Bos Yamaha Tech3 Sebut Hubungan Lorenzo-Marquez Seperti Kisah Cinta
A
A
A
LONDON - Bos Yamaha Tech3, Herve Poncharal, angkat bicara menyusul insiden di akhir musim 2015 yang membuat Valentino Rossi dan dua pembalap Spanyol; Jorge Lorenzo dan Marc Marquez, menjadi sorotan. Menurutnya, Lorenzo dan Marquez sudah keterlaluan.
Poncharal merupakan satu dari segelintir orang yang merasa 'jijik' dengan proses kemenangan Lorenzo di akhir musim 2015. Baginya, proses kemenangan Lorenzo yang seakan dibantu Marquez adalah unsur utama dalam terjadinya kontroversi di akhir musim lalu.
"Bagi saya untuk hukuman yang adil, Rossi terlalu banyak menanggung. Dia boleh saja dihukum, tetapi penalti tiga angka dan memulai balapan dari posisi buncit itu tidak perlu," kata Poncharal dalam wawancara eksklusif bersama Crash, Senin (11/1/2016).
"Ketika Anda mendengar hal-hal yang dikatakan tentang persekongkolan Marquez dan Lorenzo, atau Anda melihat foto-foto mereka berdua, ini seperti love story. Itu bukan suatu kehormatan," lanjutnya.
Seperti kita ketahui, musim lalu Rossi harus merelakan gelar juara dunia diambil Lorenzo karena sebuah kesalahan. Dia diganjar penalti tiga poin sehingga harus memulai balapan dari posisi buncit di balapan penutup di Valencia.
Hukuman itu tepaksa jalankan setelah dia dianggap menendang Marquez hingga terjatuh ketika berduel di Sirkuit Sepang. (Baca juga : Stoner Bicara Tentang Drama MotoGP 2015)
Seperti sebuah drama, Lorenzo tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan mengambil kemenangan selagi Rossi memikul hukuman.Saat memenangkan balapan penutup, Lorenzo finis di depan Marquez yang terkesan sengaja membiarkan kompatriotnya itu menang dengan tidak menyalip Lorenzo sepanjang balapan terakhir.
Poncharal merupakan satu dari segelintir orang yang merasa 'jijik' dengan proses kemenangan Lorenzo di akhir musim 2015. Baginya, proses kemenangan Lorenzo yang seakan dibantu Marquez adalah unsur utama dalam terjadinya kontroversi di akhir musim lalu.
"Bagi saya untuk hukuman yang adil, Rossi terlalu banyak menanggung. Dia boleh saja dihukum, tetapi penalti tiga angka dan memulai balapan dari posisi buncit itu tidak perlu," kata Poncharal dalam wawancara eksklusif bersama Crash, Senin (11/1/2016).
"Ketika Anda mendengar hal-hal yang dikatakan tentang persekongkolan Marquez dan Lorenzo, atau Anda melihat foto-foto mereka berdua, ini seperti love story. Itu bukan suatu kehormatan," lanjutnya.
Seperti kita ketahui, musim lalu Rossi harus merelakan gelar juara dunia diambil Lorenzo karena sebuah kesalahan. Dia diganjar penalti tiga poin sehingga harus memulai balapan dari posisi buncit di balapan penutup di Valencia.
Hukuman itu tepaksa jalankan setelah dia dianggap menendang Marquez hingga terjatuh ketika berduel di Sirkuit Sepang. (Baca juga : Stoner Bicara Tentang Drama MotoGP 2015)
Seperti sebuah drama, Lorenzo tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan mengambil kemenangan selagi Rossi memikul hukuman.Saat memenangkan balapan penutup, Lorenzo finis di depan Marquez yang terkesan sengaja membiarkan kompatriotnya itu menang dengan tidak menyalip Lorenzo sepanjang balapan terakhir.
(sha)