Bocah Ajaib, 1 Menit 100 Pukulan
A
A
A
VORONEZH - Secara emosional anak usia delapan tahun masih memerlukan hiburan serta perhatian dari orangtua. Rentang usia yang masih terbilang belia membuat kebebasan anak dalam mengenal lingkungan di sekitarnya mulai terbatas, karena ia terus mendapat pengawasan ekstra dari orangtua kandungnya.
Namun demikian, hal itu tidak berlaku pada diri Evnika Saadvakass. Maklum, anak perempuan yang tinggal di Voronezh, Rusia, mempunyai kesibukan di luar rumah dengan berlatih tinju di hutan selama lima hari dalam seminggu.
Lahir dalam sebuah keluarga asal Kazakhstan, Evnika bersama keenam saudaranya rajin berlatih tinju di bawah pengawasan sang pelatih sekaligus ayah mereka, Rustram. Selama berlatih, ayah berusia 38 tahun itu mengajarkan keberanian, ketekunan, dan kedisiplinan kepada semua anaknya.
Meskipun sekarang Evnika baru berusia delapan tahun, namun namanya sudah menjadi buah bibir di kalangan pecinta tinju dunia. Pasalnya, dia mampu melepaskan 100 pukulan hanya dalam satu menit. Selain itu, kata Rustram, dia mampu melepaskan 47 pukulan dalam 30 detik dengan satu tangan.
"Saya suka tinju. Saat saya melepaskan pukulan hook dan mengenai sasaran, saya sangat menyukai suara pukulan itu. Saya juga suka saat melakukan pukulan cepat dan kaki saya ikut bergerak. Saya juga suka saat melakukan kombinasi pukulan dan saya semakin cepat memukul," kata Evnika, seperti dikutip Mirror, Jumat (7/8/2015).
Di tempat terpisah, Rustram mengaku bangga dengan berbagai pujian untuk puterinya itu. Terutama ketika tayangan video Evnika berlatih mulai ramai dibicarakan. "Saat orang lain melihat apa yang dilakukan Evnika, mereka merasa kagum dan senang. Kali pertama saya melihat bakatnya adalah saat saya berlatih dengan anak-anak lain dan dia berdiri di pinggir," tutur Rustram.
Di akhir cerita, Rustram berkata bahwa apa yang dikerjakan Evnika adalah sesuatu yang positif. Karena ia akan selalu mengingat aktivitasnya tersebut.
"Saya sangat yakin bahwa pekerjaan dengan anak-anak harus dimulai sejak usia dini. Bukan hanya karena mereka mengerti segala sesuatu pada usia itu, tetapi karena aktivitas yang terus dilakukan secara berulang-ulang akan terpatri dalam memori dan fisiologi mereka. Jadi nanti akan mempengaruhi kapasitas mental mereka. Saya yakin ini."
Namun demikian, hal itu tidak berlaku pada diri Evnika Saadvakass. Maklum, anak perempuan yang tinggal di Voronezh, Rusia, mempunyai kesibukan di luar rumah dengan berlatih tinju di hutan selama lima hari dalam seminggu.
Lahir dalam sebuah keluarga asal Kazakhstan, Evnika bersama keenam saudaranya rajin berlatih tinju di bawah pengawasan sang pelatih sekaligus ayah mereka, Rustram. Selama berlatih, ayah berusia 38 tahun itu mengajarkan keberanian, ketekunan, dan kedisiplinan kepada semua anaknya.
Meskipun sekarang Evnika baru berusia delapan tahun, namun namanya sudah menjadi buah bibir di kalangan pecinta tinju dunia. Pasalnya, dia mampu melepaskan 100 pukulan hanya dalam satu menit. Selain itu, kata Rustram, dia mampu melepaskan 47 pukulan dalam 30 detik dengan satu tangan.
"Saya suka tinju. Saat saya melepaskan pukulan hook dan mengenai sasaran, saya sangat menyukai suara pukulan itu. Saya juga suka saat melakukan pukulan cepat dan kaki saya ikut bergerak. Saya juga suka saat melakukan kombinasi pukulan dan saya semakin cepat memukul," kata Evnika, seperti dikutip Mirror, Jumat (7/8/2015).
Di tempat terpisah, Rustram mengaku bangga dengan berbagai pujian untuk puterinya itu. Terutama ketika tayangan video Evnika berlatih mulai ramai dibicarakan. "Saat orang lain melihat apa yang dilakukan Evnika, mereka merasa kagum dan senang. Kali pertama saya melihat bakatnya adalah saat saya berlatih dengan anak-anak lain dan dia berdiri di pinggir," tutur Rustram.
Di akhir cerita, Rustram berkata bahwa apa yang dikerjakan Evnika adalah sesuatu yang positif. Karena ia akan selalu mengingat aktivitasnya tersebut.
"Saya sangat yakin bahwa pekerjaan dengan anak-anak harus dimulai sejak usia dini. Bukan hanya karena mereka mengerti segala sesuatu pada usia itu, tetapi karena aktivitas yang terus dilakukan secara berulang-ulang akan terpatri dalam memori dan fisiologi mereka. Jadi nanti akan mempengaruhi kapasitas mental mereka. Saya yakin ini."
(bbk)