Alonso : Mourinho dan Guardiola Cuma Beda Nasib
A
A
A
MUNICH - Gelandang Bayern Muenchen Xabi Alonso angkat bicara menyusul rencana kepindahan Pep Guardiola ke Liga Inggris pada akhir musim ini. Alonso juga mengomentari keputusan Chelsea mendepak Jose Mourinho menyusul hasil buruk di paruh pertama Liga Inggris 2015/2016.
Alonso merupakan pemain yang merasakan berada di tangan kedua pelatih paling disorot dalam beberapa hari terakhir. Menurutnya, kedua pelatih tersebut memiliki kemampuan strategi yang sama, cuma beda nasib.
"Keduanya lahir sebagai pemimpin. Mereka orang-orang kharismatik yang tahu bagaimana menarik dan meyakinkan orang, kemudian keduanya punya kepribadian yang kuat. Tetapi tidak ada hal lain yang benar-benar sama," kata gelandang timnas Spanyol itu, dikutip AS, Jumat (22/1/2016).
Tak hanya sampai disitu, Alonso juga menyinggung tentang suksesor Mourinho, Rafa Benitez, yang hanya seumur jagung melatih Real Madrid. Alonso yang pernah mengecap manisnya trofi Liga Champions bersama Benitez di Liverpool, punya pandangan lain terkait keputusan Los Blancos mengganti Rafa dengan Zidane.
"Real Madrid adalah tim yang hebat dengan pemain hebat di semua posisi. Sementara Rafa Benitez merupakan pelatih yang metodis dan analitis. Tetapi di sisi lain, dia tidak bisa menyentuh semua hal yang berada di Real Madrid," lanjutnya.
Terakhir, Alonso mengatakan bahwa sepak bola telah menjelma sebagai sebuah jaringan pemasaran dan industri alih-alih permainan atraktif di atas lapangan. Dari pandangan tersebut, Alonso menilai bahwa sosok pelatih dituntut tidak hanya melahirkan pemain hebat, tetapi juga mengundang pemasukan besar bagi klub yang diasuhnya.
"Saya pikir hal itu ada hubungannya dengan evolusi dari masyarakat itu sendiri. Sepakbola terus menjadi cermin, dan yang terpenting adalah seberapa jauh Anda beradaptasi dengan kondisi tersebut, melestarikan substansi permainan di lapangan dan mengitegrasikan 'bumbu' lainnya yang muncul," tutupnya. (Baca juga : Hati Guardiola Ternyata Masih di Jerman)
Alonso merupakan pemain yang merasakan berada di tangan kedua pelatih paling disorot dalam beberapa hari terakhir. Menurutnya, kedua pelatih tersebut memiliki kemampuan strategi yang sama, cuma beda nasib.
"Keduanya lahir sebagai pemimpin. Mereka orang-orang kharismatik yang tahu bagaimana menarik dan meyakinkan orang, kemudian keduanya punya kepribadian yang kuat. Tetapi tidak ada hal lain yang benar-benar sama," kata gelandang timnas Spanyol itu, dikutip AS, Jumat (22/1/2016).
Tak hanya sampai disitu, Alonso juga menyinggung tentang suksesor Mourinho, Rafa Benitez, yang hanya seumur jagung melatih Real Madrid. Alonso yang pernah mengecap manisnya trofi Liga Champions bersama Benitez di Liverpool, punya pandangan lain terkait keputusan Los Blancos mengganti Rafa dengan Zidane.
"Real Madrid adalah tim yang hebat dengan pemain hebat di semua posisi. Sementara Rafa Benitez merupakan pelatih yang metodis dan analitis. Tetapi di sisi lain, dia tidak bisa menyentuh semua hal yang berada di Real Madrid," lanjutnya.
Terakhir, Alonso mengatakan bahwa sepak bola telah menjelma sebagai sebuah jaringan pemasaran dan industri alih-alih permainan atraktif di atas lapangan. Dari pandangan tersebut, Alonso menilai bahwa sosok pelatih dituntut tidak hanya melahirkan pemain hebat, tetapi juga mengundang pemasukan besar bagi klub yang diasuhnya.
"Saya pikir hal itu ada hubungannya dengan evolusi dari masyarakat itu sendiri. Sepakbola terus menjadi cermin, dan yang terpenting adalah seberapa jauh Anda beradaptasi dengan kondisi tersebut, melestarikan substansi permainan di lapangan dan mengitegrasikan 'bumbu' lainnya yang muncul," tutupnya. (Baca juga : Hati Guardiola Ternyata Masih di Jerman)
(bbk)