Preview Argentina vs Chile: Dihantui Kutukan 2004 dan 2007
A
A
A
NEW JERSEY - MetLife Stadium, New Jersey, akan menjadi ajang final Copa America yang ke-100 pada hari Minggu (26/6) malam waktu setempat atau Senin (27/7) pagi WIB. Dan ini merupakan final ulangan Copa America 2015.
Saat itu, La Roja (julukan Timnas Chile) dinobatkan menjadi juara usai adu penalti setelah bermain seri 0-0 dalam waktu 120 menit. Menariknya, ini adalah kedua kalinya dalam sejarah satu final terulang secara beruntun dan dengan kehadiran Argentina.
Karena pada tahun 2004 dan 2007, Argentina bermain di final melawan Brasil, namun kalah dalam dua edisi tersebut. Pada 2004 La Albiceleste (julukan Timnas Argentina) kalah 2-4 dalam adu penalti. Lalu pada 2007 dicukur 0-3.
Copa America Centenario adalah spesial dikarenakan banyak alasan. Yang pertama, dikarenakan 100 tahun perayannya dan kemudian untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, diadakan di Amerika Serikat.
Negara yang mendapatkan keistimewaan menikmati permainan luar biasa dari Leo Messi. Bintang asal Argentina ini, tanpa ragu merupakan bintangnya kompetisi seperti yang ditunjukannya dengan pencetakan lima gol, dua assits dan tiga MVP.
Dan King Leo benar-benar menyadari, ini waktu yang tepat baginya mengakhiri paceklik gelar internasional Tim Tango setelah terakhir kalinya merebut Copa America 1993. “Ini adalah final keempat yang bisa saya mainkan bersama Timnas Argentina dan saya berharap suatu hari nanti mengubah jalannya sejarah dan menjadi juara,” kata Messi sesumbar dalam jumpa pers jelang final seperti dilaporkan Ole.
“Saya tidak tahu apakah ini akan jadi kesempatan terakhir bagi saya meraih gelar bersama Argentina. Tapi Anda tak boleh melewatkannya dan sebisa mungkin mendapatkan piala,” imbuh Messi yang pada Jumat, 24 Juni 2016, merayakan hari ulang tahun ke-29.
Bagaimana tentang tantangan Chile? “Saya melihat sebuah tim yang terkonsolidasi dan serius serta sama sekali tidak memberi kesempatan kepada lawan. Mereka kompak dan bertahan dengan baik. Kami sendiri masih memiliki kelemahan sekitar 10-15 menit ketika menghadapi Venezuela yang bisa saja mengakibatkan kekalahan. Untuk final tahun lalu, kami harus melupakan apa yang telah terjadi dari apa yang tidak bisa kami menangkan. Dan kini adalah kesempatan baru. Kami mesti mencoba untuk jadi juara,” tandasnya.
Perjalanan Argentina dan Chile hingga mendapatkan tiket final
Kedua tim memulai perjalanan dengan berhadapan di fase grup. Duel pertama dimenangkan Argentina dengan skor tipis (2-1). Panama dan Bolivia adalan dua rival lainnya di babak pertama. Kombinasi dari armada polesan Tata Martino menang dengan skor 5-0 atas Panama dan 3-0 atas Bolivia, sedangkan tim asuhan Juan Antonio Pizzi menang dengan skor 4-2 dan 2-1.
Di perempat final, Argentina menumbangkan Venezuela (4-1) dan di semifinal mengalahkan Amerika Serikat (0-4) dalam satu eliminasi dimana Messi mencetak satu dari gol penentu dalam satu tendangan bebas yang sempurna yang menunjukan tingginya teknik, ketepatan dan juga potensinya. Chile di lain pihak, mencatakan gol bersejarah melawan Meksiko (7-0) di perempat final, sedangkan di semifinal mengalahkan Kolombia (2-0).
Kabar Tim
Ezequiel Lavezzi dipastikan absen di pihak Argentina karena melakoni operas siku. Kemungkinan Angel Di Maria dimainkan lagi mengisi posisi Lavezzi masih diragukan, walau dia sudah tidak bermain karena cedera sejak mengalahkan Panama di penyisihan terakhir grup.
Gelandang Augusto Fernandez juga belum dipastikan turun usai mendapat cedera di semifinal dan Lucas Biglia sudah disiapkan jadi penggantinya. Kalau Di Maria belum fit, maka Nicolas Gaitan bakal tampil lagi mengisi trio lini depan.
Sementara Chile juga menghadapi masalah serius di lini tengah, walau Arturo Vidal telah kembali pasca suspensi satu laga. Pablo Hernandez menderita cedera lutut saat menghabisi Kolombia di perempat-final. Marcelo Diaz, salah satu gelandang terbaik selama turnamen ini, juga diragukan main walau sudah absen di semifinal akibat cedera.
Prediksi Susunan Pemain
Argentina (4-3-3)
Romero (g); Mercado, Otamendi, Funes Mori, Rojo; Fernandez, Mascherano, Banega; Messi, Higuain, Gaitan
Chile (4-3-3)
Bravo (g); Isla, Medel, Jara, Beausejour; Aranguiz, Vidal, Hernandez; Fuenzalida, Vargas, Sanchez
Head to head dari total 87 bentrok sebelumnya di berbagai ajang
Argentina menang: 59
Chile menang: 7
Seri: 21
Tiga Pertemuan Terakhir
4 Juli 2015: Chile vs Argentina 0-0 pen. 4-1 (Copa America 2015)
24 Maret 2016: Chile vs Argentina 1-2 (Kualifikasi Piala Dunia)
6 Juni 2016: Argentina vs Chile 2-1 (Copa America 2016)
Saat itu, La Roja (julukan Timnas Chile) dinobatkan menjadi juara usai adu penalti setelah bermain seri 0-0 dalam waktu 120 menit. Menariknya, ini adalah kedua kalinya dalam sejarah satu final terulang secara beruntun dan dengan kehadiran Argentina.
Karena pada tahun 2004 dan 2007, Argentina bermain di final melawan Brasil, namun kalah dalam dua edisi tersebut. Pada 2004 La Albiceleste (julukan Timnas Argentina) kalah 2-4 dalam adu penalti. Lalu pada 2007 dicukur 0-3.
Copa America Centenario adalah spesial dikarenakan banyak alasan. Yang pertama, dikarenakan 100 tahun perayannya dan kemudian untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, diadakan di Amerika Serikat.
Negara yang mendapatkan keistimewaan menikmati permainan luar biasa dari Leo Messi. Bintang asal Argentina ini, tanpa ragu merupakan bintangnya kompetisi seperti yang ditunjukannya dengan pencetakan lima gol, dua assits dan tiga MVP.
Dan King Leo benar-benar menyadari, ini waktu yang tepat baginya mengakhiri paceklik gelar internasional Tim Tango setelah terakhir kalinya merebut Copa America 1993. “Ini adalah final keempat yang bisa saya mainkan bersama Timnas Argentina dan saya berharap suatu hari nanti mengubah jalannya sejarah dan menjadi juara,” kata Messi sesumbar dalam jumpa pers jelang final seperti dilaporkan Ole.
“Saya tidak tahu apakah ini akan jadi kesempatan terakhir bagi saya meraih gelar bersama Argentina. Tapi Anda tak boleh melewatkannya dan sebisa mungkin mendapatkan piala,” imbuh Messi yang pada Jumat, 24 Juni 2016, merayakan hari ulang tahun ke-29.
Bagaimana tentang tantangan Chile? “Saya melihat sebuah tim yang terkonsolidasi dan serius serta sama sekali tidak memberi kesempatan kepada lawan. Mereka kompak dan bertahan dengan baik. Kami sendiri masih memiliki kelemahan sekitar 10-15 menit ketika menghadapi Venezuela yang bisa saja mengakibatkan kekalahan. Untuk final tahun lalu, kami harus melupakan apa yang telah terjadi dari apa yang tidak bisa kami menangkan. Dan kini adalah kesempatan baru. Kami mesti mencoba untuk jadi juara,” tandasnya.
Perjalanan Argentina dan Chile hingga mendapatkan tiket final
Kedua tim memulai perjalanan dengan berhadapan di fase grup. Duel pertama dimenangkan Argentina dengan skor tipis (2-1). Panama dan Bolivia adalan dua rival lainnya di babak pertama. Kombinasi dari armada polesan Tata Martino menang dengan skor 5-0 atas Panama dan 3-0 atas Bolivia, sedangkan tim asuhan Juan Antonio Pizzi menang dengan skor 4-2 dan 2-1.
Di perempat final, Argentina menumbangkan Venezuela (4-1) dan di semifinal mengalahkan Amerika Serikat (0-4) dalam satu eliminasi dimana Messi mencetak satu dari gol penentu dalam satu tendangan bebas yang sempurna yang menunjukan tingginya teknik, ketepatan dan juga potensinya. Chile di lain pihak, mencatakan gol bersejarah melawan Meksiko (7-0) di perempat final, sedangkan di semifinal mengalahkan Kolombia (2-0).
Kabar Tim
Ezequiel Lavezzi dipastikan absen di pihak Argentina karena melakoni operas siku. Kemungkinan Angel Di Maria dimainkan lagi mengisi posisi Lavezzi masih diragukan, walau dia sudah tidak bermain karena cedera sejak mengalahkan Panama di penyisihan terakhir grup.
Gelandang Augusto Fernandez juga belum dipastikan turun usai mendapat cedera di semifinal dan Lucas Biglia sudah disiapkan jadi penggantinya. Kalau Di Maria belum fit, maka Nicolas Gaitan bakal tampil lagi mengisi trio lini depan.
Sementara Chile juga menghadapi masalah serius di lini tengah, walau Arturo Vidal telah kembali pasca suspensi satu laga. Pablo Hernandez menderita cedera lutut saat menghabisi Kolombia di perempat-final. Marcelo Diaz, salah satu gelandang terbaik selama turnamen ini, juga diragukan main walau sudah absen di semifinal akibat cedera.
Prediksi Susunan Pemain
Argentina (4-3-3)
Romero (g); Mercado, Otamendi, Funes Mori, Rojo; Fernandez, Mascherano, Banega; Messi, Higuain, Gaitan
Chile (4-3-3)
Bravo (g); Isla, Medel, Jara, Beausejour; Aranguiz, Vidal, Hernandez; Fuenzalida, Vargas, Sanchez
Head to head dari total 87 bentrok sebelumnya di berbagai ajang
Argentina menang: 59
Chile menang: 7
Seri: 21
Tiga Pertemuan Terakhir
4 Juli 2015: Chile vs Argentina 0-0 pen. 4-1 (Copa America 2015)
24 Maret 2016: Chile vs Argentina 1-2 (Kualifikasi Piala Dunia)
6 Juni 2016: Argentina vs Chile 2-1 (Copa America 2016)
(sbn)