Atasi Kabut Asap, Singapura Bantah Rekayasa Cuaca
A
A
A
SINGAPURA - Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura (NEA) membantah kabar yang menyebut pemerintah setempat akan membuat hujan buatan untuk mengatasi masalah kabut asap jelang Grand Prix Formula 1 akhir pekan ini. Menurut NEA, rekayasa cuaca bukan langkah efektif mengatasi kabut asap.
Dalam pernyataan resmi, NEA merespon adanya pesan singkat (SMS) yang berisi kabar bahwa otoritas di Singapura bermaksud menyemai awan pada sesi latihan bebas, kualifikasi dan balapan yang berlangsung Jumat (18/9/2015) hingga Minggu (20/9/2015). "Hal itu tidak benar," demikian pernyataan NEA, dikutip Astro Awani.
"Selama musim kemarau seperti ini menyemai awan kurang efektif. Apalagi luas Singapura yang kecil dan variabilitas angin tidak membuat hujan jatuh pada tempatnya," lanjut pernyataan yang sama.
Sementara itu, ESPN melaporkan cuaca Singapura akhir pekan ini akan sulit di prediksi. Suhu diperkirakan berkisar 32-33 derajat Celcius, tetapi kemungkinan untuk turun hujan secara alami juga memungkinkan. "Hujan bahkan badai diperkirakan terjadi akhir pekan ini, yang bisa mengubah sebuah sirkuit jalanan yang sudah rumit menjadi salah satu tantangan terbesar F1 musim ini," demikian laporan ESPN, Kamis (17/9/2015).
Sebelumnya diberitakan, para pembalap F1 berharap hujan turun saat balapan akhir pekan untuk mengurangi dampak kabut asap. Pembalap McLaren, Jenson Button mengatakan hujan akan membantu driver mengemudi dengan lebih tenang di balapan akhir pekan ini. (Baca juga : Pembalap F1 Berharap Hujan Turun Singkirkan Kabut Asap Indonesia)
Asap kebakaran hutan di Riau, Sumatera, memang sudah berdampak langsung ke sejumlah negara tetangga, termasuk Singapura. Namun panitia GP Singapura sejauh ini menegaskan agenda balap Lewis Hamilton Cs tidak akan diundur. (Baca juga : Fakta Menarik Jelang GP Singapura 2015)
Dalam pernyataan resmi, NEA merespon adanya pesan singkat (SMS) yang berisi kabar bahwa otoritas di Singapura bermaksud menyemai awan pada sesi latihan bebas, kualifikasi dan balapan yang berlangsung Jumat (18/9/2015) hingga Minggu (20/9/2015). "Hal itu tidak benar," demikian pernyataan NEA, dikutip Astro Awani.
"Selama musim kemarau seperti ini menyemai awan kurang efektif. Apalagi luas Singapura yang kecil dan variabilitas angin tidak membuat hujan jatuh pada tempatnya," lanjut pernyataan yang sama.
Sementara itu, ESPN melaporkan cuaca Singapura akhir pekan ini akan sulit di prediksi. Suhu diperkirakan berkisar 32-33 derajat Celcius, tetapi kemungkinan untuk turun hujan secara alami juga memungkinkan. "Hujan bahkan badai diperkirakan terjadi akhir pekan ini, yang bisa mengubah sebuah sirkuit jalanan yang sudah rumit menjadi salah satu tantangan terbesar F1 musim ini," demikian laporan ESPN, Kamis (17/9/2015).
Sebelumnya diberitakan, para pembalap F1 berharap hujan turun saat balapan akhir pekan untuk mengurangi dampak kabut asap. Pembalap McLaren, Jenson Button mengatakan hujan akan membantu driver mengemudi dengan lebih tenang di balapan akhir pekan ini. (Baca juga : Pembalap F1 Berharap Hujan Turun Singkirkan Kabut Asap Indonesia)
Asap kebakaran hutan di Riau, Sumatera, memang sudah berdampak langsung ke sejumlah negara tetangga, termasuk Singapura. Namun panitia GP Singapura sejauh ini menegaskan agenda balap Lewis Hamilton Cs tidak akan diundur. (Baca juga : Fakta Menarik Jelang GP Singapura 2015)
(bbk)