Arema vs Sriwijaya FC: Tensi Tinggi Duel Klasik
A
A
A
MALANG - Duel klasik antara Sriwijaya FC (SFC) versus Arema Cronus menjadi pertarungan terbesar Piala Jenderal Sudirman Grup Malang di Stadion Kanjuruhan, Minggu (22/11) malam. Rivalitas kedua tim sepertinya ditakdirkan sejak turnamen mengisi kekosongan kompetisi di Tanah Air musim ini.
Emosi kedua klub pecah saat turnamen Piala Presiden digelar oleh Mahaka Sports and Entertainment. Lagi di fase Grup A, Piala Jenderal Sudirman promotor memberikan gelanggang pertempuran agar musuh bebuyutan ini kembali berduel.
Tim milik Sumsel, Laskar Wong Kito di pertemuan pertama (Piala Presiden) mampu menyingkirkan dominasi Singo Edan sebagai tuan rumah dan menjadi kampiun Grup B. Dengan kekuatan terbatas SFC pun mulus masuk kebabak final dan finis sebagai runner-up.
Torehan positif tersebut menjadi motivasi Pelatih Kepala Sriwijaya FC Benny "Bendol" Dollo tidak mau lagi kecolongan trofi di pergelaran turnamen Piala Jenderal Sudirman. Hadir dengan kekuatan lebih besar, kembali dipertemukan Arema di fase Grup A tidak membuatnya harus ciut.
"Tidak masalah kita kembali bertemu dan satu grup dengan Arema. Siapa pun lawan harus kami hadapi. Semua motivasi dan semangat pemain lebih besar agar kali ini kami mampu dapatkan trofi,"kata Bendol.
Bendol hanya sedikit khawatir fisik anak asuhnya yang belum masuk ketahap top performance. Banyaknya pemain yang memperkuat Piala Habibie membuat pilar terbaik di skuat masih kelelahan. Itu sedikit ditakutkan Bendol merusak skema taktik yang sudah dipersiapkan untuk membungkam dominasi Arema sebagai tuan rumah di Grup A Piala Jenderal Sudirman.
"Kalau untuk dukungan tuan rumah kita sudah buktikan di turnamen kemarin. Psikologis pemain tidak terpengaruh bermain di hadapan ribuan pendukung lawan. Mereka malah lebih termotivasi untuk memberikan persembahan terbaik. Hanya saja kondisi kita pemain masih kelelahan,"keluh Bendol.
Terlebih lagi Singo Edan diuntungkan dari segi tuan rumah dan fisik lebih segar karena rehat serta persiapan lebih panjang dengan jarak enam hari. Setelah pada hari Senin (16/11) Arema bertanding kontra PBR memiliki waktu cukup panjang menghadapi SFC pada Minggu, (22/11). Sedangkan SFC hanya memiliki jarak satu hari rehat dan dua hari persiapan setelah bertandingan kontra Persegres Gresik United pada Kamis (19/11).
"Mereka sangat diuntungkan dua kali lipat dari kita. Tetapi tidak baik kalau itu dijadikan alasan kita bermain buruk. Saya sudah tegaskan kepada anak-anak harus kerahkan semua semangat, motivasi dan organisasi tim harus tetap di jaga,"kata pelatih asal Manado ini.
Menelisik kekuatan tim, Bendol yang awalnya terkendala finishing touch di Piala Presiden, kini memiliki bomber-bomber tajam. Pulangnya Ferdinand Sinaga dan masuknya striker asing asal Nigeria, Osas Saha sebagai penyerang lubang menjadi kekuatan matang lini depan.
Dari sisi sayap duet kapten SFC Titus Bonai dan Raffaele Simone Quentieri mampu menebarkan ancaman. "Target kita tiga poin, kita harus menang telak. Tanpa adanya adu penalti, itu harapan saya kepada pemain,"pungkasnya.
Emosi kedua klub pecah saat turnamen Piala Presiden digelar oleh Mahaka Sports and Entertainment. Lagi di fase Grup A, Piala Jenderal Sudirman promotor memberikan gelanggang pertempuran agar musuh bebuyutan ini kembali berduel.
Tim milik Sumsel, Laskar Wong Kito di pertemuan pertama (Piala Presiden) mampu menyingkirkan dominasi Singo Edan sebagai tuan rumah dan menjadi kampiun Grup B. Dengan kekuatan terbatas SFC pun mulus masuk kebabak final dan finis sebagai runner-up.
Torehan positif tersebut menjadi motivasi Pelatih Kepala Sriwijaya FC Benny "Bendol" Dollo tidak mau lagi kecolongan trofi di pergelaran turnamen Piala Jenderal Sudirman. Hadir dengan kekuatan lebih besar, kembali dipertemukan Arema di fase Grup A tidak membuatnya harus ciut.
"Tidak masalah kita kembali bertemu dan satu grup dengan Arema. Siapa pun lawan harus kami hadapi. Semua motivasi dan semangat pemain lebih besar agar kali ini kami mampu dapatkan trofi,"kata Bendol.
Bendol hanya sedikit khawatir fisik anak asuhnya yang belum masuk ketahap top performance. Banyaknya pemain yang memperkuat Piala Habibie membuat pilar terbaik di skuat masih kelelahan. Itu sedikit ditakutkan Bendol merusak skema taktik yang sudah dipersiapkan untuk membungkam dominasi Arema sebagai tuan rumah di Grup A Piala Jenderal Sudirman.
"Kalau untuk dukungan tuan rumah kita sudah buktikan di turnamen kemarin. Psikologis pemain tidak terpengaruh bermain di hadapan ribuan pendukung lawan. Mereka malah lebih termotivasi untuk memberikan persembahan terbaik. Hanya saja kondisi kita pemain masih kelelahan,"keluh Bendol.
Terlebih lagi Singo Edan diuntungkan dari segi tuan rumah dan fisik lebih segar karena rehat serta persiapan lebih panjang dengan jarak enam hari. Setelah pada hari Senin (16/11) Arema bertanding kontra PBR memiliki waktu cukup panjang menghadapi SFC pada Minggu, (22/11). Sedangkan SFC hanya memiliki jarak satu hari rehat dan dua hari persiapan setelah bertandingan kontra Persegres Gresik United pada Kamis (19/11).
"Mereka sangat diuntungkan dua kali lipat dari kita. Tetapi tidak baik kalau itu dijadikan alasan kita bermain buruk. Saya sudah tegaskan kepada anak-anak harus kerahkan semua semangat, motivasi dan organisasi tim harus tetap di jaga,"kata pelatih asal Manado ini.
Menelisik kekuatan tim, Bendol yang awalnya terkendala finishing touch di Piala Presiden, kini memiliki bomber-bomber tajam. Pulangnya Ferdinand Sinaga dan masuknya striker asing asal Nigeria, Osas Saha sebagai penyerang lubang menjadi kekuatan matang lini depan.
Dari sisi sayap duet kapten SFC Titus Bonai dan Raffaele Simone Quentieri mampu menebarkan ancaman. "Target kita tiga poin, kita harus menang telak. Tanpa adanya adu penalti, itu harapan saya kepada pemain,"pungkasnya.
(aww)