Pertina Yogya Punya Sasana Tinju setelah 15 Tahun Menunggu
A
A
A
SLEMAN - Penantian panjang Pengda Persatuan Tinju Amartir Indonesia (Pertina) DI Yogyakarta selama 15 tahun untuk memiliki sasana tinju kesampaian. Sarana untuk meningkatkan kualitas latihan atlet tinju DIY tersebut dibangun di Kalasan, Sle.
Rabu, 18 November 2015, menjadi hari paling bersejarah bagi Pengda Pertina DIY dengan diserahkannya sasana tinju tersebut. "Kita (pemerhati tinju DIY) sudah menunggu 15 tahun untuk memiliki sasana seperti ini," tandas Ketua Pengda Pertina DIY Tedy Alamsyah.
Keberadaan sasana milik Pengda Pertina menjadi sebuah pusat pembinaan dan latihan atlet-atlet tinju DIY. Dengan sarana seharga Rp114 juta tersebut, ada fasilitas yang bisa dimanfaatkan untuk latihan bersama atlet tinju DIY. Selama ini atlet-atlet tinju DIY berlatih di sasananya masing-masing karena tidak adanya fasilitas ring milik Pengda Pertina DIY.
Kendati memiliki keterbatasan alat, prestasi yang dicatatkan atlet tinju DIY pada dasarnya tidak bisa dipandang sebelah mata. Terakhir, di Pra-PON DIY berhasil meloloskan satu petinju untuk berlaga di PON 2016 tahun depan tanpa wild card.
Ketua KONI DIY GBPH Prabukusumo menyebutkan, dengan keberadaan sarana senilai Rp114 juta tersebut diharapkan atlet DIY bisa memiliki pusat latihan bersama. Dengan demikian, kualitas dari petinju DIY bisa lebih berkembang dan mencatatkan prestasi yang lebih baik lagi.
"Kami berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi pembinaan atlet DIY. untuk itu, dana yang berasal dari efisiensi kami pada masa bakti pertama kemarin, kami belikan peralatan bagi pembinaan atlet semua cabor DIY," tandas Gusti Prabu.
Dengan peralatan yang diberikan, diharapkan penggunaan bisa dilakukan secara optimal dengan tujuan meningkatkan kualitas dan prestasi atlet DIY. "Saya lebih senang alat ini rusak karena untuk berlatih daripada rusak karena tidak pernah dipergunakan," pungkasnya.
Rabu, 18 November 2015, menjadi hari paling bersejarah bagi Pengda Pertina DIY dengan diserahkannya sasana tinju tersebut. "Kita (pemerhati tinju DIY) sudah menunggu 15 tahun untuk memiliki sasana seperti ini," tandas Ketua Pengda Pertina DIY Tedy Alamsyah.
Keberadaan sasana milik Pengda Pertina menjadi sebuah pusat pembinaan dan latihan atlet-atlet tinju DIY. Dengan sarana seharga Rp114 juta tersebut, ada fasilitas yang bisa dimanfaatkan untuk latihan bersama atlet tinju DIY. Selama ini atlet-atlet tinju DIY berlatih di sasananya masing-masing karena tidak adanya fasilitas ring milik Pengda Pertina DIY.
Kendati memiliki keterbatasan alat, prestasi yang dicatatkan atlet tinju DIY pada dasarnya tidak bisa dipandang sebelah mata. Terakhir, di Pra-PON DIY berhasil meloloskan satu petinju untuk berlaga di PON 2016 tahun depan tanpa wild card.
Ketua KONI DIY GBPH Prabukusumo menyebutkan, dengan keberadaan sarana senilai Rp114 juta tersebut diharapkan atlet DIY bisa memiliki pusat latihan bersama. Dengan demikian, kualitas dari petinju DIY bisa lebih berkembang dan mencatatkan prestasi yang lebih baik lagi.
"Kami berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi pembinaan atlet DIY. untuk itu, dana yang berasal dari efisiensi kami pada masa bakti pertama kemarin, kami belikan peralatan bagi pembinaan atlet semua cabor DIY," tandas Gusti Prabu.
Dengan peralatan yang diberikan, diharapkan penggunaan bisa dilakukan secara optimal dengan tujuan meningkatkan kualitas dan prestasi atlet DIY. "Saya lebih senang alat ini rusak karena untuk berlatih daripada rusak karena tidak pernah dipergunakan," pungkasnya.
(aww)