Tinju Orangutan di Thailand Dikecam Aktivis Dunia

Selasa, 15 September 2015 - 19:55 WIB
Tinju Orangutan di Thailand Dikecam Aktivis Dunia
Tinju Orangutan di Thailand Dikecam Aktivis Dunia
A A A
BANGKOK - Kegiatan saling mengadu hewan untuk berkelahi terjadi di Thailand ketika orangutan dipaksa bertinju dan jadi tontonan banyak pihak. Aktivis perlindungan hewan pun menyerukan perlawanan demi keselamatan satwa tersebut.

Dilansir Metro, Selasa (15/9/2015), Orangutan dipaksa bertinju di sebuah taman safari di Bangkok, Minggu (13/9/2015) kemarin. Terlihat, dua ekor Orangutan remaja jantan dikenakan pakaian dan perlengkapan layaknya petinju manusia. Gilanya lagi, Orangutan betina justru dijadikan gadis rondenya di atas ring. Dengan mengenakan bikini, Orangutan itu membawa papan pengumuman ronde pertarungan.
Tinju Orangutan di Thailand Dikecam Aktivis Dunia

Tinju Orangutan di Thailand Dikecam Aktivis Dunia

Tak ayal, pertunjukan yang sudah berlangsung bertahun-tahun membuat badan internasional yang mengawasi perlindungan satwa habis kesabaran. Philip Mansbridge, Direktur Dana Internasional untuk Kesejahteraan Hewan (IFAW) di Inggris menilai tinju Orangutan sangatlah keji.

"Ini kejadian mengejutkan yang sangat kejam dan eksploitatif sebab hewan terus dijadikan 'hiburan' turis. Orangutan adalah hewan yang sangat cerdas dan sensitif yang berbagi DNA-nya sekitar 97% pada manusia. Mereka tidak diperkenankan naik ke atas ring di mana mereka diberi pakaian dan dipaksa berkelahi," keluh Mansbridge.

Senada dengan Mansbridge, Elisa Allen direktur asosiasi PETA (People for the Ethical Treatment of Animals) bahkan menilai Orangutan itu sedang berada di bawah tekanan jika menolak berkelahi.

"Bila Anda melihat hewan-hewan ini melakukan apa sesuatu yang tidak nyaman, mereka jelas tidak menginginkannya, Mereka melakukannya hanya karena takut. Mereka sering diberi kejutan listrik, luka bakar sundutan rokok atau dipukul jika tak patuh saat latihan," kecam Elisa.

"Orangutan juga hewan arboreal, lebih nyaman berayun di pohon, sehingga berdiri dengan kaki sangat sulit bagi mereka. Banyak dari hewan-hewan tidak dihargai dan dilecehkan di depan turis setelah terperangkap, atau terjatuh dari biangnya setelah beberapa hari atau minggu dilahirkan," imbuhnya.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1732 seconds (0.1#10.140)