Ketua Tim Ad-Hoc & Menpora Ngotot Jangan Sampai Kena Sanksi FIFA
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengaku jika pemerintah dan tim Ad-Hoc bentukan FIFA memiliki spirit yang sama tentang sepak bola Indonesia. Menpora menambahkan akan membicarakan dan melaporkan semua kerja tim Ad-Hoc selama ini di internal kepemerintahan.
Menpora akhirnya menerima ketua tim Ad-Hoc di kantor Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jakarta, Rabu (10/2/2016). Agum yang datang tanpa satu pun anggota tim Ad Hoc, tiba di kantor Kemenpora sekitar pukul 12.30 WIB. Dan diterima Menpora di ruang kerjanya pada pukul 13.45 WIB.
Dalam pertemuan yang kira-kira berlangsung selama 45 menit itu, Menpora mengaku sudah menerima semua laporan kerja yang selama ini dilakukan tim Ad-Hoc. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengaku jika sebetulnya pemerintah dan tim Ad-Hoc memiliki spirit dan pemikiran yang sama terkait kemajuan sepak bola Tanah Air.
"Pak Agum Gumelar yang saya hormati. Beliau orang tua saya yang kebetulan sekarang mendapat mandat sebagai ketua tim Ad-hoc dari FIFA. Makanya tadi saya berbicara banyak hal, Alhamdulilah saya bersyukur pak Agum Gumelar menyampaikan perkembangan-perkembangan dilakukan dan dibahas di tim Ad-hoc," ungkap Menpora dalam sesi jumpa pers sepelas pertemuan berlangsung.
"Tentu sangat menyenangkan bagi kami karena tim Ad-Hoc dan pemerintah akan terus mendalami dan kedepan (sepak bola Indonesia) kembali bisa berkiprah di internasional dan sebisa mungkin FIFA tidak memberikan sanksi kepada Indonesia," lanjut Menpora yang dalam jumpa pers tersebut didampiki juru bicara Kemenpora, Gatot Dewa Broto.
Menpora yang mengaku memenuhi pertemuan dengan Agum atas mandat dari istana, menegaskan jika semua laporan yang disampaikan tim Ad-Hoc akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dan kebetulan, Menpora sendiri akan menghadiri rapat kabinet dengan presiden, selepas bertemu dengan Agum yang juga mantan Ketua Umum (Ketum) PSSI periode 1999-2003 tersebut.
"Selebihnya, laporan lengkap yang sudah diberikan pak Agum, kami tentu akan membicarakan lebih lanjut di interen pemerintah. Dan saya juga akan melaporkan kepada presiden dan saya menerima pak Agum selain sangat amat rindu kepada beliau, juga diberi mandate oleh istana untuk menerima pak Agum," papar Menpora.
Dari pertemuan itu, Menpora sendiri menyatakan akan ada tindak lanjut dalam jangka pendek atau jangka pangjang. Jangka pendek, semua langkah yang sudah dilakukan ini akan dilaporkan kepada AFC dan FIFA secara gamblang. Adapun jangka panjangnya, Menpora mempertegas jika semua langkah pemerintah atas keinginan masyarakat.
"Kami juga akan memberikan syarat-syaarat bagaimana tata kelola sepak bola itu bisa berjalan dengan baik. Dan dalam laporan lengkap, bahwa sebetulnya ada semangat yang sama dengan pemerintah, jika tata kelola harus dilakukan," tutur Menpora yang juga mantan Sekertaris Jenderal (Sekjen) PKB tersebut.
Dalam kesempatan yang sama Agum juga menyatakan, jika pemerintah dan tim Ad-Hoc memiliki semangat yang sama. Lebih lanjut, mantan Menteri Perhubungan pada era presiden Megawati Soekarno Puteri itu, berharap masalah sepak bola Indonesia tidak dibawa dalam Kongres FIFA, 25 Februari mendatang.
"Tentu akan ada langkah lebih lanjut dan saya sangat berbesar hati karena sudah ada semacam spirit bersama antara tim Ad-Hoc dan pemerintah untuk bisa jangka panjang dalam rangka reformasi tata kelola sepak bola Indonesia. Jangka dekat berkaitan dengan kongres FIFA. Kami bersama-sama punya semangat untuk mencegah jangan sampai kita terkena sanksi di kongres FIFA," papar Agum.
Namun saat ditanya apakah kedepan pemerintah akan ikut bergabung dengan tim Ad-Hoc, baik Menpora dan Agum tidak memberikan pernyataan tegas. Menpora sendiri mengelak untuk membicarakan hal itu, adapun Agum hanya menuturkan jika pemerintah akan bergabung.
Menpora akhirnya menerima ketua tim Ad-Hoc di kantor Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jakarta, Rabu (10/2/2016). Agum yang datang tanpa satu pun anggota tim Ad Hoc, tiba di kantor Kemenpora sekitar pukul 12.30 WIB. Dan diterima Menpora di ruang kerjanya pada pukul 13.45 WIB.
Dalam pertemuan yang kira-kira berlangsung selama 45 menit itu, Menpora mengaku sudah menerima semua laporan kerja yang selama ini dilakukan tim Ad-Hoc. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengaku jika sebetulnya pemerintah dan tim Ad-Hoc memiliki spirit dan pemikiran yang sama terkait kemajuan sepak bola Tanah Air.
"Pak Agum Gumelar yang saya hormati. Beliau orang tua saya yang kebetulan sekarang mendapat mandat sebagai ketua tim Ad-hoc dari FIFA. Makanya tadi saya berbicara banyak hal, Alhamdulilah saya bersyukur pak Agum Gumelar menyampaikan perkembangan-perkembangan dilakukan dan dibahas di tim Ad-hoc," ungkap Menpora dalam sesi jumpa pers sepelas pertemuan berlangsung.
"Tentu sangat menyenangkan bagi kami karena tim Ad-Hoc dan pemerintah akan terus mendalami dan kedepan (sepak bola Indonesia) kembali bisa berkiprah di internasional dan sebisa mungkin FIFA tidak memberikan sanksi kepada Indonesia," lanjut Menpora yang dalam jumpa pers tersebut didampiki juru bicara Kemenpora, Gatot Dewa Broto.
Menpora yang mengaku memenuhi pertemuan dengan Agum atas mandat dari istana, menegaskan jika semua laporan yang disampaikan tim Ad-Hoc akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dan kebetulan, Menpora sendiri akan menghadiri rapat kabinet dengan presiden, selepas bertemu dengan Agum yang juga mantan Ketua Umum (Ketum) PSSI periode 1999-2003 tersebut.
"Selebihnya, laporan lengkap yang sudah diberikan pak Agum, kami tentu akan membicarakan lebih lanjut di interen pemerintah. Dan saya juga akan melaporkan kepada presiden dan saya menerima pak Agum selain sangat amat rindu kepada beliau, juga diberi mandate oleh istana untuk menerima pak Agum," papar Menpora.
Dari pertemuan itu, Menpora sendiri menyatakan akan ada tindak lanjut dalam jangka pendek atau jangka pangjang. Jangka pendek, semua langkah yang sudah dilakukan ini akan dilaporkan kepada AFC dan FIFA secara gamblang. Adapun jangka panjangnya, Menpora mempertegas jika semua langkah pemerintah atas keinginan masyarakat.
"Kami juga akan memberikan syarat-syaarat bagaimana tata kelola sepak bola itu bisa berjalan dengan baik. Dan dalam laporan lengkap, bahwa sebetulnya ada semangat yang sama dengan pemerintah, jika tata kelola harus dilakukan," tutur Menpora yang juga mantan Sekertaris Jenderal (Sekjen) PKB tersebut.
Dalam kesempatan yang sama Agum juga menyatakan, jika pemerintah dan tim Ad-Hoc memiliki semangat yang sama. Lebih lanjut, mantan Menteri Perhubungan pada era presiden Megawati Soekarno Puteri itu, berharap masalah sepak bola Indonesia tidak dibawa dalam Kongres FIFA, 25 Februari mendatang.
"Tentu akan ada langkah lebih lanjut dan saya sangat berbesar hati karena sudah ada semacam spirit bersama antara tim Ad-Hoc dan pemerintah untuk bisa jangka panjang dalam rangka reformasi tata kelola sepak bola Indonesia. Jangka dekat berkaitan dengan kongres FIFA. Kami bersama-sama punya semangat untuk mencegah jangan sampai kita terkena sanksi di kongres FIFA," papar Agum.
Namun saat ditanya apakah kedepan pemerintah akan ikut bergabung dengan tim Ad-Hoc, baik Menpora dan Agum tidak memberikan pernyataan tegas. Menpora sendiri mengelak untuk membicarakan hal itu, adapun Agum hanya menuturkan jika pemerintah akan bergabung.
(bbk)