Dukung Catalan, Barcelona Bukan Tim Politik
A
A
A
BARCELONA - Legenda Barcelona, Xavi Hernandez yang baru saja meninggalkan Camp Nou pada akhir musim kemarin menegaskan bahwa La Blaugrana -julukan Barca- adalah klub umum dengan fans yang menyebar di seluruh dunia, bukan semata klub politik negara Catalan. Seperti diketahui Barca sendiri memang sering terlibat konflik kepentingan terkait Catalan dan pemerintahan Spanyol.
Sebelumnya fans Barca pernah dinyatakan bersalah karena menghina lagu kebangsaan Spanyol. Akibatnya Komisi Anti Kekerasan Spanyol menjatuhkan denda kepada Barcelona sekitar 66 ribu euro atau setara dengan Rp 983,2 juta terkait tindakan suporter sebelum final Copa del Rey melawan Athletic Bilbao pada Mei lalu.
Ini kali kedua bagi Barcelona didenda selama satu pekan. El Barca juga diwajibkan membayar denda sebesar 30 ribu euro atau setara Rp 440 juta lantaran suporter mereka membentangkan spanduk pro-Catalan dalam laga final Liga Champions melawan Juventus, di Olympiastadion, Berlin, Juni 2015 lalu.
"Ya, saya mengerti bahwa mereka tidak nyaman melihat klub yang terlibat masalah-masalah politik. Namun itu semua adalah bagian dari arena sosial dan politik ketika klub merupakan bagian dari Catalan. Kami juga pernah punya presiden klub yang sangat nasionalis seperti Laporta," jelas Xavi yang kini bermain di Liga Qatar dilansir Marca, Selasa (15/9/2015).
"Ketika klub terlalu terlibat dalam politik, saya juga mengerti saat beberapa orang berpikir seharusnya klub tidak terlibat terlalu jauh karena ini adalah sebuah klub yang universal dan global. Kami punya banyak penggemar dari Extremadura dan Andalusia, tidak ketinggalan dari Kolombia serta Senegal. Menurut pendapat saya, Barca seharusnya tidak terlibat terlalu dalam di politik, tapi hal seperti ini tidak terelakkan," tandasnya.
Sebelumnya fans Barca pernah dinyatakan bersalah karena menghina lagu kebangsaan Spanyol. Akibatnya Komisi Anti Kekerasan Spanyol menjatuhkan denda kepada Barcelona sekitar 66 ribu euro atau setara dengan Rp 983,2 juta terkait tindakan suporter sebelum final Copa del Rey melawan Athletic Bilbao pada Mei lalu.
Ini kali kedua bagi Barcelona didenda selama satu pekan. El Barca juga diwajibkan membayar denda sebesar 30 ribu euro atau setara Rp 440 juta lantaran suporter mereka membentangkan spanduk pro-Catalan dalam laga final Liga Champions melawan Juventus, di Olympiastadion, Berlin, Juni 2015 lalu.
"Ya, saya mengerti bahwa mereka tidak nyaman melihat klub yang terlibat masalah-masalah politik. Namun itu semua adalah bagian dari arena sosial dan politik ketika klub merupakan bagian dari Catalan. Kami juga pernah punya presiden klub yang sangat nasionalis seperti Laporta," jelas Xavi yang kini bermain di Liga Qatar dilansir Marca, Selasa (15/9/2015).
"Ketika klub terlalu terlibat dalam politik, saya juga mengerti saat beberapa orang berpikir seharusnya klub tidak terlibat terlalu jauh karena ini adalah sebuah klub yang universal dan global. Kami punya banyak penggemar dari Extremadura dan Andalusia, tidak ketinggalan dari Kolombia serta Senegal. Menurut pendapat saya, Barca seharusnya tidak terlibat terlalu dalam di politik, tapi hal seperti ini tidak terelakkan," tandasnya.
(akr)