Soal Pengaturan Skor, Djokovic Ngaku Pernah Ditawari Rp2 Miliar

MELBOURNE - Dugaan mengenai skandal pengaturan skor di dunia tenis internasional diamini petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic. Raja tenis asal Serbia mengaku pernah ditawari uang sebesar USD 200 ribu atau sekitar Rp2.7 miliar agar sengaja kalah di hadapan lawan.

Joker, sapaan akrab Djokovic, mengaku seseorang yang tidak dia kenal mendatanginya dan menawarkan USD 200 ribu agar dirinya sengaja kalah dalam pertandingan di babak pertama turnamen ATP Tour di St Petersburg Rusia tahun 2007. Joker menolak tawaran tersebut.

"Saya didekati seorang melalui orang yang bekerja dengan saya sewaktu itu. Itu membuat saya merasa buruk sebab saya sama sekali tidak ingin terlibat dengan masalah ini. Anda tahu, seseorang mungkin menyebutkan kesempatan," ujar Djokovic usai memastikan lolos ke babak kedua Australia Terbuka 2015, dikutip ESPN.

"Bagi saya, itu merupakan tindakan tidak sportif dan kejahatan dalam olahraga. Saya tidak mendukung itu. Saya pikir tidak ada ruang untuk itu dalam olahraga, terutama di tenis," tegasnya.

Djokovic menganggap bahwa dugaan pengaturan skor ini terjadi pada pertandingan sekitar 10 tahun lalu dan sama sekali tidak melibatkan pemain yang aktif. Namun dalam laporan yang berkembang baru-baru ini, dugaan skandal pengaturan skor masih terjadi hingga tahun lalu.

Celakanya, walau terjadi di turnamen kecil pengaturan skor tidak dibenarkan, dugaan tersebut muncul di ajang sekaliber grand slam. Wimbledon yang punya sejarah panjang dalam turnamen tenis disebut-sebut menjadi bagian dalam pengaturan skor tadi. (Baca juga : Grand Slam Wimbledon Dicemari Pengaturan Skor?)

Sebelumnya, Serena Williams yang mengasai peringkat petenis putri dunia juga buka suara terkait dugaan pengaturan skor. Petenis AS yang merebut tiga gelar grand slam musim lalu itu mengaku tidak terlibat dalam skandal olah raga seperti match fixing. (Baca juga : Serena Tanggapi Dugaan Pengaturan Skor di Grand Slam)