Tim Ad-Hoc Bertemu Exco FIFA Bahas Nasib Sepak Bola Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Nasib sepak bola Indonesia kembali dipertaruhkan dalam Kongres Tahunan FIFA di Zurich, Swiss, pada 25 Februari mendatang. Status Indonesia yang sedang dalam sanksi organisasi tertinggi sepak bola dunia akan kembali diperjelas dalam kongres tahunan tersebut.
Karena itu, sebelum berlangsungnya Kongres Tahunan FIFA, Ketua Tim Ad-Hoc, Agum Gumelar, dijadwalkan bertemu dengan Komite Eksekutif (Exco) FIFA di wilayah Asia, 16 Februari mendatang. Dalam pertemuan tersebut, mantan Ketua Umum (Ketum) PSSI 1999-2003 itu mengaku akan melaporkan perkembangan situasi terbaru persepakbolaan Indonesia.
Agum akan menjalin pembicaraan dengan beberapa petinggi FIFA di Asia untuk membahas situasi sepak bola Tanah Air yang belum juga kondusif. Seperti di antaranya H.R.H Prince Abdullah, Kohzo Tashima, Mariano Araneta, dan juga akan turut hadir Presiden AFC Sheikh Salman.
''Pada tanggal 16 (Februari) saya akan ke Kuala Lumpur (Malaysia). Saya akan bertemu dengan Exco FIFA yang di Asia. Seperti Price Abdulah, Mariano, Kohzo, dan Salman, sebagai presiden AFC. Saya akan bertemu mereka dan saya akan laporkan perkembangan,”ungkap Agum, selepas menjalani rapat Tim Ad-Hoc di kediamannya di Jakarta, Rabu malam (10/2).
''Mudah-mudahan perkembangannya (sebelum bertemu dengan para petinggi FIFA di Asia) positif. Mudah-mudahan sebelum tanggal 16 ada perubahan yang positif dari pemerintah,” sambung Agum, yang juga sempat ditunjuk FIFA sebagai Ketua Komite Normalisasi (KN) saat konflik sepak bola Indonesia terjadi pada 2011 lalu.
Baca juga: Ketua Tim Ad-Hoc & Menpora Ngotot Jangan Sampai Kena Sanksi FIFA
Sementara itu, Ketum PSSI La Nyalla M Mattalitti, dalam rilis yang diterima KORAN SINDO, menyambut baik pertemuan antara Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi dengan ketua Tim Ad-Hoc Agum Gumelar, Rabu (10/2). Lebih lanjut, La Nyalla menyatakan bahwa hanya ada dua syarat yang harus dilakukan agar sepak bola Indonesia kembali aktif di kancah internasional.
''Dua syarat ini mendesak untuk dipenuhi sebagai pintu masuk menghidupkan kembali sepak bola Indonesia. Yaitu, pemerintah mengutus wakilnya untuk duduk di Tim Ad-Hoc dan Menpora mencabut SK (Surat Keputusan) pembekuan PSSI sebelum Kongres FIFA akhir Februari nanti. Itu pintu masuknya,”papar La Nyalla.
Seperti diketahui bersama, pemerintah atau Kemenpora memang belum bergabung dengan Tim Ad-Hoc yang sudah beberapa kali menggelar pertemuan. Tim Ad-Hoc sendiri berharap, pemerintah bisa ambil bagian dalam pertemuan Tim Ad-Hoc berikutnya pada 15 Februari mendatang.
Karena itu, sebelum berlangsungnya Kongres Tahunan FIFA, Ketua Tim Ad-Hoc, Agum Gumelar, dijadwalkan bertemu dengan Komite Eksekutif (Exco) FIFA di wilayah Asia, 16 Februari mendatang. Dalam pertemuan tersebut, mantan Ketua Umum (Ketum) PSSI 1999-2003 itu mengaku akan melaporkan perkembangan situasi terbaru persepakbolaan Indonesia.
Agum akan menjalin pembicaraan dengan beberapa petinggi FIFA di Asia untuk membahas situasi sepak bola Tanah Air yang belum juga kondusif. Seperti di antaranya H.R.H Prince Abdullah, Kohzo Tashima, Mariano Araneta, dan juga akan turut hadir Presiden AFC Sheikh Salman.
''Pada tanggal 16 (Februari) saya akan ke Kuala Lumpur (Malaysia). Saya akan bertemu dengan Exco FIFA yang di Asia. Seperti Price Abdulah, Mariano, Kohzo, dan Salman, sebagai presiden AFC. Saya akan bertemu mereka dan saya akan laporkan perkembangan,”ungkap Agum, selepas menjalani rapat Tim Ad-Hoc di kediamannya di Jakarta, Rabu malam (10/2).
''Mudah-mudahan perkembangannya (sebelum bertemu dengan para petinggi FIFA di Asia) positif. Mudah-mudahan sebelum tanggal 16 ada perubahan yang positif dari pemerintah,” sambung Agum, yang juga sempat ditunjuk FIFA sebagai Ketua Komite Normalisasi (KN) saat konflik sepak bola Indonesia terjadi pada 2011 lalu.
Baca juga: Ketua Tim Ad-Hoc & Menpora Ngotot Jangan Sampai Kena Sanksi FIFA
Sementara itu, Ketum PSSI La Nyalla M Mattalitti, dalam rilis yang diterima KORAN SINDO, menyambut baik pertemuan antara Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi dengan ketua Tim Ad-Hoc Agum Gumelar, Rabu (10/2). Lebih lanjut, La Nyalla menyatakan bahwa hanya ada dua syarat yang harus dilakukan agar sepak bola Indonesia kembali aktif di kancah internasional.
''Dua syarat ini mendesak untuk dipenuhi sebagai pintu masuk menghidupkan kembali sepak bola Indonesia. Yaitu, pemerintah mengutus wakilnya untuk duduk di Tim Ad-Hoc dan Menpora mencabut SK (Surat Keputusan) pembekuan PSSI sebelum Kongres FIFA akhir Februari nanti. Itu pintu masuknya,”papar La Nyalla.
Seperti diketahui bersama, pemerintah atau Kemenpora memang belum bergabung dengan Tim Ad-Hoc yang sudah beberapa kali menggelar pertemuan. Tim Ad-Hoc sendiri berharap, pemerintah bisa ambil bagian dalam pertemuan Tim Ad-Hoc berikutnya pada 15 Februari mendatang.
(aww)