Presiden IRTA Keceplosan Ngomong Skandal di MotoGP
A
A
A
PARIS - Drama Valencia musim lalu telah jadi pusat perhatian penikmat MotoGP dan media di seluruh dunia. Menurut Presiden IRTA, Herve Poncharal peristiwa pada balapan seri terakhir itu tak terlepas dari skandal yang terjadi di Sepang antara Valentino Rossi dan Marc Marquez.
Ketegangan dua tim Pabrikan MotoGP yakni Yamaha dan Honda telah melibatkan banyak pihak, tak terkecuali para joki mereka Jorge Lorenzo, Marquez, dan Rossi. Akibatnya popularitas balap kuda besi pun terdongkrak lantaran peristiwa yang terjadi di dua seri terakhir.
Jelang Grand Prix Qatar pada Senin (21/3/2016) dini hari WIB, Poncharal mengaku sulit untuk bisa move on dari peristiwa tahun lalu yang banyak menyita perhatian penikmat MotoGP sampai kepala negara. Hanya ada satu yang bisa mengalihkan perhatian semua orang, yakni mengenai kontrak pembalap top yang akan berakhir pada musim ini.
"Mari kita jujur, perseteruan antar pembalap pada akhir tahun lalu di MotoGP secara tidak langsung telah membantu mempromosikan ajang balap kuda besi. Popularitas balap motor ini mulai naik lantaran media terus melaporkan dan menulis berita mengenai balapan maupun insiden yang terjadi di arena balap. Ini jelas bukan hal yang biasa terjadi di MotoGP," ungkap Poncharal seperti dikutip Speedweek, Selasa (15/3/2016).
Poncharal melanjutkan: "Saya menyadari bahwa balapan terakhir MotoGP 2015 benar-benar menarik. Sebab tiket Valencia sampai terjual habis dan banyak media baru berada di sana. Sekarang kita memerlukan inovasi dan perubahan jelang memasuki musim baru. Kita melihat Ducati sangat kuat dan Suzuki akan terus mengejar tim papan atas. Hal ini sangat menarik, tapi seperti yang pernah saya katakan bahwa 2016 adalah tahun terakhir pembalap top dunia. Oleh karena itu, akan ada banyak rumor yang berkembang, terutama tentang negosiasi. Artinya, semuanya akan menuju musim yang sarat akan emosi," tutup bos Yamaha Tech 3.
Ketegangan dua tim Pabrikan MotoGP yakni Yamaha dan Honda telah melibatkan banyak pihak, tak terkecuali para joki mereka Jorge Lorenzo, Marquez, dan Rossi. Akibatnya popularitas balap kuda besi pun terdongkrak lantaran peristiwa yang terjadi di dua seri terakhir.
Jelang Grand Prix Qatar pada Senin (21/3/2016) dini hari WIB, Poncharal mengaku sulit untuk bisa move on dari peristiwa tahun lalu yang banyak menyita perhatian penikmat MotoGP sampai kepala negara. Hanya ada satu yang bisa mengalihkan perhatian semua orang, yakni mengenai kontrak pembalap top yang akan berakhir pada musim ini.
"Mari kita jujur, perseteruan antar pembalap pada akhir tahun lalu di MotoGP secara tidak langsung telah membantu mempromosikan ajang balap kuda besi. Popularitas balap motor ini mulai naik lantaran media terus melaporkan dan menulis berita mengenai balapan maupun insiden yang terjadi di arena balap. Ini jelas bukan hal yang biasa terjadi di MotoGP," ungkap Poncharal seperti dikutip Speedweek, Selasa (15/3/2016).
Poncharal melanjutkan: "Saya menyadari bahwa balapan terakhir MotoGP 2015 benar-benar menarik. Sebab tiket Valencia sampai terjual habis dan banyak media baru berada di sana. Sekarang kita memerlukan inovasi dan perubahan jelang memasuki musim baru. Kita melihat Ducati sangat kuat dan Suzuki akan terus mengejar tim papan atas. Hal ini sangat menarik, tapi seperti yang pernah saya katakan bahwa 2016 adalah tahun terakhir pembalap top dunia. Oleh karena itu, akan ada banyak rumor yang berkembang, terutama tentang negosiasi. Artinya, semuanya akan menuju musim yang sarat akan emosi," tutup bos Yamaha Tech 3.
(aww)