Start Sulit Skuat Bertetangga di Piala Presiden
A
A
A
LAMONGAN - Dua klub bertetangga, Persegres Gresik United dan Persela Lamongan, bercokol di grup berbeda di Piala Presiden 2015. Persela bergabung dengan Grup B di Malang, sementara Persegres menyeberang ke Makassar karena tercantum di Grup D.
Tapi ada kesamaan yang bakal dialami kedua tim tersebut, yakni jadwal yang cukup berat di awal turnamen. Saat menjalani start, keduanya langsung bertemu tuan rumah. Persegres berseteru dengan PSM Makassar pada 31 Agustus, Persela bentrok dengan Arema Cronus pada 1 September.
Mau tidak mau, keduanya sudah harus tancap gas sejak awal turnamen karena status lawan tersebut. Baik Persegres maupun Persela sangat menyadari laga awal bakal sangat sulit karena lawan yang berbobot dan didukung penuh publik sendiri.
"Lawan terberat harus diakui adalah tuan rumah (PSM Makassar). Jadi kami harus langsung fokus pada performa dan hasil. Mudah-mudahan persiapan yang kami lakukan selama ini bisa langsung memberikan efek positif di Piala Presiden," ucap Liestiadi, Pelatih Persegres.
Rombongan Laskar Jaka Samudra bakal menuju Makassar pada Sabtu (29/8) dengan berkekuatan 20 pemain. Hanya ada satu nama pemain impor yang akhirnya resmi dibawa yakni penyerang Herman Dzumafo Epandi yang memang sudah memiliki KITAS.
Liestiadi menambahkan, jika timnya bisa meraih hasil absolut di laga perdana, maka akan memberikan keuntungan di laga berikutnya dari sisi mental dan konfidensi. "Yang jelas langsung 'on fire' karena hanya menjalani tiga pertandingan," tegasnya.
Begitu pun Persela Lamongan. Datang ke Malang langsung disambut Arema Cronus di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Tentu laga pembuka tersebut tidak bisa disikapi biasa saja oleh tim berjuluk Laskar Joko Tingkir.
Arema yang bakal didukung penuh Aremania tak pernah kehilangan satu turnamen pun selama 2015. Kubu Persela pun respek dengan kekuatan tuan rumah dan mencoba mencari cara untuk minimal tidak sampai menelan kekalahan di laga awal.
"Arema tim yang sulit dikalahkan, semua tahu itu. Kami percaya kepada Coach Didik Ludiyanto dan berharap menemukan cara untuk melewati pertandingan perdana dengan kesuksesan. Semua bisa terjadi di lapangan,"kata Manager Persela Yunan Achmadi.
Yunan mengatakan sebenarnya bukan Arema saja yang berpotensi sebagai ganjalan di Grup B. Tapi semua kontestan punya kualitas yang bisa membahayakan jika Persela gagal menunjukkan kemampuan terbaiknya.
"Saya rasa semua tim punya kelebihan dan kekurangan sendiri di turnamen ini. Tinggal bagaimana nanti di lapangan dan Persela tak perlu grogi," sebutnya.
Tapi ada kesamaan yang bakal dialami kedua tim tersebut, yakni jadwal yang cukup berat di awal turnamen. Saat menjalani start, keduanya langsung bertemu tuan rumah. Persegres berseteru dengan PSM Makassar pada 31 Agustus, Persela bentrok dengan Arema Cronus pada 1 September.
Mau tidak mau, keduanya sudah harus tancap gas sejak awal turnamen karena status lawan tersebut. Baik Persegres maupun Persela sangat menyadari laga awal bakal sangat sulit karena lawan yang berbobot dan didukung penuh publik sendiri.
"Lawan terberat harus diakui adalah tuan rumah (PSM Makassar). Jadi kami harus langsung fokus pada performa dan hasil. Mudah-mudahan persiapan yang kami lakukan selama ini bisa langsung memberikan efek positif di Piala Presiden," ucap Liestiadi, Pelatih Persegres.
Rombongan Laskar Jaka Samudra bakal menuju Makassar pada Sabtu (29/8) dengan berkekuatan 20 pemain. Hanya ada satu nama pemain impor yang akhirnya resmi dibawa yakni penyerang Herman Dzumafo Epandi yang memang sudah memiliki KITAS.
Liestiadi menambahkan, jika timnya bisa meraih hasil absolut di laga perdana, maka akan memberikan keuntungan di laga berikutnya dari sisi mental dan konfidensi. "Yang jelas langsung 'on fire' karena hanya menjalani tiga pertandingan," tegasnya.
Begitu pun Persela Lamongan. Datang ke Malang langsung disambut Arema Cronus di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Tentu laga pembuka tersebut tidak bisa disikapi biasa saja oleh tim berjuluk Laskar Joko Tingkir.
Arema yang bakal didukung penuh Aremania tak pernah kehilangan satu turnamen pun selama 2015. Kubu Persela pun respek dengan kekuatan tuan rumah dan mencoba mencari cara untuk minimal tidak sampai menelan kekalahan di laga awal.
"Arema tim yang sulit dikalahkan, semua tahu itu. Kami percaya kepada Coach Didik Ludiyanto dan berharap menemukan cara untuk melewati pertandingan perdana dengan kesuksesan. Semua bisa terjadi di lapangan,"kata Manager Persela Yunan Achmadi.
Yunan mengatakan sebenarnya bukan Arema saja yang berpotensi sebagai ganjalan di Grup B. Tapi semua kontestan punya kualitas yang bisa membahayakan jika Persela gagal menunjukkan kemampuan terbaiknya.
"Saya rasa semua tim punya kelebihan dan kekurangan sendiri di turnamen ini. Tinggal bagaimana nanti di lapangan dan Persela tak perlu grogi," sebutnya.
(aww)