bad boys
A
A
A
Sindonews.com - Timnas Italia tampaknya akan mengandalkan dua penyerang mereka yang memiliki kesulitan untuk menjaga emosinya. Namun performa duet Mario Balotelli dan Antonio Cassano yang kian impresif, membuat Pelatih Italia Cesare Prandelli memasang keduanya saat Gli Azzurri, julukan Italia, meladeni Inggris di Olympic Stadium, Kiev, Ukraina, dini hari nanti.
Kedua penyerang yang memiliki kesamaan, yakni sama-sama bad boys alias anak nakal karena kerap menimbulkan masalah, diyakini Prandelli mampu memberikan hasil maksimal untuk Italia. Pengalaman Balotelli yang merumput di Inggris bersama Manchester City diharapkan dapat menjadi daya dobrak tersendiri. Selain itu, kemampuan Cassano yang makin menunjukkan ketenangan saat di depan gawang diharapkan mampu memperdaya pertahanan Inggris yang kompak.
Jika pun tidak berhasil, dua ”perusak” Azzurri ini diharapkan memberi peluang bagi pemain lainnya untuk mencetak gol. ”Kami harus berani karena kami adalah tim yang bagus. Dia (Balotelli) telah mencetak satu gol dalam sepuluh pertandingan terakhir. Namun, dia telah memutuskan untuk banyak membantu proses terjadinya gol bagi yang lain. Kami telah berlatih tiga hari ini, saya berharap reaksi hebat dari dia kali ini,” ujar Prandelli, dilansir La Gazzetta dello Sport.
Menurut skema yang dilampirkan La Gazzetta dello Sport, pasukan gladiator Italia akan bertempur dengan skema 3-5-2. Lini belakang akan diperkuat Leonardo Bonucci, Daniele de Rossi, dan Andrea Barzagli. Keputusan menetapkan De Rossi yang biasanya beroperasi sebagai gelandang bertahan, tepat di depan Gianluigi Buffon adalah alasan atas absennya jangkar Giorgio Chiellini karena cidera.
“Tim ini sepenuhnya yakin tentang penetapan De Rossi di barisan belakang, dan pelatih tidak boleh bertentangan dengan konsensus umum tim. Jadi, sekarang aku tidak berpikir tentang mengubah formasi dan membawa De Rossi kembali ke lini tengah. Pemain, saya rasa telah mengerti tentang strongpoint kami,” tandas Prandelli soal keputusannya itu.
Sementara kombinasi lapangan tengah, diisi Christian Maggio, Claudio Marchisio, Andrea Pirlo, Thiago Motta, dan Federico Balzaretti. Formasi yang menempatkan pemain bertahan Maggio dan Balzaretti di sisi sayap kiri dan kanan memang sedikit membingungkan, lantaran keduanya adalah pemain bertahan. Akan tetapi, Prandelli menegaskan bahwa skema ini bertujuan untuk memutus serangan sayap Inggris saat melakukan overlaping.
“Kami harus bermain dan tidak mencoba untuk memprediksi hasilnya. Selama kami dapat mengontrol pertandingan, maka hasilnya akan benar-benar efektif. Ini situasi psikologis, bukan fisik, yang berjalan di tangan pemain. Sama seperti yang Juventus lakukan dengan sepak bola menyerang. Italia memiliki imajinasi dan dapat menciptakan lebih banyak ide untuk gaya sepak bola mereka,” tutur mantan pelatih AS Roma tersebut.
Prandelli sadar, Inggris memiliki pertahanan yang kukuh. Bahkan, tim sekelas Prancis pun tak mampu menembus teritorial pertahanan Three Lions, julukan bagi tim Inggris yang dikomandoi Steven Gerrard dan Scott Parker. Namun, Prandelli juga sadar, kekuatan gerendel mereka tak kalah bagusnya. Untuk itu, Prandelli berusaha memaksimalkan kinerja lapangan tengah.
Kedua penyerang yang memiliki kesamaan, yakni sama-sama bad boys alias anak nakal karena kerap menimbulkan masalah, diyakini Prandelli mampu memberikan hasil maksimal untuk Italia. Pengalaman Balotelli yang merumput di Inggris bersama Manchester City diharapkan dapat menjadi daya dobrak tersendiri. Selain itu, kemampuan Cassano yang makin menunjukkan ketenangan saat di depan gawang diharapkan mampu memperdaya pertahanan Inggris yang kompak.
Jika pun tidak berhasil, dua ”perusak” Azzurri ini diharapkan memberi peluang bagi pemain lainnya untuk mencetak gol. ”Kami harus berani karena kami adalah tim yang bagus. Dia (Balotelli) telah mencetak satu gol dalam sepuluh pertandingan terakhir. Namun, dia telah memutuskan untuk banyak membantu proses terjadinya gol bagi yang lain. Kami telah berlatih tiga hari ini, saya berharap reaksi hebat dari dia kali ini,” ujar Prandelli, dilansir La Gazzetta dello Sport.
Menurut skema yang dilampirkan La Gazzetta dello Sport, pasukan gladiator Italia akan bertempur dengan skema 3-5-2. Lini belakang akan diperkuat Leonardo Bonucci, Daniele de Rossi, dan Andrea Barzagli. Keputusan menetapkan De Rossi yang biasanya beroperasi sebagai gelandang bertahan, tepat di depan Gianluigi Buffon adalah alasan atas absennya jangkar Giorgio Chiellini karena cidera.
“Tim ini sepenuhnya yakin tentang penetapan De Rossi di barisan belakang, dan pelatih tidak boleh bertentangan dengan konsensus umum tim. Jadi, sekarang aku tidak berpikir tentang mengubah formasi dan membawa De Rossi kembali ke lini tengah. Pemain, saya rasa telah mengerti tentang strongpoint kami,” tandas Prandelli soal keputusannya itu.
Sementara kombinasi lapangan tengah, diisi Christian Maggio, Claudio Marchisio, Andrea Pirlo, Thiago Motta, dan Federico Balzaretti. Formasi yang menempatkan pemain bertahan Maggio dan Balzaretti di sisi sayap kiri dan kanan memang sedikit membingungkan, lantaran keduanya adalah pemain bertahan. Akan tetapi, Prandelli menegaskan bahwa skema ini bertujuan untuk memutus serangan sayap Inggris saat melakukan overlaping.
“Kami harus bermain dan tidak mencoba untuk memprediksi hasilnya. Selama kami dapat mengontrol pertandingan, maka hasilnya akan benar-benar efektif. Ini situasi psikologis, bukan fisik, yang berjalan di tangan pemain. Sama seperti yang Juventus lakukan dengan sepak bola menyerang. Italia memiliki imajinasi dan dapat menciptakan lebih banyak ide untuk gaya sepak bola mereka,” tutur mantan pelatih AS Roma tersebut.
Prandelli sadar, Inggris memiliki pertahanan yang kukuh. Bahkan, tim sekelas Prancis pun tak mampu menembus teritorial pertahanan Three Lions, julukan bagi tim Inggris yang dikomandoi Steven Gerrard dan Scott Parker. Namun, Prandelli juga sadar, kekuatan gerendel mereka tak kalah bagusnya. Untuk itu, Prandelli berusaha memaksimalkan kinerja lapangan tengah.
(akr)