HT Soroti Minimnya Sarana dan Prasarana Futsal di Daerah
A
A
A
JAKARTA - Federasi Futsal Indonesia (FFI) kembali menggelar rapat koordinasi dengan Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) untuk membahas mengenai perencanaan dan mengevaluasi kelanjutan olah raga futsal ke depannya. Rapat tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Umum FFI Hary Tanoesoedibjo, Waketum Syafril Nasution, Sekjen Edhi Prasetyo, dan sejumlah pejabat FFI.
Dalam pertemuan tersebut HT sapaan akrabnya menyoroti minimnya sarana dan prasana futsal di beberapa wilayah di Indonesia. Terutama yang diutarakan oleh AFP dari Papua Barat dimana ia bercerita bahwa program olahraga di wilayahnya masih sangat kurang. Pasalnya pemerintah setempat lebih fokus untuk membenahi masalah kemiskinan.
Hal inilah yang membuat HT tergerak menawarkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. "Tadi saya usulkan untuk mengembangkan fasilitas itu kita perlu gotong-royong. Jika pemerintah daerah itu kesulitan pada pendanaan, bisa jadi mereka menyiapkan lahan, kemudian nanti kita mencari investor. Jadi kita sama-sama berkorban dan berkontribusi. Supaya sarana dan prasarana untuk futsal ada di setiap daerah. Jadi perhatian dan kontribusi itu dapat dimaksimalkan," tuturnya seusai menggelar rapat koordinasi dengan 24 perwakilan AFP se-Indonesia di Gedung MNC Tower, Jakarta, Senin (29/8/2016).
Sekadar informasi, rapat koordinasi tersebut membahas berbagai hal terkait peningkatan prestasi futsal tanah air. Kompetisi nasional, kompetisi internasional, hingga persiapan menuju piala dunia menjadi bahasan utama. Selain itu juga dibahas soal teknis pelatihan agar pemain futsal bisa dalam puncak performa mengukir prestasi dunia.
Mengenai program kompetisi Liga Nusantara tahun depan, Edhi menjelaskan bahwa pemain yang tercatat sebagai pemain pro tidak diperkenankan mengikuti Liga Nusantara. "Untuk tahun depan pemain yg tercatat sebagai pemain pro tidak diperkenankan ikut liga nusantara. Kita amini dan tahun depan kita eksekusi masalah tersebut," tutup Sekjen FFI.
Dalam pertemuan tersebut HT sapaan akrabnya menyoroti minimnya sarana dan prasana futsal di beberapa wilayah di Indonesia. Terutama yang diutarakan oleh AFP dari Papua Barat dimana ia bercerita bahwa program olahraga di wilayahnya masih sangat kurang. Pasalnya pemerintah setempat lebih fokus untuk membenahi masalah kemiskinan.
Hal inilah yang membuat HT tergerak menawarkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. "Tadi saya usulkan untuk mengembangkan fasilitas itu kita perlu gotong-royong. Jika pemerintah daerah itu kesulitan pada pendanaan, bisa jadi mereka menyiapkan lahan, kemudian nanti kita mencari investor. Jadi kita sama-sama berkorban dan berkontribusi. Supaya sarana dan prasarana untuk futsal ada di setiap daerah. Jadi perhatian dan kontribusi itu dapat dimaksimalkan," tuturnya seusai menggelar rapat koordinasi dengan 24 perwakilan AFP se-Indonesia di Gedung MNC Tower, Jakarta, Senin (29/8/2016).
Sekadar informasi, rapat koordinasi tersebut membahas berbagai hal terkait peningkatan prestasi futsal tanah air. Kompetisi nasional, kompetisi internasional, hingga persiapan menuju piala dunia menjadi bahasan utama. Selain itu juga dibahas soal teknis pelatihan agar pemain futsal bisa dalam puncak performa mengukir prestasi dunia.
Mengenai program kompetisi Liga Nusantara tahun depan, Edhi menjelaskan bahwa pemain yang tercatat sebagai pemain pro tidak diperkenankan mengikuti Liga Nusantara. "Untuk tahun depan pemain yg tercatat sebagai pemain pro tidak diperkenankan ikut liga nusantara. Kita amini dan tahun depan kita eksekusi masalah tersebut," tutup Sekjen FFI.
(bbk)