Umuh Muchtar: Kalau Bukan Hajatan Polri, Persib Akan Mundur
A
A
A
JAKARTA - Persib Bandung merasa dicurangi wasit saat berhadapan dengan Arema Cronus di final Piala Bhayangkara 2016.
Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar kesal dengan kepemimpinan wasit di final Piala Bhayangkara. Menurutnya, keputusan wasit sangat berat sebelah. Sang pengadil dianggapnya terlalu memanjakan Arema dan merugikan kubu Maung Bandung.
Kekesalan Umuh, para pemain, pelatih serta suporter Persib makin menjadi saat Yanto Basna dikartu merah pada menit 71. Karena tidak merasakan keadilan, Umuh berniat menarik mundur pasukannya dari pertandingan. Namun keinginan itu ia batalkan sebab Umuh menaruh hormat pada Kapolri serta jajaran kepala pemerintah yang menyaksikan laga tersebut secara langsung di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, Minggu (3/4/2016).
"Kalau saya tidak menghormati Kapolri, bisa saja kami mundur. Saya sudah peringkatkan wasit saat istirahat untuk lebih adil dalam memimpin pertandingan. Tapi kenyataannya apa? sama saja. Bahkan, kami dirugikan terlebih saat Yanto Basna mendapat kartu merah," ucap Umuh.
"Ya tentu semua bisa menilai lah. Nanti bisa disaksikan dalam tayangan ulang. Pertandingan sebenarnya berjalan bagus, tapi wasit bekerja dengan buruk. Nanti kalau saya di PSSI, saya enggak pakai wasit seperti ini," tegasnya.
Dalam laga tersebut, gawang Persib dijebol dua kali. Pertama oleh Raphael Maitimo menit 60. Lalu gol kedua dibuat Sunarto menit 86.
Dengan hasil ini, Arema keluar sebagai juara Piala Bhayangkara. Mereka berhak membawa pulang trofi serta uang senilai Rp 2,5 miliar.
Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar kesal dengan kepemimpinan wasit di final Piala Bhayangkara. Menurutnya, keputusan wasit sangat berat sebelah. Sang pengadil dianggapnya terlalu memanjakan Arema dan merugikan kubu Maung Bandung.
Kekesalan Umuh, para pemain, pelatih serta suporter Persib makin menjadi saat Yanto Basna dikartu merah pada menit 71. Karena tidak merasakan keadilan, Umuh berniat menarik mundur pasukannya dari pertandingan. Namun keinginan itu ia batalkan sebab Umuh menaruh hormat pada Kapolri serta jajaran kepala pemerintah yang menyaksikan laga tersebut secara langsung di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, Minggu (3/4/2016).
"Kalau saya tidak menghormati Kapolri, bisa saja kami mundur. Saya sudah peringkatkan wasit saat istirahat untuk lebih adil dalam memimpin pertandingan. Tapi kenyataannya apa? sama saja. Bahkan, kami dirugikan terlebih saat Yanto Basna mendapat kartu merah," ucap Umuh.
"Ya tentu semua bisa menilai lah. Nanti bisa disaksikan dalam tayangan ulang. Pertandingan sebenarnya berjalan bagus, tapi wasit bekerja dengan buruk. Nanti kalau saya di PSSI, saya enggak pakai wasit seperti ini," tegasnya.
Dalam laga tersebut, gawang Persib dijebol dua kali. Pertama oleh Raphael Maitimo menit 60. Lalu gol kedua dibuat Sunarto menit 86.
Dengan hasil ini, Arema keluar sebagai juara Piala Bhayangkara. Mereka berhak membawa pulang trofi serta uang senilai Rp 2,5 miliar.
(sha)