Pesaing Baru Kandidat Top Skor Liga Primer
A
A
A
Harapan melihat pemain Inggris menjadi top skor Liga Primer akan sulit terwujud. Legiun asing masih mendominasi yang dibuktikan dengan bercokolnya Riyad Mahrez di puncak top skor sementara.
Selama hampir 15 tahun tidak ada bintang lokal yang merebut Sepatu Emas Liga Primer. Gelar itu terakhir kali direbut Kevin Phillips (Sunderland) yang mengemas 30 gol pada 1999/2000. Selanjutnya titel tersebut diraih wakil Belanda, Prancis, Pantai Gading, Portugal, Bulgaria, Uruguay, dan Argentina. Selama periode itu prestasi pemain Inggris paling tinggi hanya jadi runnerup .
Musim lalu misalnya, publik Inggris sempat menaruh harapannya kepada Harry Kane (Tottenham Hotspur). Namun, pada akhirnya striker Manchester City Sergio Aguero (Argentina) yang merebut posisi pertama setelah meraup 26 gol, unggul tiga gol dari Kane. Tradisi itu bisa jadi bakal berlanjut. Buktinya, penguasa top skor sementara dipegang Mahrez. Pemain sayap asal Aljazair itu mengumpulkan empat gol dari tiga partai pertama Liga Primer untuk Leicester City.
Dia melesakkan dua gol ketika menggasak Sunderland 4-2. Kemudian menyumbang satu gol ketika menang 2-1 atas West Ham United. Pada aksi terbarunya, Mahrez menyelamatkan Leicester City dari kekalahan saat menjamu Tottenham Hotspur di King Power Stadium, Sabtu (22/8). Gawang tuan rumah sempat dibobol Bamidele Ali (81). Satu menit berselang Mahrez menyamakan kedudukan dengan memanfaatkan umpan Jamie Vardy. Semua itu membuat Mahrez menjadi buah bibir.
Maklum, ini di luar kewajaran bila melihat kiprah pemain berusia 24 tahun itu selama di Inggris. Dia direkrut Leicester yang saat itu tampil di Divisi Championship, seharga 400.000 pounds dari Le Havre pada 11 Januari 2014. Pada musim perdananya bersama Leicester, Mahrez cuma menyumbang tiga gol dari 19 laga. Pemain tersubur klub digapai David Nugent dengan 22 gol.
Leicester akhirnya naik kelas karena menjuarai Divisi Championship. Waktu debutnya di Liga Primer, Mahrez hanya menghasilkan empat gol dari 30 pertandingan. Kini sosok yang lahir di Sarcelles, Prancis, itu menciptakan empat gol dari tiga partai, atau 1,3 gol per pertandingan alias bikin gol setiap 52,3 menit. Ini membuat Pelatih Leicester Claudio Ranieri memujinya. ”Riyad Mahrez pemain penting bagi tim. Tapi, semua pemain juga penting. Saat ini dia dalam kondisi bagus,” ucapnya, dilansir Sky Sport .
Melonjaknya produktivitas Mahrez diyakini karena Leicester terus mempercayainya. Setelah musim 2014/2015 usai Riyad mendapat perpanjangan kontrak hingga empat tahun ke depan. ”Passing dan tembakannya sangat bagus. Dia tipikal pemain cerdas dan tahu cara bertahan. Dia semakin bagus dan akan terus berkembang. Nantinya dia bisa menjadi pemain yang lengkap,” tutur Ranieri.
Mengamuknya Mahrez menyebabkan perburuan Sepatu Emas Liga Primer diyakini bakal sengit. Untuk sementara dia memimpin satu gol dari Bafetimbi Gomis (Prancis/Swansea City) dan Callum Wilson (Inggris/AFC Bournemouth).
M MIrza
Jakarta
Selama hampir 15 tahun tidak ada bintang lokal yang merebut Sepatu Emas Liga Primer. Gelar itu terakhir kali direbut Kevin Phillips (Sunderland) yang mengemas 30 gol pada 1999/2000. Selanjutnya titel tersebut diraih wakil Belanda, Prancis, Pantai Gading, Portugal, Bulgaria, Uruguay, dan Argentina. Selama periode itu prestasi pemain Inggris paling tinggi hanya jadi runnerup .
Musim lalu misalnya, publik Inggris sempat menaruh harapannya kepada Harry Kane (Tottenham Hotspur). Namun, pada akhirnya striker Manchester City Sergio Aguero (Argentina) yang merebut posisi pertama setelah meraup 26 gol, unggul tiga gol dari Kane. Tradisi itu bisa jadi bakal berlanjut. Buktinya, penguasa top skor sementara dipegang Mahrez. Pemain sayap asal Aljazair itu mengumpulkan empat gol dari tiga partai pertama Liga Primer untuk Leicester City.
Dia melesakkan dua gol ketika menggasak Sunderland 4-2. Kemudian menyumbang satu gol ketika menang 2-1 atas West Ham United. Pada aksi terbarunya, Mahrez menyelamatkan Leicester City dari kekalahan saat menjamu Tottenham Hotspur di King Power Stadium, Sabtu (22/8). Gawang tuan rumah sempat dibobol Bamidele Ali (81). Satu menit berselang Mahrez menyamakan kedudukan dengan memanfaatkan umpan Jamie Vardy. Semua itu membuat Mahrez menjadi buah bibir.
Maklum, ini di luar kewajaran bila melihat kiprah pemain berusia 24 tahun itu selama di Inggris. Dia direkrut Leicester yang saat itu tampil di Divisi Championship, seharga 400.000 pounds dari Le Havre pada 11 Januari 2014. Pada musim perdananya bersama Leicester, Mahrez cuma menyumbang tiga gol dari 19 laga. Pemain tersubur klub digapai David Nugent dengan 22 gol.
Leicester akhirnya naik kelas karena menjuarai Divisi Championship. Waktu debutnya di Liga Primer, Mahrez hanya menghasilkan empat gol dari 30 pertandingan. Kini sosok yang lahir di Sarcelles, Prancis, itu menciptakan empat gol dari tiga partai, atau 1,3 gol per pertandingan alias bikin gol setiap 52,3 menit. Ini membuat Pelatih Leicester Claudio Ranieri memujinya. ”Riyad Mahrez pemain penting bagi tim. Tapi, semua pemain juga penting. Saat ini dia dalam kondisi bagus,” ucapnya, dilansir Sky Sport .
Melonjaknya produktivitas Mahrez diyakini karena Leicester terus mempercayainya. Setelah musim 2014/2015 usai Riyad mendapat perpanjangan kontrak hingga empat tahun ke depan. ”Passing dan tembakannya sangat bagus. Dia tipikal pemain cerdas dan tahu cara bertahan. Dia semakin bagus dan akan terus berkembang. Nantinya dia bisa menjadi pemain yang lengkap,” tutur Ranieri.
Mengamuknya Mahrez menyebabkan perburuan Sepatu Emas Liga Primer diyakini bakal sengit. Untuk sementara dia memimpin satu gol dari Bafetimbi Gomis (Prancis/Swansea City) dan Callum Wilson (Inggris/AFC Bournemouth).
M MIrza
Jakarta
(ars)