Jumpa Real Madrid, Pellegrini Rencanakan Balas Dendam
A
A
A
MANCHESTER - Manuel Pelleggrini dianggap kurang beruntung karena Manchester City (Man City) berjumpa Real Madrid di semifinal Liga Champions. Tapi, sebenarnya, ini memberinya kesempatan untuk balas dendam.
Madrid bukan klub asing bagi Pellegrini. Pelatih asal Chile itu pernah bertugas di Santiago Bernabeu selama setahun (2009-2010). Dia dipecat karena menutup kompetisi tanpa gelar. Setelah itu, dia bergabung dengan Malaga.
“Saya tidak punya pilihan atau bisa membela diri saat itu. Jika saat itu saya bisa memenangi Liga Spanyol, saya pasti tidak akan dipecat. Ketika itu saya tidak bisa mendapatkan pemain yang saya inginkan,” kenang Pellegrini, dilansir goal.
Setelah bergabung dengan Malaga, Pellegrini sudah beberapa kali melawan Madrid. Sayangnya, dia nyaris tidak pernah bisa membalas sakit hatinya. Terbukti, rekor selama bentrok mantan timnya itu adalah 7 kalah, 2 imbang, dan 1 menang.
Sekarang Pellegrini bertemu lagi dengan Madrid, dipanggung yang lebih prestisius. Dia punya kans membalas dendam, sekaligus menciptakan sejarah. Jika bisa menyingkirkan Madrid, Man City akan melaju ke final Liga Champions untuk pertama kalinya.
Itu bakal menjadi kado perpisahan yang istimewa bagi Pellegrini, apalagi jika sampai keluar sebagai juara. Soalnya, setelah musim ini selesai, Pellegrini tidak akan lagi melatih Man City. Dia bakal digantikan Pep Guardiola.
Pellegrini punya peluang untuk menyakiti Madrid. Pasalnya, dia memiliki squad jauh lebih berkualitas ketimbang saat dulu membesut Malaga. Man City punya pemain sekelas Sergio Aguero, Samir Nasri, Kevin De Bruyne, Pablo Zabaleta dan Joe Hart.
Sukses menyingkirkan Paris Saint-Germain (PSG) saat perempat final, juga jadi bukti kalau Man City tidak bisa dianggap remeh.
Madrid bukan klub asing bagi Pellegrini. Pelatih asal Chile itu pernah bertugas di Santiago Bernabeu selama setahun (2009-2010). Dia dipecat karena menutup kompetisi tanpa gelar. Setelah itu, dia bergabung dengan Malaga.
“Saya tidak punya pilihan atau bisa membela diri saat itu. Jika saat itu saya bisa memenangi Liga Spanyol, saya pasti tidak akan dipecat. Ketika itu saya tidak bisa mendapatkan pemain yang saya inginkan,” kenang Pellegrini, dilansir goal.
Setelah bergabung dengan Malaga, Pellegrini sudah beberapa kali melawan Madrid. Sayangnya, dia nyaris tidak pernah bisa membalas sakit hatinya. Terbukti, rekor selama bentrok mantan timnya itu adalah 7 kalah, 2 imbang, dan 1 menang.
Sekarang Pellegrini bertemu lagi dengan Madrid, dipanggung yang lebih prestisius. Dia punya kans membalas dendam, sekaligus menciptakan sejarah. Jika bisa menyingkirkan Madrid, Man City akan melaju ke final Liga Champions untuk pertama kalinya.
Itu bakal menjadi kado perpisahan yang istimewa bagi Pellegrini, apalagi jika sampai keluar sebagai juara. Soalnya, setelah musim ini selesai, Pellegrini tidak akan lagi melatih Man City. Dia bakal digantikan Pep Guardiola.
Pellegrini punya peluang untuk menyakiti Madrid. Pasalnya, dia memiliki squad jauh lebih berkualitas ketimbang saat dulu membesut Malaga. Man City punya pemain sekelas Sergio Aguero, Samir Nasri, Kevin De Bruyne, Pablo Zabaleta dan Joe Hart.
Sukses menyingkirkan Paris Saint-Germain (PSG) saat perempat final, juga jadi bukti kalau Man City tidak bisa dianggap remeh.
(mir)