Apa yang Membuat Honda Garang di Paruh Pertama MotoGP 2016?
A
A
A
MADRID - Enam bulan lalu, motor RC213V dikeluhkan tak bisa bersaing dengan Yamaha di lintasan balap MotoGP. Setelah melewati sembilan race, pembalapnya yakni Marc Marquez bisa memimpin perburuan gelar juara dunia MotoGP 2016. Apa rahasianya?
Honda tengah di atas angin setelah memimpin perburuan gelar juara berkat aksi menawan Marquez. Pembalap berusia 23 tahun itu cuma sekali absen naik podium dari sembilan race. Kini Marquez pun unggul poin yang cukup jauh dari dua rivalnya di Yamaha; 48 poin dengan Jorge Lorenzo serta 59 angka dari Valentino Rossi.
Terlepas dari aksi menawan Marquez, Honda sejatinya punya persiapan yang kurang sempurna. Tercatat sejak sesi pengujian di Malaysia, Februari lalu, motor Honda RC213V yang menggunakan mesin anyar sempat dikritik habis-habisan oleh Marquez dan Dani Pedrosa. (Baca Juga: Marc Marquez yang Semakin Pintar di Lintasan)
Ketika itu, Honda RC213V dikritik akibat bermasalah di bagian akselerasi, pengereman, serta adaptasi dengan perangkat ECU terbaru. Bahkan mesin anyarnya sempat disebut Pedrosa tak lebih baik ketimbang mesin tahun lalu. (Baca Juga: Dani Pedrosa Beberkan Kelemahan Motor RC213V Musim Ini)
Perlahan tapi pasti, Honda bisa dengan cepat menyelesaikan masalahnya. Meski gagal memenangkan seri pembuka di Qatar, Marquez bisa memberi kemenangan perdana untuk timnya di seri kedua Argentina. Tercatat, Marquez cuma gagal bersaing di Prancis setelah cuma bisa finis di peringkat ke-13. Setelahnya, ia tak pernah absen naik podium hingga seri balap di Jerman, 17 Juli lalu.
Tak cuma Marquez, Pedrosa pun bisa tampil konsisten meski jarang naik podium. Pembalap senior itu cuma dua kali berdiri di podium dan kini bercokol di peringkat empat klasemen pembalap. Lalu apa yang bisa membuat Marquez bisa klop dengan motornya meski sempat mengeluh di awal musim? Manajer Repsol Honda Livio Suppo mengungkap rahasianya.
"Tes di Sepang adalah waktu yang sulit, terutama disebabkan karena perangkat elektronik. Untuk Marquez, pengembangan perangkat elektronik yang kami buat jadi lompatan besar. Dia masih tidak senang 100 persen, tapi performanya jadi lebih konsisten," tutur Suppo kepada Crash.
"Sementara dengan Dani, kami bekerja sedikit lebih keras, terutama saat latihan. Biasanya dalam balapan dia sedikit lebih baik. Karakter motor tidak terlalu cocok dengan gaya balapnya,"
"Tapi jujur, bicara paket saat ini jauh lebih baik ketimbang yang orang pikir, jadi ya kami cukup senang. Tentu saja kami tahu masih ada yang perlu dibenahi, tapi musim ini banyak terjadi perubahan. Ban, elektronik, serta kami juga mengenalkan mesin baru yang beda dengan musim lalu, jelasnya.
Honda tengah di atas angin setelah memimpin perburuan gelar juara berkat aksi menawan Marquez. Pembalap berusia 23 tahun itu cuma sekali absen naik podium dari sembilan race. Kini Marquez pun unggul poin yang cukup jauh dari dua rivalnya di Yamaha; 48 poin dengan Jorge Lorenzo serta 59 angka dari Valentino Rossi.
Terlepas dari aksi menawan Marquez, Honda sejatinya punya persiapan yang kurang sempurna. Tercatat sejak sesi pengujian di Malaysia, Februari lalu, motor Honda RC213V yang menggunakan mesin anyar sempat dikritik habis-habisan oleh Marquez dan Dani Pedrosa. (Baca Juga: Marc Marquez yang Semakin Pintar di Lintasan)
Ketika itu, Honda RC213V dikritik akibat bermasalah di bagian akselerasi, pengereman, serta adaptasi dengan perangkat ECU terbaru. Bahkan mesin anyarnya sempat disebut Pedrosa tak lebih baik ketimbang mesin tahun lalu. (Baca Juga: Dani Pedrosa Beberkan Kelemahan Motor RC213V Musim Ini)
Perlahan tapi pasti, Honda bisa dengan cepat menyelesaikan masalahnya. Meski gagal memenangkan seri pembuka di Qatar, Marquez bisa memberi kemenangan perdana untuk timnya di seri kedua Argentina. Tercatat, Marquez cuma gagal bersaing di Prancis setelah cuma bisa finis di peringkat ke-13. Setelahnya, ia tak pernah absen naik podium hingga seri balap di Jerman, 17 Juli lalu.
Tak cuma Marquez, Pedrosa pun bisa tampil konsisten meski jarang naik podium. Pembalap senior itu cuma dua kali berdiri di podium dan kini bercokol di peringkat empat klasemen pembalap. Lalu apa yang bisa membuat Marquez bisa klop dengan motornya meski sempat mengeluh di awal musim? Manajer Repsol Honda Livio Suppo mengungkap rahasianya.
"Tes di Sepang adalah waktu yang sulit, terutama disebabkan karena perangkat elektronik. Untuk Marquez, pengembangan perangkat elektronik yang kami buat jadi lompatan besar. Dia masih tidak senang 100 persen, tapi performanya jadi lebih konsisten," tutur Suppo kepada Crash.
"Sementara dengan Dani, kami bekerja sedikit lebih keras, terutama saat latihan. Biasanya dalam balapan dia sedikit lebih baik. Karakter motor tidak terlalu cocok dengan gaya balapnya,"
"Tapi jujur, bicara paket saat ini jauh lebih baik ketimbang yang orang pikir, jadi ya kami cukup senang. Tentu saja kami tahu masih ada yang perlu dibenahi, tapi musim ini banyak terjadi perubahan. Ban, elektronik, serta kami juga mengenalkan mesin baru yang beda dengan musim lalu, jelasnya.
(bbk)