Mengembalikan Kompetisi IBL ke Layar Televisi Nasional
A
A
A
JAKARTA - Presiden Direktur Starting 5, Hasan Gozali mengaku kesulitan untuk mengembalikan kompetisi kasta tertinggi bola basket Indonesia ke layar televisi Nasional. Hal itu diungkapkannya selama kunjungan ke Kantor SINDO, Senin (12/10/2015), perihal akan bergulirnya Indonesian Basketball League (IBL) pada Januari 2016.
"Inginnya sih mengembalikan kompetisi bola basket ke televisi Nasional," ujar Hasan, membeberkan sedikit tantangan yang tengah dihadapi Starting 5 selaku operator IBL musim depan.
Selain tantangan, Hasan seperti menemui jalan buntu ketika masalah naturalisasi mulai dibicarakan 12 peserta yang bakal tampil pada musim depan. Permasalahan itu terjadi saat tim meminta dua pemain naturalisasi, sedang Starting 5 selaku operator hanya menginginkan satu pemain.
Alasannya agar kompetisi IBL dapat melahirkan pebasket lokal terbaik. "Soal pemain naturalisasi, pihak penyelenggara menginginkan satu pemain. Tapi tim malah meminta dua pemain. Jadi masalah ini masih menjadi pokok pembahasan," sambung Hasan.
Tak ingin permasalahan naturalisasi terus berlanjut. Starting 5 sudah menyiapkan strategi khusus untuk Season II IBL di musim berikutnya. Salah satunya dengan menggandeng Liga Mahasiswa (LIMA) mengenai penggunaan draft pemain. (Baca juga: Format Baru IBL Adopsi dari Filipina)
"Nantinya kami akan bekerjasama dengan LIMA di Season II, mungkin tahun depan. Mereka nantinya akan memberikan draft pemain atau hasil dari seleksi untuk dipilih oleh 12 tim peserta IBL. Tapi ini ada aturannya di mana tiap tim hanya diperbolehkan menyerahkan lima nama pemain junior dan bisa didaftarkan satu orang tiap tahunnya. Setelah tahun ketiga, sisa dua pemain yang ada tidak lagi berstatus pemain mereka dan harus masuk dalam draft."
Diakhir kunjungan, Hasan berharap agar Season I ini berjalan sukses. "Yang jelas, di Season I ini kami tidak ingin terlalu muluk-muluk, yang penting pertandingan berjalan lancar," tutup Hasan.
"Inginnya sih mengembalikan kompetisi bola basket ke televisi Nasional," ujar Hasan, membeberkan sedikit tantangan yang tengah dihadapi Starting 5 selaku operator IBL musim depan.
Selain tantangan, Hasan seperti menemui jalan buntu ketika masalah naturalisasi mulai dibicarakan 12 peserta yang bakal tampil pada musim depan. Permasalahan itu terjadi saat tim meminta dua pemain naturalisasi, sedang Starting 5 selaku operator hanya menginginkan satu pemain.
Alasannya agar kompetisi IBL dapat melahirkan pebasket lokal terbaik. "Soal pemain naturalisasi, pihak penyelenggara menginginkan satu pemain. Tapi tim malah meminta dua pemain. Jadi masalah ini masih menjadi pokok pembahasan," sambung Hasan.
Tak ingin permasalahan naturalisasi terus berlanjut. Starting 5 sudah menyiapkan strategi khusus untuk Season II IBL di musim berikutnya. Salah satunya dengan menggandeng Liga Mahasiswa (LIMA) mengenai penggunaan draft pemain. (Baca juga: Format Baru IBL Adopsi dari Filipina)
"Nantinya kami akan bekerjasama dengan LIMA di Season II, mungkin tahun depan. Mereka nantinya akan memberikan draft pemain atau hasil dari seleksi untuk dipilih oleh 12 tim peserta IBL. Tapi ini ada aturannya di mana tiap tim hanya diperbolehkan menyerahkan lima nama pemain junior dan bisa didaftarkan satu orang tiap tahunnya. Setelah tahun ketiga, sisa dua pemain yang ada tidak lagi berstatus pemain mereka dan harus masuk dalam draft."
Diakhir kunjungan, Hasan berharap agar Season I ini berjalan sukses. "Yang jelas, di Season I ini kami tidak ingin terlalu muluk-muluk, yang penting pertandingan berjalan lancar," tutup Hasan.
(aww)