5 Catatan Unik Warnai Kemenangan MU di Babak Trofeo
A
A
A
TENGGARONG - Madura United (MU) FC jadi tim paling beruntung di babak trofeo Piala Gubernur Kalimantan Timur (PGK) 2016. Meski tak bisa menang dalam 2x45 menit, kubu Sape Kerap justru bisa melaju ke partai pamungkas.
Dalam peraturan di babak trofeo PGK, tim yang bermain imbang dalam 45 menit akan melanjutkan pertarungannya ke drama adu penalti. Pada masa itulah, MU sukses meraih kemenangan. Mereka berhak lolos setelah menang head to head dengan Arema yang juga memiliki empat poin.
Selepas pertandingan, tersaji lima fakta menarik. Berikut ulasannya:
1. Sistem trofeo memang sedikit aneh karena tim yang tidak menang langsung dalam 45 menit atau waktu normal masih bisa lolos. Madura United adalah buktinya. Bermain imbang dua kali sudah mengantarkan mereka ke final. MU maju ke partai pamungkas setelah menang dalam adu penalti.
Sesuai peraturan, pemenang adu penalti berhak meraih dua poin. Pada tahap ini, MU menang atas Arema dan Persiba Balikpapan. Aturan ini mungkin terasa tidak adil bagi Arema karena nyatanya mereka bisa menang lawan Persiba 1-0. Hanya karena kalah adu penalti, kerja keras Arema memenangkan laga di waktu normal jadi berakhir sia-sia.
2. Saat bertemu Arema, separuh kekuatan MU merupakan mantan pemain Singo Edan. Di sana ada Fabiano Beltrame, Gilang Ginarsa, Munhar, Tony Mossi Espinosa, serta Engelberd Sani.
Ini juga menjadi ajang pembalasan bagi Mossi yang sempat kecewa karena dibuang Milomir Seslija dari skuat Arema. Saat adu penalti, Mossi sukses menyumbang satu gol untuk kemenangan timnya.
3. Kiper Arema, Kurnia Meiga kurang beruntung ketika tampil di babak semifinal. Saat ia berdiri di bawah mistar gawang, Arema selalu kalah dan tersingkir dari kejuaraan.
Pada semifinal Piala Presiden di Stadion Manahan Solo, Arema keok dari Sriwijaya FC. Lalu tim Singo Edan menyerah dari Mitra Kukar di semifinal Piala Jenderal Sudirman. Yang teranyar, Arema tersingkir dari Piala Gubernur Kalimantan Timur.
4. Arema Cronus dan Madura United memiliki rekor yang berimbang sejak menunjuk pelatih baru. Kedua tim sama-sama menelan satu kekalahan.
Arema kalah saat menghadapi Pusamania Borneo FC di babak penyisihan grup Piala Gubernur Kaltim. Sedangkan MU, mereka tumbang saat melawan Arema di laga uji coba.
5. Dewi keberuntungan mendekati MU di babak trofeo. Saat adu penalti, tiga dari empat tendangan lawan membentur tiang gawang. Sementara sisanya berhasil dibendung kiper MU, Hery Prasetya.
MU sendiri hanya gagal satu kali saat melakoni drama adu penalti. Saat melawan Persiba, Fabiano Beltrame tak bisa menceploskan bola ke dalam gawang.
Dalam peraturan di babak trofeo PGK, tim yang bermain imbang dalam 45 menit akan melanjutkan pertarungannya ke drama adu penalti. Pada masa itulah, MU sukses meraih kemenangan. Mereka berhak lolos setelah menang head to head dengan Arema yang juga memiliki empat poin.
Selepas pertandingan, tersaji lima fakta menarik. Berikut ulasannya:
1. Sistem trofeo memang sedikit aneh karena tim yang tidak menang langsung dalam 45 menit atau waktu normal masih bisa lolos. Madura United adalah buktinya. Bermain imbang dua kali sudah mengantarkan mereka ke final. MU maju ke partai pamungkas setelah menang dalam adu penalti.
Sesuai peraturan, pemenang adu penalti berhak meraih dua poin. Pada tahap ini, MU menang atas Arema dan Persiba Balikpapan. Aturan ini mungkin terasa tidak adil bagi Arema karena nyatanya mereka bisa menang lawan Persiba 1-0. Hanya karena kalah adu penalti, kerja keras Arema memenangkan laga di waktu normal jadi berakhir sia-sia.
2. Saat bertemu Arema, separuh kekuatan MU merupakan mantan pemain Singo Edan. Di sana ada Fabiano Beltrame, Gilang Ginarsa, Munhar, Tony Mossi Espinosa, serta Engelberd Sani.
Ini juga menjadi ajang pembalasan bagi Mossi yang sempat kecewa karena dibuang Milomir Seslija dari skuat Arema. Saat adu penalti, Mossi sukses menyumbang satu gol untuk kemenangan timnya.
3. Kiper Arema, Kurnia Meiga kurang beruntung ketika tampil di babak semifinal. Saat ia berdiri di bawah mistar gawang, Arema selalu kalah dan tersingkir dari kejuaraan.
Pada semifinal Piala Presiden di Stadion Manahan Solo, Arema keok dari Sriwijaya FC. Lalu tim Singo Edan menyerah dari Mitra Kukar di semifinal Piala Jenderal Sudirman. Yang teranyar, Arema tersingkir dari Piala Gubernur Kalimantan Timur.
4. Arema Cronus dan Madura United memiliki rekor yang berimbang sejak menunjuk pelatih baru. Kedua tim sama-sama menelan satu kekalahan.
Arema kalah saat menghadapi Pusamania Borneo FC di babak penyisihan grup Piala Gubernur Kaltim. Sedangkan MU, mereka tumbang saat melawan Arema di laga uji coba.
5. Dewi keberuntungan mendekati MU di babak trofeo. Saat adu penalti, tiga dari empat tendangan lawan membentur tiang gawang. Sementara sisanya berhasil dibendung kiper MU, Hery Prasetya.
MU sendiri hanya gagal satu kali saat melakoni drama adu penalti. Saat melawan Persiba, Fabiano Beltrame tak bisa menceploskan bola ke dalam gawang.
(bep)