Kebangkitan Persema di Turnamen Versi Menpora

Senin, 13 Juli 2015 - 16:30 WIB
Kebangkitan Persema di Turnamen Versi Menpora
Kebangkitan Persema di Turnamen Versi Menpora
A A A
MALANG - Persema Malang masih menunggu keterlibatan di Piala Kemerdekaan dengan cemas. Maklum, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) masih melakukan verifikasi terhadap berkas yang dikirimkan Persema akhir pekan lalu. Ini merupakan momentum menentukan bagi Persema.

Sejak dibuang dari kancah sepak bola profesional pada 2013, Persema belum pernah mendapatkan kesempatan bangkit sebaik sekarang. Klub yang pernah menyandang julukan Laskar Ken Arok dan Bledhek Biru, berharap sekaranglah saatnya.

(Baca juga: Setelah Dicoret PSSI, Persema Ikut Turnamen Versi Menpora)

Persema, menurut klaim manajemen, tidak sekadar mendaftar Piala Kemerdekaan. Lebih dari itu, klub yang berkandang di Stadion Gajayana, Malang, sudah ancang-ancang di berbagai aspek, termasuk sponsor dan elemen tim. "Kami sudah siap," ujar Dito Arif, CEO Persema Malang.

Diuraikannya, "Persema sudah merancang persiapan dengan detail. Tak sekadar mendaftar, kami juga siap merangkul sponsor dan merekrut pemain-pemain berkualitas. Intinya Persema harus bisa memanfaatkan momentum jika bisa bermain di Piala Kemerdekaan."

Dito mengatakan Persema harus bisa lebih baik jika nantinya benar-benar memiliki kesempatan untuk bangkit. Harus lebih mandiri dan tidak seperti ketika masih di bawah pengaruh Indonesian Premier League (IPL). Terutama sisi pendanaan yang menjadi aspek paling krusial.

"Persema harus bangkit dengan semangat baru, itu impian saya. Sampai sekarang saya masih yakin Persema bisa eksis lagi sebagai klub profesional. Semoga hasil verifikasi nanti bisa menjadi langkah awal Persema yang baru," tandas Dito.

Tantangan yang dihadapi eks klub perserikatan seperti Persema adalah pendanaan. Setelah APBD tidak diperbolehkan untuk klub profesional, Persema limbung dan menyeberang ke IPL pada 2011 dengan harapan mendapat asupan dana dari konsorsium.

Ketika konsorsium IPL ambruk, Bledhek Biru ikut kolaps seiring dengan sanksi PSSI pada 2013. Patut ditunggu apakah klub yang dulunya milik Pemkot Malang ini bakal mampu menghadapi tantangan sebagai klub profesional murni. Tentunya jika benar-benar bisa bangkit.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6974 seconds (0.1#10.140)