Luis Enrique Berharap Dapat Menghindari Kutukan
A
A
A
BARCELONA - Luis Enrique berharap terbebas dari hantu tidak diundang saat laga penutup antara Barcelona kontra Granada. Dia tidak mau kesialannya saat jadi pemain membuat armadanya gagal menjuarai Liga Spanyol.
Enrique sedikit lagi memenangi Liga Spanyol dua kali secara beruntun dalam statusnya sebagai pelatih. Dia hanya perlu membantu Barcelona mengalahkan Granada di Estadio Nuevo Los Carmenes, Sabtu (14/5/2016).
Bila skenarionya berjalan mulus, Enrique bisa merebut trofi Liga Spanyol yang kelima. Arsitek berumur 46 tahun itu pernah tiga kali merajai Negeri Matador ketika masih aktif merumput.
Tapi, ada satu hal yang bisa merusak rencana Enrique, yakni trauma yang terjadi 24 tahun lalu. Ketika itu Enrique mengawal lini tengah Madrid dan berpeluang menjuarai Liga Spanyol 1991/1992.
Lantaran Madrid unggul satu angka dari Barcelona, Enrique hanya perlu mengalahkan Tenerife pada partai penutup di Heliodoro Rodriguez López. Itu hampir terwujud karena Madrid sempat unggul 2-0. Tapi, tuan rumah berhasil memborong tiga gol dan menang 3-2. Dilain pihak, Barcelona mampu menjungkalkan Athletic Bilbao dan akhirnya jadi juara.
Enrique mengalami kesialan yang sama pada edisi 1992/1993. Dia punya peluang membantu Madrid merebut podium pertama. Dia tinggal menundukan lawan terakhir, dan lagi-lagi Tenerife. Namun, Madrid malah tumbang 0-2. Sementara El Azulgrana sukses memukul Real Sociedad dan berhasil mempertahankan gelar.
Kali ini, Enrique akan memastikan kutukan serupa tidak terjadi lagi. Nakhoda kelahiran Gijon, 8 Mei 1970 itu tidak mau gelar yang sudah ada di depan mata melayang karena Barcelona gagal mengalahkan Granada.
Enrique sedikit lagi memenangi Liga Spanyol dua kali secara beruntun dalam statusnya sebagai pelatih. Dia hanya perlu membantu Barcelona mengalahkan Granada di Estadio Nuevo Los Carmenes, Sabtu (14/5/2016).
Bila skenarionya berjalan mulus, Enrique bisa merebut trofi Liga Spanyol yang kelima. Arsitek berumur 46 tahun itu pernah tiga kali merajai Negeri Matador ketika masih aktif merumput.
Tapi, ada satu hal yang bisa merusak rencana Enrique, yakni trauma yang terjadi 24 tahun lalu. Ketika itu Enrique mengawal lini tengah Madrid dan berpeluang menjuarai Liga Spanyol 1991/1992.
Lantaran Madrid unggul satu angka dari Barcelona, Enrique hanya perlu mengalahkan Tenerife pada partai penutup di Heliodoro Rodriguez López. Itu hampir terwujud karena Madrid sempat unggul 2-0. Tapi, tuan rumah berhasil memborong tiga gol dan menang 3-2. Dilain pihak, Barcelona mampu menjungkalkan Athletic Bilbao dan akhirnya jadi juara.
Enrique mengalami kesialan yang sama pada edisi 1992/1993. Dia punya peluang membantu Madrid merebut podium pertama. Dia tinggal menundukan lawan terakhir, dan lagi-lagi Tenerife. Namun, Madrid malah tumbang 0-2. Sementara El Azulgrana sukses memukul Real Sociedad dan berhasil mempertahankan gelar.
Kali ini, Enrique akan memastikan kutukan serupa tidak terjadi lagi. Nakhoda kelahiran Gijon, 8 Mei 1970 itu tidak mau gelar yang sudah ada di depan mata melayang karena Barcelona gagal mengalahkan Granada.
(mir)