Dani Pedrosa Merasa Dikhianati Cuaca
A
A
A
ASSEN - Pengalaman pahit saat mengikuti GP Belanda masih membekas di benak Dani Pedrosa. Pembalap Repsol Honda asal Spanyol itu mengklaim hasil akhir seharusnya berbeda dari kenyataan.
Pedrosa belum bisa menerima pencapaiannya di TT Circuit Assen. Sebab, apa yang dialaminya sejak datang di Negeri Kincir Angin hingga balapan selesai, tidak sesuai dengan harapan.
Sirkuit Assen seperti tidak menerima kedatangan Pedrosa. Padahal, pembalap berusia 30 tahun itu sempat punya catatan bagus. Dia pernah lima kali masuk podium selama mengarungi MotoGP. Tapi, kali ini malah berujung nestapa.
Pedrosa tidak bisa bersinar saat kualifikasi dan harus memulai balapan dari posisi 15. Beruntung, turunnya hujan sebelum lomba memberinya sedikit keuntungan. Sebab, itu membuat kondisi lintasan jadi menyulitkan bagi pembalap lain.
Sayang, senyum Pedrosa tidak berlangsung lama karena trek yang basah mulai mengering sebelum balapan selesai. Imbasnya, Pedrosa kesulitan mengendalikan tunggangannya yang membuatnya tercecer ke posisi 10.
Tapi, hujan turun lagi yang membuatnya kembali diuntungkan. Pedrosa memanfaatkan peluang itu dengan memacu motornya dan sempat naik ke urutan lima. Tapi, bendera merah berkibar. Balapan harus dihentikan karena hujan terlalu lebat. Imbasnya, Pedrosa batal masuk tiga besar lantaran finish di urutan 12.
“Saya bisa memacu kendaraan sementara yang lainnya kurang diuntungkan. Itu berakhir ketika Race Direction memutuskan menghentikan balapan. Saya merasa sial. Sebab, ternyata berpikir terlalu jauh ke depan atau memikirkan strategi lain ternyata tidak membantu,” gerutu Pedrosa, dilansir motogp.
Pedrosa mengaku merasa dikhianati oleh cuaca. Soalnya, dia sempat mendapat asa lagi setelah mengalami masalah di lap pertama. Rekan setim Marc marquez itu tahu apapun bisa terjadi kalau balapan di lintasan basah. Tapi, determinasinya hanya berbuah posisi 12. Hasil yang jauh dari harapan semula.
“Balapan seperti itu ibarat bermain lotere. Pada awalnya, strategi menggunakan ban lembut punya potensi bagus. Tapi, ketika lintasan mulai mengering, saya justru melambat. Ini balapan yang sulit. Kami akan mencoba menemukan solusi terbaik pada balapan berikutnya,” pungkas Pedrosa.
Pedrosa belum bisa menerima pencapaiannya di TT Circuit Assen. Sebab, apa yang dialaminya sejak datang di Negeri Kincir Angin hingga balapan selesai, tidak sesuai dengan harapan.
Sirkuit Assen seperti tidak menerima kedatangan Pedrosa. Padahal, pembalap berusia 30 tahun itu sempat punya catatan bagus. Dia pernah lima kali masuk podium selama mengarungi MotoGP. Tapi, kali ini malah berujung nestapa.
Pedrosa tidak bisa bersinar saat kualifikasi dan harus memulai balapan dari posisi 15. Beruntung, turunnya hujan sebelum lomba memberinya sedikit keuntungan. Sebab, itu membuat kondisi lintasan jadi menyulitkan bagi pembalap lain.
Sayang, senyum Pedrosa tidak berlangsung lama karena trek yang basah mulai mengering sebelum balapan selesai. Imbasnya, Pedrosa kesulitan mengendalikan tunggangannya yang membuatnya tercecer ke posisi 10.
Tapi, hujan turun lagi yang membuatnya kembali diuntungkan. Pedrosa memanfaatkan peluang itu dengan memacu motornya dan sempat naik ke urutan lima. Tapi, bendera merah berkibar. Balapan harus dihentikan karena hujan terlalu lebat. Imbasnya, Pedrosa batal masuk tiga besar lantaran finish di urutan 12.
“Saya bisa memacu kendaraan sementara yang lainnya kurang diuntungkan. Itu berakhir ketika Race Direction memutuskan menghentikan balapan. Saya merasa sial. Sebab, ternyata berpikir terlalu jauh ke depan atau memikirkan strategi lain ternyata tidak membantu,” gerutu Pedrosa, dilansir motogp.
Pedrosa mengaku merasa dikhianati oleh cuaca. Soalnya, dia sempat mendapat asa lagi setelah mengalami masalah di lap pertama. Rekan setim Marc marquez itu tahu apapun bisa terjadi kalau balapan di lintasan basah. Tapi, determinasinya hanya berbuah posisi 12. Hasil yang jauh dari harapan semula.
“Balapan seperti itu ibarat bermain lotere. Pada awalnya, strategi menggunakan ban lembut punya potensi bagus. Tapi, ketika lintasan mulai mengering, saya justru melambat. Ini balapan yang sulit. Kami akan mencoba menemukan solusi terbaik pada balapan berikutnya,” pungkas Pedrosa.
(mir)