Ikuti KLB PSSI, Asprov PSSI DIY Usung Agenda Utama
A
A
A
YOGYAKARTA - Asosiasi Provinsi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (Asprov PSSI DIY) akan tetap mengikuti agenda utama Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Sesuai undangan, agenda utama semua voters diberikan hak untuk memilih ketua umum dan wakil serta anggota komite eksekutif.
Sekretaris Umum Asprov PSSI DIY, Dwi Irianto menyampaikan, pihaknya sejauh belum memikirkan akan mengikuti agenda lain yang diusung dalam KLB yang digelar di Jakarta mulai Rabu (3/8/2016).
"Tetap ikuti yang tercantum dalam agenda utama. Saya selaku Sekretaris (Asprov PSSI DIY) dan dokter Antok (Hadianto Ismangoen) sebagai Ketua Umum (Asprov PSSI DIY) sendiri yang berangkat. Ini sudah sampai, agenda akan dimulai besok (3/8) pagi," ujar Dwi Irianto, Selasa (2/8/2018).
Pria yang akrab disapa dengan Mbah Putih itu mengatakan, sudah menjadi keharusan bagi pihaknya untuk berangkat dan mengikuti agenda tersebut. Apalagi sebagai salah satu voters atau pemilik suara sah mewakili DIY.
"Yang dibahas dalam KLB itu sudah sesuai statuta. Untuk calon ketua yang diusulkan oleh kelompok 85 (K-85) itu tentu saja kami dukung karena kami bagian dari K-85. Tapi memang belum dibuka untuk usulan nama ini, baru akan dibahas besok (2/8)," jelasnya.
K-85 yang merupakan perkumpulan klub sepak bola di Indonesia yang menyuarakan adanya KLB sekaligus voters atau pemilik suara yang sah itu diketahui telah mengusung satu nama yakni Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi sebagai kandidat calon ketua umum PSSI. Meski demikian, menurutnya tidak menutup kemungkinan adanya kandidat lainnya. Mengingat dari K-85 sendiri, muncul beberapa seperti Jenderal (Purn) Moeldoko dan Joko Driyono.
"(Kemungkinan dimasukkannya agenda lain) untuk pemutihan pemain (terkena sanksi) itu bisa jadi, dari yang hitam jadi putih kita belum tahu. Lihat di kongres nanti," kata dia.
Hal senada juga dikatakan oleh Anggota Direksi PT Putra Sleman Sembada yang selaku pengelola PSS Sleman Supardjiono. Sebagai salah satu voters DIY, pihaknya melalui perwakilan Sekretaris PSS Sleman Puji Prasetyo akan tetap mengikuti agenda utama yang ada.
Bila dalam kongres nantinya ada pembahasan tentang pemutihan pemain yang terkena sanksi, bukan tidak mungkin pihaknya akan memasukkan materi tiga pemain PSS Sleman yakni Anang Hadi, Mudah Yulianto dan Eko Setiawan yang mendapatkan sanksi karena kasus sepakbola gajah ketika melawan PSIS Semarang pada babak delapan besar Divisi Utama tahun 2014 lalu.
Manajer PSS dr Arif Juliwibowo berharap, agenda pemutihan sanksi ini bisa tercantum di dalamnya. Dengan harapan tiga pemain ini nantinya bisa turut memperkuat skuat PSS dalam menghadapi putaran kedua Indonesian Soccer Championship (ISC) B yang saat ini tengah bergulir. Apalagi Super Elang Jawa, sebutan untuk PSS saat ini membutuhkan pemain tambahan. Dengan dibukanya penambahan pemain tahap dua hingga pertengahan Agustus 2016 itu pun takkan dilewatkan begitu saja.
"Nggak ada salahnya dicoba, melalui perwakilan kami (di KLB) coba masukkan itu (dalam agenda KLB). Kalau ternyata bisa diampuni jadi tidak perlu banyak nambah pemain. Saat ini kami masih sisakan satu slot kosong di kursi pemain," imbuh Arif.
Untuk diketahui, PSS yang berjuluk Laskar Super Elang Jawa ini berhak menjadi voters DIY setelah sebelumnya berhasil masuk dalam babak delapan besar kompetisi Divisi Utama musim 2014 lalu. Namun sayangnya, prestasi tim asuhan Seto Nurdiyantoro itu sempat meredup usai tersandung kasus sepakbola gajah kontra PSIS Semarang.
Di sisi lain, mengacu pada surat FIFA kepada PSSI pada 24 Juni 2016 lalu kemudian KLB digelar. Sejumlah agenda seperti penetapan Hinca Panjaitan sebagai Plt Ketua Umum PSSI hingga Kongres Pemilihan pada Oktober 2016 mendatang, penetapan pemilihan anggota Komite Eksekutif yang baru atau tiga posisi yang kosong yakni satu presiden dan dua anggota exco, penetapan tanggal pelaksanaan kongres tahunan pemilihan PSSI, pengesahan revisi Kode Pemilihan PSSI atau Electoral Code, serta pemilihan anggota Komite Pemilihan maupun anggota Komite Banding Pemilihan yang masing-masing diketuai Agum Gumelar dan Erick Thohir termasuk di dalamnya.
Sekretaris Umum Asprov PSSI DIY, Dwi Irianto menyampaikan, pihaknya sejauh belum memikirkan akan mengikuti agenda lain yang diusung dalam KLB yang digelar di Jakarta mulai Rabu (3/8/2016).
"Tetap ikuti yang tercantum dalam agenda utama. Saya selaku Sekretaris (Asprov PSSI DIY) dan dokter Antok (Hadianto Ismangoen) sebagai Ketua Umum (Asprov PSSI DIY) sendiri yang berangkat. Ini sudah sampai, agenda akan dimulai besok (3/8) pagi," ujar Dwi Irianto, Selasa (2/8/2018).
Pria yang akrab disapa dengan Mbah Putih itu mengatakan, sudah menjadi keharusan bagi pihaknya untuk berangkat dan mengikuti agenda tersebut. Apalagi sebagai salah satu voters atau pemilik suara sah mewakili DIY.
"Yang dibahas dalam KLB itu sudah sesuai statuta. Untuk calon ketua yang diusulkan oleh kelompok 85 (K-85) itu tentu saja kami dukung karena kami bagian dari K-85. Tapi memang belum dibuka untuk usulan nama ini, baru akan dibahas besok (2/8)," jelasnya.
K-85 yang merupakan perkumpulan klub sepak bola di Indonesia yang menyuarakan adanya KLB sekaligus voters atau pemilik suara yang sah itu diketahui telah mengusung satu nama yakni Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi sebagai kandidat calon ketua umum PSSI. Meski demikian, menurutnya tidak menutup kemungkinan adanya kandidat lainnya. Mengingat dari K-85 sendiri, muncul beberapa seperti Jenderal (Purn) Moeldoko dan Joko Driyono.
"(Kemungkinan dimasukkannya agenda lain) untuk pemutihan pemain (terkena sanksi) itu bisa jadi, dari yang hitam jadi putih kita belum tahu. Lihat di kongres nanti," kata dia.
Hal senada juga dikatakan oleh Anggota Direksi PT Putra Sleman Sembada yang selaku pengelola PSS Sleman Supardjiono. Sebagai salah satu voters DIY, pihaknya melalui perwakilan Sekretaris PSS Sleman Puji Prasetyo akan tetap mengikuti agenda utama yang ada.
Bila dalam kongres nantinya ada pembahasan tentang pemutihan pemain yang terkena sanksi, bukan tidak mungkin pihaknya akan memasukkan materi tiga pemain PSS Sleman yakni Anang Hadi, Mudah Yulianto dan Eko Setiawan yang mendapatkan sanksi karena kasus sepakbola gajah ketika melawan PSIS Semarang pada babak delapan besar Divisi Utama tahun 2014 lalu.
Manajer PSS dr Arif Juliwibowo berharap, agenda pemutihan sanksi ini bisa tercantum di dalamnya. Dengan harapan tiga pemain ini nantinya bisa turut memperkuat skuat PSS dalam menghadapi putaran kedua Indonesian Soccer Championship (ISC) B yang saat ini tengah bergulir. Apalagi Super Elang Jawa, sebutan untuk PSS saat ini membutuhkan pemain tambahan. Dengan dibukanya penambahan pemain tahap dua hingga pertengahan Agustus 2016 itu pun takkan dilewatkan begitu saja.
"Nggak ada salahnya dicoba, melalui perwakilan kami (di KLB) coba masukkan itu (dalam agenda KLB). Kalau ternyata bisa diampuni jadi tidak perlu banyak nambah pemain. Saat ini kami masih sisakan satu slot kosong di kursi pemain," imbuh Arif.
Untuk diketahui, PSS yang berjuluk Laskar Super Elang Jawa ini berhak menjadi voters DIY setelah sebelumnya berhasil masuk dalam babak delapan besar kompetisi Divisi Utama musim 2014 lalu. Namun sayangnya, prestasi tim asuhan Seto Nurdiyantoro itu sempat meredup usai tersandung kasus sepakbola gajah kontra PSIS Semarang.
Di sisi lain, mengacu pada surat FIFA kepada PSSI pada 24 Juni 2016 lalu kemudian KLB digelar. Sejumlah agenda seperti penetapan Hinca Panjaitan sebagai Plt Ketua Umum PSSI hingga Kongres Pemilihan pada Oktober 2016 mendatang, penetapan pemilihan anggota Komite Eksekutif yang baru atau tiga posisi yang kosong yakni satu presiden dan dua anggota exco, penetapan tanggal pelaksanaan kongres tahunan pemilihan PSSI, pengesahan revisi Kode Pemilihan PSSI atau Electoral Code, serta pemilihan anggota Komite Pemilihan maupun anggota Komite Banding Pemilihan yang masing-masing diketuai Agum Gumelar dan Erick Thohir termasuk di dalamnya.
(bbk)