Masuk Grup Keras, Persela Mainkan Parkir Bus?
A
A
A
LAMONGAN - Akankah Persela Lamongan kembali menerapkan taktik 'parkis bus' atau bertahan di Piala Jenderal Soedirman. Tim ini sudah mempraktikkan strategi tersebut di setiap turnamen sepanjang 2015, yakni SCM Cup 2015 dan Piala Presiden 2015.
Di Turnamen Piala Jenderal Soedirman, Persela sangat berpotensi melakukan hal sama. Aset tim yang tak banyak mengalami perubahan serta faktor lawan, akan memaksa Laskar Joko Tingkir melakukan itu. Kebetulan mereka akan menghadapi tim-tim tangguh.
Di grup ini bercokol tim-tim yang mencatat hasil bagus di Piala Presiden. Persib Bandung tak lain adalah juara Piala Presiden, Surabaya United (dulu Persebaya United), dan Pusamania Borneo FC juga mampu lolos ke perempat final turnamen yang sama. Jangan remehkan pula PS TNI yang mencomot banyak pemain muda berkualitas.
Perbedaan kualitas tim tentunya akan membuat Persela Lamongan berpikir logis. Strategi bertahan rapat dan memanfaatkan serangan balik menjadi opsi paling masuk akal menghadapi persaingan di grup yang dimainkan di Surabaya.Disinggung soal 'parkir bus', Pelatih Persela Didik Ludiyanto tak menampik kemungkinan itu.
"Selama ini memang Persela dikenal lebih bertahan. Sebab lawan yang kami hadapi mempunyai kualitas lebih bagus. Soal bagaimana nanti strategi di Piala Jenderal Soedirman, saya akan melihat dulu bagaimana persiapan tim serta daya saingnya di turnamen tersebut," beber Didik Ludiyanto.
Di atas kertas, menurut Didik, pesaing di Surabaya nanti semuanya memiliki bobot yang tak bisa disebut enteng. Terutama Persib Bandung yang notabene tim mapan dan baru saja menjuarai Piala Presiden 2015 di Jakarta pada Oktober lalu. Dia pun menargetkan performa timnya lebih baik dibanding di Malang.
"Target awal jelas kami ingin lolos. Tapi terlebih dahulu harus bekerja keras karena lawan semuanya punya kualitas bagus. Selain Persib, tim seperti Persebaya dan Borneo FC juga tangguh. PS TNI kabarnya juga punya pemain-pemain muda berbakat," jelas dia.
Didik juga menguak bahwa strategi bertahan yang diterapkan Persela bukan merupakan perwujudan dari rendah diri atau takut. Menurutnya selama ini format tersebut paling cocok untuk Zaenal Arifin dkk. Apalagi tidak di setiap pertandingan strategi itu dipasang.
Persela pernah menerapkan pola ofensif, salah satunya ketika menghadapi PSGC Ciamis di fase grup Piala Presiden 2015 di Malang lalu. Itu menjadi salah satu dari sedikit performa tim biru laut yang menerapkan permainan menyerang tahun ini.
Di Turnamen Piala Jenderal Soedirman, Persela sangat berpotensi melakukan hal sama. Aset tim yang tak banyak mengalami perubahan serta faktor lawan, akan memaksa Laskar Joko Tingkir melakukan itu. Kebetulan mereka akan menghadapi tim-tim tangguh.
Di grup ini bercokol tim-tim yang mencatat hasil bagus di Piala Presiden. Persib Bandung tak lain adalah juara Piala Presiden, Surabaya United (dulu Persebaya United), dan Pusamania Borneo FC juga mampu lolos ke perempat final turnamen yang sama. Jangan remehkan pula PS TNI yang mencomot banyak pemain muda berkualitas.
Perbedaan kualitas tim tentunya akan membuat Persela Lamongan berpikir logis. Strategi bertahan rapat dan memanfaatkan serangan balik menjadi opsi paling masuk akal menghadapi persaingan di grup yang dimainkan di Surabaya.Disinggung soal 'parkir bus', Pelatih Persela Didik Ludiyanto tak menampik kemungkinan itu.
"Selama ini memang Persela dikenal lebih bertahan. Sebab lawan yang kami hadapi mempunyai kualitas lebih bagus. Soal bagaimana nanti strategi di Piala Jenderal Soedirman, saya akan melihat dulu bagaimana persiapan tim serta daya saingnya di turnamen tersebut," beber Didik Ludiyanto.
Di atas kertas, menurut Didik, pesaing di Surabaya nanti semuanya memiliki bobot yang tak bisa disebut enteng. Terutama Persib Bandung yang notabene tim mapan dan baru saja menjuarai Piala Presiden 2015 di Jakarta pada Oktober lalu. Dia pun menargetkan performa timnya lebih baik dibanding di Malang.
"Target awal jelas kami ingin lolos. Tapi terlebih dahulu harus bekerja keras karena lawan semuanya punya kualitas bagus. Selain Persib, tim seperti Persebaya dan Borneo FC juga tangguh. PS TNI kabarnya juga punya pemain-pemain muda berbakat," jelas dia.
Didik juga menguak bahwa strategi bertahan yang diterapkan Persela bukan merupakan perwujudan dari rendah diri atau takut. Menurutnya selama ini format tersebut paling cocok untuk Zaenal Arifin dkk. Apalagi tidak di setiap pertandingan strategi itu dipasang.
Persela pernah menerapkan pola ofensif, salah satunya ketika menghadapi PSGC Ciamis di fase grup Piala Presiden 2015 di Malang lalu. Itu menjadi salah satu dari sedikit performa tim biru laut yang menerapkan permainan menyerang tahun ini.
(aww)