Semasa Kecil Muhammad Ali Sudah Jadi Bos
A
A
A
LOUISVILLE - Hampir semua warga di Louisville memiliki cerita pribadi tentang Muhammad Ali semasa hidupnya. Kenangan itulah yang masih tertanam di benak Violet dan Lawrence Montgomery.
Violet dan Montgomery merupakan sabahat Ali sewaktu masih kecil. Keduanya kompak menceritakan sewaktu dirinya berteman dengan legendaris tinju dunia kelas berat tersebut. Mereka pertama kali bertemu dengan Ali ketika ia masih berusia lima tahun.
Montgomery bahkan menyebut Ali sebagai bos pertamanya. Sebab dia dan saudaranya Rahman sering kali membelikan bologna sandwich. Sekarang kebaikan mantan petinju yang telah bertemu dengan sejumlah kepala negara tersebut hanya tinggal kenangan.
"Saya agak sedih karena saya kehilangan seorang teman yang sangat baik. Tapi di sisi lain, saya merasa kasihan dengan Ali yang telah didiagnosa penyakit Parkinson selama 32 tahun dan ia terus berjuang sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya," sedih Montgomery seperti dikutip BBC, Minggu (5/6/2016).
Berbeda dengan Montgomery, Violet justru menyimpan rapat kenangan bersama Ali melalui selembar foto. Menurutnya, mesikipun dia sudah menemukan popularitasnya sebagai petinju hebat. Namun ia sering berkunjung ke kampung halaman dan menyapa sahabat lamanya.
Bahkan Ali sempat menuliskan kata-kata bijak kepada Violet. "Nikmati hidup, karena kita tidak mengetahui apa rencana selanjutnya," singkat Violet, ketika membacakan pesan tersebut.
Sejak kabar meninggal Muhammad Ali beredar luas. Kota Louisville bak disulap seperti pasar, sebab banyak warga yang datang hanya untuk kenangan pahlawan kampung mereka. Sekelompok petugas pemadam kebakaran pun sampai menyempatkan diri untuk menaruh karangan bunga ke salah satu rumah yang diketahui merupakan situs rumah Muhammad Ali.
"Saya terus menahan air mata. Ini salah satu hari yang paling menyedihkan dalam hidup saya, karena saudara saya telah tiada. Saya merasa terhormat bahwa saudara saya punya banyak rasa hormat dan cinta di hati warga Louisville dan dunia. Tidak akan pernah ada Muhammad Ali lain yang lahir untuk kebesaran," tutup Rahman, yang menyaksikan langsung ketika penggemar berkumpul di tempat mereka dulu berkumpul bersama Muhammad Ali.
Violet dan Montgomery merupakan sabahat Ali sewaktu masih kecil. Keduanya kompak menceritakan sewaktu dirinya berteman dengan legendaris tinju dunia kelas berat tersebut. Mereka pertama kali bertemu dengan Ali ketika ia masih berusia lima tahun.
Montgomery bahkan menyebut Ali sebagai bos pertamanya. Sebab dia dan saudaranya Rahman sering kali membelikan bologna sandwich. Sekarang kebaikan mantan petinju yang telah bertemu dengan sejumlah kepala negara tersebut hanya tinggal kenangan.
"Saya agak sedih karena saya kehilangan seorang teman yang sangat baik. Tapi di sisi lain, saya merasa kasihan dengan Ali yang telah didiagnosa penyakit Parkinson selama 32 tahun dan ia terus berjuang sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya," sedih Montgomery seperti dikutip BBC, Minggu (5/6/2016).
Berbeda dengan Montgomery, Violet justru menyimpan rapat kenangan bersama Ali melalui selembar foto. Menurutnya, mesikipun dia sudah menemukan popularitasnya sebagai petinju hebat. Namun ia sering berkunjung ke kampung halaman dan menyapa sahabat lamanya.
Bahkan Ali sempat menuliskan kata-kata bijak kepada Violet. "Nikmati hidup, karena kita tidak mengetahui apa rencana selanjutnya," singkat Violet, ketika membacakan pesan tersebut.
Sejak kabar meninggal Muhammad Ali beredar luas. Kota Louisville bak disulap seperti pasar, sebab banyak warga yang datang hanya untuk kenangan pahlawan kampung mereka. Sekelompok petugas pemadam kebakaran pun sampai menyempatkan diri untuk menaruh karangan bunga ke salah satu rumah yang diketahui merupakan situs rumah Muhammad Ali.
"Saya terus menahan air mata. Ini salah satu hari yang paling menyedihkan dalam hidup saya, karena saudara saya telah tiada. Saya merasa terhormat bahwa saudara saya punya banyak rasa hormat dan cinta di hati warga Louisville dan dunia. Tidak akan pernah ada Muhammad Ali lain yang lahir untuk kebesaran," tutup Rahman, yang menyaksikan langsung ketika penggemar berkumpul di tempat mereka dulu berkumpul bersama Muhammad Ali.
(sha)