Sambil Cari Investor Baru, Garuda Bandung Gelar Nusantara Tour
A
A
A
JAKARTA - Manajemen Garuda Bandung secara terbuka menyampaikan jika tim sedang mencari investor baru setelah Indra Priawan Djokosoetono berhenti mendanai klub terhitung pada Juli 2016. Kabar mengejutkan ini tentu semakin memperburuk kondisi pemain di tengah ketidakjelasan jadwal Indonesian Basketball League (IBL) musim 2016-2017.
Restaditya Harris selaku Direktur Keuangan dan Administrasi Garuda Bandung menjelaskan, pergantian tongkat estafet dari Endri Erawan ke Indra ternyata hanya berlangsung selama setahun. Dia menambahkan pengusaha muda yang konsen terhadap perkembangan olahraga basket di tanah air itu sudah tak sanggup lagi untuk menghidupkan klub yang memiliki segudang prestasi ini. Akibatnya manajemen, pelatih, serta pemain terpaksa bergotong-royong demi menyelamatkan Garuda Bandung.
"Terhitung pada bulan Juli (setelah Indra tak sanggup menyokong dana lagi), kami terpaksa hidup sendiri. Kami berusaha keras menyelamatkan tim untuk tetap eksis di bola basket tertinggi tanah air," ungkap Resta sapaan akrabnya saat bertemu media di Jakarta, Selasa (4/10/2016).
Mengenai apakah sejauh ini sudah ada investor yang tertarik untuk menyelamatkan Garuda Bandung, Resta berkata sebenarnya sudah ada beberapa calon investor yang menyatakan siap untuk membantu. Namun kesepakatan belum tercapai sampai ada kejelasan mengenai kompetisi bola basket tertinggi di tanah air musim depan. Inilah yang membuat Wendha Wijaya dkk seakan terjepit oleh ketidakpastian.
"Sebenarnya sudah banyak investor yang berniat. Tapi, statusnya melihat dan menunggu. Kami berharap untuk investor baru dapat mempertahankan nama Garuda Bandung. Tapi kami tidak menutup kemungkinan akan berubah," cetus Resta.
Disinggung soal berada dana yang dibutuhkan Garuda Bandung untuk kegiatan selama satu tahun, Resta enggan membeberkan secara rinci. Tapi, kata dia, rata-rata klub basket di Indonesia membutuhkan dana Rp2 miliar sampai Rp10 miliar setiap tahun.
Di tempat yang sama, pelatih Garuda Bandung Fictor Gideon Roring mengaku salut bagaimana manajemen serta pemain berusaha keras menyelamatkan tim ini untuk tetap eksis di cabang olahraga basket. Sepertinya para pemain memiliki visi dan misi yang kuat untuk tetap menjaga klub berada di kompetisi IBL musim depan.
Melalui berbagai konsep olahraga-hiburan (sportainment), pengembangan sekolah atau akademi bola basket, memberdayakan industri pemula (start-up) serta Usaha Kecil Menengah (UKM/Small Medium Enterprise-SME). Jajaran manajemen terus berupaya untuk mencari pemasukan.
"Saya salut dengan pemain, tiga sampai empat bulan mereka tetap komitmen untuk bersama-sama. Saya, manajemen serta pemain tetap berkeinginan untuk tetap eksis. Harapannya kita tetap eksis dan prestasi. Inilah situasi sebenarnya dan seharusnya itu tidak terjadi di olahraga basket Indonesia," tegas Ito panggilan akrabnya.
Nusantara Tour
Di tengah ketidakjelasan tersebut Garuda Bandung tetap menggelar sejumlah kegiatan bertajuk Nusantara Tour di tiga kota, yakni Bandung, Kalimantan, dan Samarinda. Rangkaian acara yang nantinya akan dilakukan pada agenda tur itu diantaranya ekshibisi, coaching clinic, meat and greet, dan gala dinner.
"Nusantara Tour akan dimulai pada 9-10 Oktober di Bandung. Setelah itu, Garuda Bandung akan berkunjung ke Balikpapan pada 21 Oktober, dan selang empat hari kemudian kami berkunjung ke Samarinda. Pada 31 kami pulang ke pulau Jawa," beber Resta.
Melalui program Nusantara Tour ini, Resta memperkirakan jika Garuda Bandung bisa bertahan setidaknya hingga pertengahan bulan depan. Dengan adanya kegiatan ini maka klub Jawa Barat ini sudah dipastikan tidak bakal tampil di Perbasi Cup.
"Ada luapan emosi dari pemain karena memang mereka pada intinya ingin bermain. Dan itu saya anggap situasi yang positif," tutup Ito.
Restaditya Harris selaku Direktur Keuangan dan Administrasi Garuda Bandung menjelaskan, pergantian tongkat estafet dari Endri Erawan ke Indra ternyata hanya berlangsung selama setahun. Dia menambahkan pengusaha muda yang konsen terhadap perkembangan olahraga basket di tanah air itu sudah tak sanggup lagi untuk menghidupkan klub yang memiliki segudang prestasi ini. Akibatnya manajemen, pelatih, serta pemain terpaksa bergotong-royong demi menyelamatkan Garuda Bandung.
"Terhitung pada bulan Juli (setelah Indra tak sanggup menyokong dana lagi), kami terpaksa hidup sendiri. Kami berusaha keras menyelamatkan tim untuk tetap eksis di bola basket tertinggi tanah air," ungkap Resta sapaan akrabnya saat bertemu media di Jakarta, Selasa (4/10/2016).
Mengenai apakah sejauh ini sudah ada investor yang tertarik untuk menyelamatkan Garuda Bandung, Resta berkata sebenarnya sudah ada beberapa calon investor yang menyatakan siap untuk membantu. Namun kesepakatan belum tercapai sampai ada kejelasan mengenai kompetisi bola basket tertinggi di tanah air musim depan. Inilah yang membuat Wendha Wijaya dkk seakan terjepit oleh ketidakpastian.
"Sebenarnya sudah banyak investor yang berniat. Tapi, statusnya melihat dan menunggu. Kami berharap untuk investor baru dapat mempertahankan nama Garuda Bandung. Tapi kami tidak menutup kemungkinan akan berubah," cetus Resta.
Disinggung soal berada dana yang dibutuhkan Garuda Bandung untuk kegiatan selama satu tahun, Resta enggan membeberkan secara rinci. Tapi, kata dia, rata-rata klub basket di Indonesia membutuhkan dana Rp2 miliar sampai Rp10 miliar setiap tahun.
Di tempat yang sama, pelatih Garuda Bandung Fictor Gideon Roring mengaku salut bagaimana manajemen serta pemain berusaha keras menyelamatkan tim ini untuk tetap eksis di cabang olahraga basket. Sepertinya para pemain memiliki visi dan misi yang kuat untuk tetap menjaga klub berada di kompetisi IBL musim depan.
Melalui berbagai konsep olahraga-hiburan (sportainment), pengembangan sekolah atau akademi bola basket, memberdayakan industri pemula (start-up) serta Usaha Kecil Menengah (UKM/Small Medium Enterprise-SME). Jajaran manajemen terus berupaya untuk mencari pemasukan.
"Saya salut dengan pemain, tiga sampai empat bulan mereka tetap komitmen untuk bersama-sama. Saya, manajemen serta pemain tetap berkeinginan untuk tetap eksis. Harapannya kita tetap eksis dan prestasi. Inilah situasi sebenarnya dan seharusnya itu tidak terjadi di olahraga basket Indonesia," tegas Ito panggilan akrabnya.
Nusantara Tour
Di tengah ketidakjelasan tersebut Garuda Bandung tetap menggelar sejumlah kegiatan bertajuk Nusantara Tour di tiga kota, yakni Bandung, Kalimantan, dan Samarinda. Rangkaian acara yang nantinya akan dilakukan pada agenda tur itu diantaranya ekshibisi, coaching clinic, meat and greet, dan gala dinner.
"Nusantara Tour akan dimulai pada 9-10 Oktober di Bandung. Setelah itu, Garuda Bandung akan berkunjung ke Balikpapan pada 21 Oktober, dan selang empat hari kemudian kami berkunjung ke Samarinda. Pada 31 kami pulang ke pulau Jawa," beber Resta.
Melalui program Nusantara Tour ini, Resta memperkirakan jika Garuda Bandung bisa bertahan setidaknya hingga pertengahan bulan depan. Dengan adanya kegiatan ini maka klub Jawa Barat ini sudah dipastikan tidak bakal tampil di Perbasi Cup.
"Ada luapan emosi dari pemain karena memang mereka pada intinya ingin bermain. Dan itu saya anggap situasi yang positif," tutup Ito.
(sbn)