Telinga Vinales Terpaksa Disumbat di Tiga Seri
A
A
A
TOKYO - Maverick Vinales adalah salah satu bintang baru dari kelas MotoGP. Itu bukan isapan jempol belaka mengingat pembalap asal Spanyol itu mampu mengakhiri puasa kemenangan tim Suzuki sejak tahun 2007 saat mengklaim podium pertama di Silverstone, Inggris, September lalu.
Keberhasilan Vinales memenangkan race ke-12 musim ini terbilang mengejutkan. Pasalnya, posisi pole menjadi milik Cal Crutchlow yang meraih catatan waktu terbaik di sesi kualifikasi.
Berkat kemenangannya itu pembalap berusia 21 tahun itu masuk dalam daftar terbaru pembalap termuda yang mampu memenangkan sebuah seri Kejuaraan Dunia Balap GP Motor di berbagai kategori/kelas. Melihat capaian tersebut apakah ia mampu bersaing dengan tiga pembalap beken seperti Valentino Rossi, Marc Marquez, dan Jorge Lorenzo?
Itu adalah pertanyaan yang tepat untuk diajukan mengingat Vinales bakal bermitra dengan Rossi di tim Yamaha pada musim depan. Penggemar pun semakin penasaran apakah dia mampu menjadi pendamping yang baik buat The Doctor atau malah sebaliknya.
Ketika disinggung apakah Vinales tak sabar untuk menggeber motor YZR M1 Yamaha, dia menjawab tentu. Menurutnya, ketika musim ini berakhir ada banyak pekerjaan yang bakal ia lalui. Mulai dari pengujian motor sampai mengenal karakter mesin kuda besi Yamaha.
"Saya sudah sejak lama merindukan ini. Ketika musim berakhir, kita tidak lagi berada di kehidupan normal," ujar Vinales seperti dikutip Speedweek, Minggu (9/10/2016).
Dalam kesempatan menjawab pertanyaan penggemar, Vinales seperti keceplosan tentang senjata utamanya selama mengaspal di musim ini. Dia berkata bahwa dirinya selalu menjaga kecepatan dengan sangat baik, dan biasanya dirinya selalu lebih cepat di sepertiga akhir balapan.
"Saya selalu menjaga kecepatan dengan baik, dan biasanya saya lebih cepat di sepertiga terakhir balapan," cetusnya.
Selain membicarakan mengenai persiapan balapan, Vinales juga bercerita bagaimana ia sulit tertidur saat akan melakoni balapan di tiga seri yakni Mugello, Barcelona, dan Sachsenring. Saking bisingnya, dia bahkan menyumbat telinganya dengan kapas agar bisa tertidur pulas.
"Biasanya saya menghabiskan waktu untuk beristirahat (tidur) sehari sebelum balapan, karena saya sedikit gugup. Tapi ketika berada di Mugello, Barcelona, dan Sachsenring Anda harus tidur dengan penyumbat telinga, karena suara dari para penggemar sangat mengganggu," tutup Vinales.
Keberhasilan Vinales memenangkan race ke-12 musim ini terbilang mengejutkan. Pasalnya, posisi pole menjadi milik Cal Crutchlow yang meraih catatan waktu terbaik di sesi kualifikasi.
Berkat kemenangannya itu pembalap berusia 21 tahun itu masuk dalam daftar terbaru pembalap termuda yang mampu memenangkan sebuah seri Kejuaraan Dunia Balap GP Motor di berbagai kategori/kelas. Melihat capaian tersebut apakah ia mampu bersaing dengan tiga pembalap beken seperti Valentino Rossi, Marc Marquez, dan Jorge Lorenzo?
Itu adalah pertanyaan yang tepat untuk diajukan mengingat Vinales bakal bermitra dengan Rossi di tim Yamaha pada musim depan. Penggemar pun semakin penasaran apakah dia mampu menjadi pendamping yang baik buat The Doctor atau malah sebaliknya.
Ketika disinggung apakah Vinales tak sabar untuk menggeber motor YZR M1 Yamaha, dia menjawab tentu. Menurutnya, ketika musim ini berakhir ada banyak pekerjaan yang bakal ia lalui. Mulai dari pengujian motor sampai mengenal karakter mesin kuda besi Yamaha.
"Saya sudah sejak lama merindukan ini. Ketika musim berakhir, kita tidak lagi berada di kehidupan normal," ujar Vinales seperti dikutip Speedweek, Minggu (9/10/2016).
Dalam kesempatan menjawab pertanyaan penggemar, Vinales seperti keceplosan tentang senjata utamanya selama mengaspal di musim ini. Dia berkata bahwa dirinya selalu menjaga kecepatan dengan sangat baik, dan biasanya dirinya selalu lebih cepat di sepertiga akhir balapan.
"Saya selalu menjaga kecepatan dengan baik, dan biasanya saya lebih cepat di sepertiga terakhir balapan," cetusnya.
Selain membicarakan mengenai persiapan balapan, Vinales juga bercerita bagaimana ia sulit tertidur saat akan melakoni balapan di tiga seri yakni Mugello, Barcelona, dan Sachsenring. Saking bisingnya, dia bahkan menyumbat telinganya dengan kapas agar bisa tertidur pulas.
"Biasanya saya menghabiskan waktu untuk beristirahat (tidur) sehari sebelum balapan, karena saya sedikit gugup. Tapi ketika berada di Mugello, Barcelona, dan Sachsenring Anda harus tidur dengan penyumbat telinga, karena suara dari para penggemar sangat mengganggu," tutup Vinales.
(sha)