Serena Tanggapi Dugaan Pengaturan Skor di Grand Slam
A
A
A
MELBOURNE - Petenis nomor satu dunia, Serena Williams angkat bicara menyusul laporan tentang dugaan pengaturan skor di grand slam tenis dalam delapan tahun terakhir. Serena mengaku tidak mengetahui adanya kecurangan dalam dunia tenis.
Peraih 21 gelar juara grand slam itu menanggapi laporan tentang dugaan match fixing usai memastikan tempat di babak kedua Australia Terbuka 2016. Serena lolos dari babak pertama usai mengalahkan petenis Italia Camila Giorgi, dua set langsung; 6-4 7-5.
"Ketika saya bermain tenis, saya melakukannya untuk diri saya sendiri. Saya melawan diri saya dengan sangat keras, karena bagi seorang atlet, ada yang lebih penting dari sebuah kemasyuran, itu adalah sejarah," kata Serena, dikutip Reuters, Senin (18/1/2016).
"Jika (pengaturan skor) itu benar benar terjadi, saya tidak tahu tentang hal itu. Saya kadang-kadang berpikir ini adalah sebuah tudingan," lanjutnya.
Serena yang baru melakukan comeback usai dibekap cedera lutut pada September 2015 lalu, mengaku sangat senang dengan hasil positif yang dia raih di babak pertama Australia Terbuka 2016. Serena lolos ke babak kedua seiring dengan keberhasilan Petra Kvitova lolos dari babak pertama.
Adapun mantan petenis nomor satu dunia, Caroline Wozniacki terhenti usai kalah di tangan petenis non unggulan, Yulia Putintseva. Petenis Denmark itu tersingkir usai kalah dari petenis asal Kazakhstan, Yulia Putintseva, di Hisense Arena, Senin (18/1/2016). Wozniacki kalah dalam pertarungan tiga set yang berlangsung selama tiga jam 11 menit dengan skor 1-6, 6-7(3), 4-6. (Baca juga : Grand Slam Wimbledon Dicemari Pengaturan Skor?)
Sebelumnya diberitakan, sebuah laporan penyidik anti-korupsi yang bocor menyebut sebanyak 16 petenis tersangkut kasus pengaturan skor (match fixing). Setengah dari petenis itu tampil juga di ajang Australia Terbuka 2016.
Peraih 21 gelar juara grand slam itu menanggapi laporan tentang dugaan match fixing usai memastikan tempat di babak kedua Australia Terbuka 2016. Serena lolos dari babak pertama usai mengalahkan petenis Italia Camila Giorgi, dua set langsung; 6-4 7-5.
"Ketika saya bermain tenis, saya melakukannya untuk diri saya sendiri. Saya melawan diri saya dengan sangat keras, karena bagi seorang atlet, ada yang lebih penting dari sebuah kemasyuran, itu adalah sejarah," kata Serena, dikutip Reuters, Senin (18/1/2016).
"Jika (pengaturan skor) itu benar benar terjadi, saya tidak tahu tentang hal itu. Saya kadang-kadang berpikir ini adalah sebuah tudingan," lanjutnya.
Serena yang baru melakukan comeback usai dibekap cedera lutut pada September 2015 lalu, mengaku sangat senang dengan hasil positif yang dia raih di babak pertama Australia Terbuka 2016. Serena lolos ke babak kedua seiring dengan keberhasilan Petra Kvitova lolos dari babak pertama.
Adapun mantan petenis nomor satu dunia, Caroline Wozniacki terhenti usai kalah di tangan petenis non unggulan, Yulia Putintseva. Petenis Denmark itu tersingkir usai kalah dari petenis asal Kazakhstan, Yulia Putintseva, di Hisense Arena, Senin (18/1/2016). Wozniacki kalah dalam pertarungan tiga set yang berlangsung selama tiga jam 11 menit dengan skor 1-6, 6-7(3), 4-6. (Baca juga : Grand Slam Wimbledon Dicemari Pengaturan Skor?)
Sebelumnya diberitakan, sebuah laporan penyidik anti-korupsi yang bocor menyebut sebanyak 16 petenis tersangkut kasus pengaturan skor (match fixing). Setengah dari petenis itu tampil juga di ajang Australia Terbuka 2016.
(bbk)