4 Bulan Beruntun Arema Kehilangan 4 Tokoh Besar
A
A
A
MALANG - Arema Cronus menjadi tim yang menghadapi kedukaan secara beruntun. Dalam empat bulan beruntun, empat tokoh yang sempat mewarnai perjalanan sejarah tim berjuluk Singo Edan meninggal dunia, yakni H.M Mislan, Suharno, Mujiono Moedjito, serta terakhir Sinyo Aliandoe.
H Mislan meninggal pada 5 Agustus silam dan pernah menjadi sosok sentral ketika menjabat Ketua Yayasan Arema Malang. Dia merupakan sosok berpengaruh dan dedikasinya terhadap sepak bola tidak bisa diragukan lagi. Sosok kedua dan paling mengejutkan kepergiannya adalah Suharno.
Pelatih kelahiran Klaten tersebut meninggal ketika masih menjabat sebagai pelatih Arema Cronus. Pada 19 Agustus 2015, dia meninggal karena serangan jantung, hanya beberapa jam setelah memimpin latihan Arema di Stadion Kanjuruhan.
Selanjutnya adalah meninggalnya Mujiono Mujito. Eks Manajer dan Sekretaris Tim Arema Indonesia pada musim 2009 tersebut juga dikarenakan serangan jantung pada 11 September 2015 lalu. Mujiono sangat penting bagi sejarah Singo Edan, karena tim kebanggaan Aremania tersebut merengkuh juara Indonesia Super League (ISL) saat dia menjabat.
Terakhir adalah Sinyo Aliandoe, pelatih kawakan yang menjadi arsitek tim pertama kalinya dalam sejarah berdirinya Arema Malang pada 1987. Almarhum Sinyo dianggap sebagai peletak dasar karakter Arema yang dikenal dengan karakter 'Malangan'.
Karakter tersebut bisa diterjemahkan sebagai permainan yang keras, lugas dan taktis. Selama bertahun-tahun dan sampai sekarang karakter itu sangat disukai Aremania. Ketakutan lawan ketika datang ke Malang menjadi kepuasan bagi suporter biru tersebut.
"Arema Cronus banyak kehilangan sosok bersejarah. Kami segenap elemen klub sangat hormat dan respek atas apa yang beliau-beliau berikan untuk Arema. Semoga tokoh-tokoh tersebut mendapatkan tempat yang paling mulia," tutur General Manager Arema Ruddy Widodo.
Dia berharap semangat para tokoh tersebut terus menjadi inspirator sekaligus pemacu tekad Arema dan Aremania untuk terus bekerja keras memajukan klub. "Kami sangat berduka. Ini bukan duka Arema saja, melainkan sepak bola Indonesia," tambah dia
H Mislan meninggal pada 5 Agustus silam dan pernah menjadi sosok sentral ketika menjabat Ketua Yayasan Arema Malang. Dia merupakan sosok berpengaruh dan dedikasinya terhadap sepak bola tidak bisa diragukan lagi. Sosok kedua dan paling mengejutkan kepergiannya adalah Suharno.
Pelatih kelahiran Klaten tersebut meninggal ketika masih menjabat sebagai pelatih Arema Cronus. Pada 19 Agustus 2015, dia meninggal karena serangan jantung, hanya beberapa jam setelah memimpin latihan Arema di Stadion Kanjuruhan.
Selanjutnya adalah meninggalnya Mujiono Mujito. Eks Manajer dan Sekretaris Tim Arema Indonesia pada musim 2009 tersebut juga dikarenakan serangan jantung pada 11 September 2015 lalu. Mujiono sangat penting bagi sejarah Singo Edan, karena tim kebanggaan Aremania tersebut merengkuh juara Indonesia Super League (ISL) saat dia menjabat.
Terakhir adalah Sinyo Aliandoe, pelatih kawakan yang menjadi arsitek tim pertama kalinya dalam sejarah berdirinya Arema Malang pada 1987. Almarhum Sinyo dianggap sebagai peletak dasar karakter Arema yang dikenal dengan karakter 'Malangan'.
Karakter tersebut bisa diterjemahkan sebagai permainan yang keras, lugas dan taktis. Selama bertahun-tahun dan sampai sekarang karakter itu sangat disukai Aremania. Ketakutan lawan ketika datang ke Malang menjadi kepuasan bagi suporter biru tersebut.
"Arema Cronus banyak kehilangan sosok bersejarah. Kami segenap elemen klub sangat hormat dan respek atas apa yang beliau-beliau berikan untuk Arema. Semoga tokoh-tokoh tersebut mendapatkan tempat yang paling mulia," tutur General Manager Arema Ruddy Widodo.
Dia berharap semangat para tokoh tersebut terus menjadi inspirator sekaligus pemacu tekad Arema dan Aremania untuk terus bekerja keras memajukan klub. "Kami sangat berduka. Ini bukan duka Arema saja, melainkan sepak bola Indonesia," tambah dia
(aww)