Pertempuran para veteran
A
A
A
Sindonews.com - Pertemuan Inggris menghadapi Italia bukan semata memperebutkan tiket semifinal Piala Eropa 2012. Laga itu juga menjadi laga sangat penting bagi pemain veteran kedua tim di Olympic Stadium, Kiev, Ukraina dini hari nanti.
Betapa tidak, kedua tim memiliki pemain terbilang uzur. Di Inggris, misalnya, figur seperti Steven Gerrard, 32, Ashley Cole, 31, John Terry, 31, Scott Parker, 31, hingga kiper Robert Green, 32, kemungkinan akan menjadikan laga perempat final itu sebagai kiprah terakhir mereka bersama timnas di Piala Eropa. Sebab, mustahil bagi mereka masih memperkuat The Three Lions di Piala Eropa 2016.
Tak beda jauh dengan Italia, Gli Azzurri juga masih diperkuat pemain gaek Gianluigi Buffon, 34, Morgan de Sanctis,35, Andrea Barzagli,31, Andrea Pirlo, 33, hingga Antonio di Natale, 34. Pertandingan perempat final nanti jelas menjadi pertaruhan terakhir mereka bersama timnas.
Buffon mengatakan, pertarungan nanti jelas menjadi laga menentukan bagi perjalanan kariernya bersama timnas. Dia berharap timnya bisa memenangi pertandingan. Jika tidak, dia kemungkinan bisa mengakhirinya di Piala Eropa tahun ini. “Kami akan mengerahkan kemampuan terbaik. Itu telah kami buktikan hingga melaju ke perempat final.Kami pun wajib melakukan itu kembali saat menghadapi Inggris jika tak ingin mengakhiri masa suram di Polandia- Ukraina,” pungkas Buffon seperti dilansir Football Italia.
Sedangkan pelatih Italia Cesare Prandelli optimistis gerbong tuanya masih bisa berbicara di turnamen empat tahunan itu, terutama saat menghadapi Inggris di Olympic Stadium. Optimisme mantan pelatih Fiorentina itu tak berlebihan karena pemain veteran Italia menjadi kunci keberhasilan Gli Azzurri mencapai perempat final.
Prandelli memang tak menepis bahwa Buffon atau Pirlo kemungkinan akan mengakhiri kariernya bersama timnas di Piala Eropa tahun ini. Jika prediksinya itu terjadi, dia ingin meminta kepada pemain veteran Italia mempersembahkan trofi. “Berbicara peluang, kami masih memilikinya. Tapi, jika berbicara mengenai kiprah pemain veteran itu bersama timnas Italia, maka kesempatan ini menjadi momentum terakhir mereka," pungkas Prandelli seperti dilansir Reuters.
Sementara gelandang Inggris Scott Parker mengatakan bahwa metode pendekatan yang dilakukan pelatihnya, Roy Hodgson, terhadap para pemain merupakan salah satu kunci sukses The Three Lions mencapai perempat final. Parker mengatakan, Hodgson telah membuat kondisi di ruang ganti menjadi sangat nyaman. Dia pun tak membedakan wajah baru hingga pemain veteran.
“Kondisi internal tim kali ini terasa sangat nyaman. Kami sebagai pemain lebih santai. Anda bisa lihat dari cara kami mempersiapkan diri sebelum menghadapi Italia,” kata Parker seperti dilansir Telegraph.
Menurut pemain Tottenham Hotspur tersebut, para pemain mendapatkan kebebasan yang cukup di Piala Eropa. “Kami mengerti bahwa kedatangan kami ke sini untuk bermain di sebuah kompetisi besar. Kami sangat serius jika sedang berlatih. Tapi, setelah latihan selesai, kami bisa keluar walau sekadar minum kopi,” kata Parker.
Dia semakin antusias karena Hodgson memberikan kesempatan kepada para pemainnya untuk membawa keluarga ke Polandia dan Ukraina. “Dalam turnamen seperti ini, Anda memiliki intensitas yang tinggi pada sepak bola, yakni berlatih dalam mempersiapkan diri sebelum bertanding. Namun, kami memiliki sisi lain yang mampu memompa semangat. Pelatih memberi kami kesempatan agar bisa bertemu dan berkumpul bersama keluarga. Itu sangat membantu kami,” ujar Parker.
Parker juga memuji taktik dan strategi yang diterapkan Hodgson. Dia beranggapan pelatihnya itu adalah seorang pelatih yang sangat terorganisasi. Dia sangat memahami formasi apa yang akan diterapkan, terutama saat menghadapi Italia nanti.
Pemain kelahiran Lambert, Inggris,itu juga mengagumi sosok Gerrard. Menurut Parker, kapten timnas Inggris tersebut merupakan pemain yang fantastis.“ Gerrard adalah pemain yang sangat saya kagumi. Dia adalah pemain yang fantastis dengan umpan-umpannya yang brilian. Gerrard adalah pemain serba bisa. Kami telah melihat bagaimana kontribusi yang diberikannya bagi Inggris,” pungkasnya.
Menurut pemain bernomor 8 tersebut, Gerrard merupakan pemain yang disegani di dalam maupun di luar lapangan. “Dia adalah seorang pemimpin sejati di lapangan. Meskipun tidak banyak bicara, Gerrard selalu menunjukkan kerja keras yang luar biasa. Dia adalah panutan di dalam tim. Tidak hanya bagi para pemain senior, tetapi juga pemain muda,” imbuhnya.
Parker berpendapat keberadaan Gerrard akan sangat penting saat berhadapan dengan Italia di perempat final. Sama seperti Italia, momentum Piala Eropa tahun ini kemungkinan akan menjadi ajang bagi para pemain lawas Inggris membuktikan kualitasnya. Parker mengatakan bahwa timnya sangat menghormati Italia. Namun, mantan pemain Chelsea tersebut yakin timnya mampu mengalahkan Italia.
Dirinya hanya mengkhawatirkan cedera ototnya kambuh. “Saya yakin semangat bertanding yang saya miliki mampu menghilangkan rasa khawatir saya terhadap cedera. Saya tidak pernah dipercaya untuk mengeksekusi penalti sepanjang karier saya.Tapi, jika diberi kesempatan pelatih,tentu saya akan melakukan yang terbaik,” tegasnya.
Betapa tidak, kedua tim memiliki pemain terbilang uzur. Di Inggris, misalnya, figur seperti Steven Gerrard, 32, Ashley Cole, 31, John Terry, 31, Scott Parker, 31, hingga kiper Robert Green, 32, kemungkinan akan menjadikan laga perempat final itu sebagai kiprah terakhir mereka bersama timnas di Piala Eropa. Sebab, mustahil bagi mereka masih memperkuat The Three Lions di Piala Eropa 2016.
Tak beda jauh dengan Italia, Gli Azzurri juga masih diperkuat pemain gaek Gianluigi Buffon, 34, Morgan de Sanctis,35, Andrea Barzagli,31, Andrea Pirlo, 33, hingga Antonio di Natale, 34. Pertandingan perempat final nanti jelas menjadi pertaruhan terakhir mereka bersama timnas.
Buffon mengatakan, pertarungan nanti jelas menjadi laga menentukan bagi perjalanan kariernya bersama timnas. Dia berharap timnya bisa memenangi pertandingan. Jika tidak, dia kemungkinan bisa mengakhirinya di Piala Eropa tahun ini. “Kami akan mengerahkan kemampuan terbaik. Itu telah kami buktikan hingga melaju ke perempat final.Kami pun wajib melakukan itu kembali saat menghadapi Inggris jika tak ingin mengakhiri masa suram di Polandia- Ukraina,” pungkas Buffon seperti dilansir Football Italia.
Sedangkan pelatih Italia Cesare Prandelli optimistis gerbong tuanya masih bisa berbicara di turnamen empat tahunan itu, terutama saat menghadapi Inggris di Olympic Stadium. Optimisme mantan pelatih Fiorentina itu tak berlebihan karena pemain veteran Italia menjadi kunci keberhasilan Gli Azzurri mencapai perempat final.
Prandelli memang tak menepis bahwa Buffon atau Pirlo kemungkinan akan mengakhiri kariernya bersama timnas di Piala Eropa tahun ini. Jika prediksinya itu terjadi, dia ingin meminta kepada pemain veteran Italia mempersembahkan trofi. “Berbicara peluang, kami masih memilikinya. Tapi, jika berbicara mengenai kiprah pemain veteran itu bersama timnas Italia, maka kesempatan ini menjadi momentum terakhir mereka," pungkas Prandelli seperti dilansir Reuters.
Sementara gelandang Inggris Scott Parker mengatakan bahwa metode pendekatan yang dilakukan pelatihnya, Roy Hodgson, terhadap para pemain merupakan salah satu kunci sukses The Three Lions mencapai perempat final. Parker mengatakan, Hodgson telah membuat kondisi di ruang ganti menjadi sangat nyaman. Dia pun tak membedakan wajah baru hingga pemain veteran.
“Kondisi internal tim kali ini terasa sangat nyaman. Kami sebagai pemain lebih santai. Anda bisa lihat dari cara kami mempersiapkan diri sebelum menghadapi Italia,” kata Parker seperti dilansir Telegraph.
Menurut pemain Tottenham Hotspur tersebut, para pemain mendapatkan kebebasan yang cukup di Piala Eropa. “Kami mengerti bahwa kedatangan kami ke sini untuk bermain di sebuah kompetisi besar. Kami sangat serius jika sedang berlatih. Tapi, setelah latihan selesai, kami bisa keluar walau sekadar minum kopi,” kata Parker.
Dia semakin antusias karena Hodgson memberikan kesempatan kepada para pemainnya untuk membawa keluarga ke Polandia dan Ukraina. “Dalam turnamen seperti ini, Anda memiliki intensitas yang tinggi pada sepak bola, yakni berlatih dalam mempersiapkan diri sebelum bertanding. Namun, kami memiliki sisi lain yang mampu memompa semangat. Pelatih memberi kami kesempatan agar bisa bertemu dan berkumpul bersama keluarga. Itu sangat membantu kami,” ujar Parker.
Parker juga memuji taktik dan strategi yang diterapkan Hodgson. Dia beranggapan pelatihnya itu adalah seorang pelatih yang sangat terorganisasi. Dia sangat memahami formasi apa yang akan diterapkan, terutama saat menghadapi Italia nanti.
Pemain kelahiran Lambert, Inggris,itu juga mengagumi sosok Gerrard. Menurut Parker, kapten timnas Inggris tersebut merupakan pemain yang fantastis.“ Gerrard adalah pemain yang sangat saya kagumi. Dia adalah pemain yang fantastis dengan umpan-umpannya yang brilian. Gerrard adalah pemain serba bisa. Kami telah melihat bagaimana kontribusi yang diberikannya bagi Inggris,” pungkasnya.
Menurut pemain bernomor 8 tersebut, Gerrard merupakan pemain yang disegani di dalam maupun di luar lapangan. “Dia adalah seorang pemimpin sejati di lapangan. Meskipun tidak banyak bicara, Gerrard selalu menunjukkan kerja keras yang luar biasa. Dia adalah panutan di dalam tim. Tidak hanya bagi para pemain senior, tetapi juga pemain muda,” imbuhnya.
Parker berpendapat keberadaan Gerrard akan sangat penting saat berhadapan dengan Italia di perempat final. Sama seperti Italia, momentum Piala Eropa tahun ini kemungkinan akan menjadi ajang bagi para pemain lawas Inggris membuktikan kualitasnya. Parker mengatakan bahwa timnya sangat menghormati Italia. Namun, mantan pemain Chelsea tersebut yakin timnya mampu mengalahkan Italia.
Dirinya hanya mengkhawatirkan cedera ototnya kambuh. “Saya yakin semangat bertanding yang saya miliki mampu menghilangkan rasa khawatir saya terhadap cedera. Saya tidak pernah dipercaya untuk mengeksekusi penalti sepanjang karier saya.Tapi, jika diberi kesempatan pelatih,tentu saya akan melakukan yang terbaik,” tegasnya.
(akr)